| 241 Views

Sistem Kapitalis Gagal Menjaga Kesehatan Mental Rakyat

Oleh : Aktif Suhartini, S.Pd.I.
Anggota Komunitas Muslimah Menulis Depok

Ada apa dengan pendidikan yang ada di Indonesia? Mengapa kurikulum yang diterapkan menghasilkan generasi memilki karakter dan sikap yang tidak mencerminkan terdidik dengan melakukan hal-hal yang tidak bemanfaat? Seperti yang menjadi tren saat ini di kalangan remaja, ketika merayakan ulang tahun terasa tidak afdhol jika tidak diawali dengan kejutan. Taburan tepung, dilempari telur, serta diceburkan ke dalam kolam, walaupun akhirnya berujung kecelakaan bahkan hingga merenggang nyawa. Namun tetap saja dilakukan karena sudah menjadi tradisi yang biasa dilakukan. 

Tak hanya itu, ketika para remaja ini ditimpa masalah, penyelesaiannya malah dengan bunuh diri fenomena bunuh diri, miris tentunya. Fenomena tersebut terjadi di berbagai wilayah. Oleh karenanya, Polres Karimun bersama tokoh agama dan instansi terkait mengadakan koordinasi dalam rangka penanganan fenomena perilaku bunuh diri yang terjadi akhir-akhir ini di wilayah tersebut.

Menurut Kapolres Karimun, AKBP Fadli Agus, semua elemen penting untuk menyampaikan dan menyuarakan, serta mencegah orang untuk bunuh diri. Perlu didorong atau ditingkatkan inisiatif dari semua elemen dengan melakukan penyuluhan ataupun sosialisasi. Bahkan jika tindakan tersebut masih kurang, pemerintah juga mengajak peserta rapat untuk membentuk tim kecil. Sangat diharapkan masyarakat dapat berperan memberikan pesan dan ilmu agama yang dapat berpengaruh kepada keimanan, sehingga pencegahan bunuh diri dapat dilakukan dan meminimalisir, karena maraknya aksi bunuh diri dapat menurunkan marwah Kabupaten Karimun. Pertemuan tersebut dinilai sangat penting karena sebagaimana diketahui, beberapa hari yang lalu terjadi dua peristiwa bunuh diri dalam sehari. Kemudian di awal 2024, juga terjadi empat kasus bunuh diri dalam kurun waktu satu bulan (batamtoday.com, 5/7/2024).

Data Pusat Informasi Kriminal Indonesia (Pusiknas) Polri menyebut laporan kasus bunuh diri di Bali sepanjang 2023 angkanya mencapai 3,07. Suicide rate atau tingkat bunuh diri dihitung berdasarkan jumlah kasus bunuh diri dibandingkan dengan jumlah penduduk. Angka suicide rate atau tingkat bunuh diri di Bali menjadi yang paling tinggi di Indonesia. Angka tersebut jauh melampaui provinsi-provinsi lain di tanah air. Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menempati peringkat kedua, dengan angka suicide rate sebesar 1,58. Sementara di peringkat ketiga ditempati Provinsi Bengkulu dengan angka suicide rate sebesar 1,53. Disusul Aceh yang menempati posisi terakhir dari seluruh provinsi di Indonesia, angka suicide rate-nya hanya 0,02. Berdasarkan data Pusiknas Polri, pada 2023 ada 135 kasus bunuh diri di Bali yang dilaporkan. Bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang berkisar 4,3 juta jiwa, angka tersebut tergolong tinggi (CNN Indonesia, 2/7/2024).

Astaqfirullah, ada apa dengan negeri Berketuhanan yang Maha Esa, yang mayoritasnya beragama percaya adanya Tuhan? Bagaimana dengan hasil sistem pendidikan yang diselenggarakan untuk menciptakan generasi yang berakhlak mulia?

Tentunya, akar masalah yang melanda negeri ini akibat sistem sekuler kapitalis, yang gagal menciptakan generasi kuat dan sehat mental serta berkarakter. Serta gagal menjamin kesehatan mental rakyat. Pasalnya, sistem pendidikan yang asasnya hanya berdasarkan manfaat saja tidak akan pernah mampu untuk melahirkan generasi yang berkualitas kepribadiannya. Padahal esensi dari pendidikan adalah membentuk karakter penerus bangsa. Dan ini terbukti, bahwa sistem sekularisme kapitalis menciptakan generasi yang memahami bahwa uang adalah segalanya dalam hidup. Mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan kenikmatan sesaat. Kebebasan berperilaku ini sangat jauh dari kharakter generasi yang berkualitas.

Maraknya kasus bunuh diri juga menunjukkan lemahnya mental masyarakat. Secara fakta kehidupan sangat berat dalam sistem kapitalisme karena beragam persoalan, dalam berbagai bidang. Fenomena ini juga menunjukkan gagalnya sistem pendidikan dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Selain itu, juga menunjukkan gagalnya negara dalam mengurus rakyat dan menjaga kesehatan mental rakyat. Pasalnya tak cukup hanya dengan sosialisasi atau pengarahan saja, tapi harus ada sanksi yang tegas yang diterapkan bagi pelaku bunuh diri.[]


Share this article via

51 Shares

0 Comment