| 71 Views

Revolusi Gen Z: Agen Perubahan Hakiki dalam Perjuangan Menerapkan Islam Kaffah

Oleh : Rasmawati Asri, S.E 
Pengajar dan Pemerhati Remaja

Generasi Z atau dikenal dengan Gen Z, yang lahir antara tahun 1997-2012. Menjadi sorotan sebab mereka lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Mengutip dari BTPN, berbagai penelitian dan survei mengungkapkan bahwa Gen Z menghadapi tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya (Media Indonesia, 10/10/2024).

Kelemahan mental akibat perlindungan menjaga mental helth. Sikap naif yang terbentuk dari paparan media social. Gen Z menelan mentah-mentah apa yang dikonsumsi di media sosial. Memiliki mentalitas instan, apa yang terjadi tidak butuh perjuangan dan bisa langsung didapatkan. (Viva.co.id, 12/01/2025).

Gen Z atau Generasi Z tengah menghadapi krisis paruh baya (midlife crisis) lebih awal dari seharusnya. Studi mengungkapkan bahwa sebanyak 38% dari mereka mengalami krisis paruh baya akibat tekanan finansial yang luar biasa. Generasi hari ini dirundung dengan kecemasan, kelelahan, dan ketidakpuasan hidup (Okezone, 18/01/2025).

Bukan tanpa sebab kenapa Gen Z mudah terkena gangguan mental, melainkan ada penyebabnya. Pertama, teknologi dan media sosial begitu mudah diakses. Informasi begitu banyak didapat oleh Gen Z, sehingga memudahkan ia untuk mendapatkan sesuatu tanpa harus usaha yang lebih.

Kedua, tekanan karier dan akademis. Dengan persaingan semakin ketat membuat Gen Z semakin besar tekanannnya. Ditambah biaya pendidikan yang semakin mahal. Sehingga mudah buat Gen Z depresi ketika tidak mencapat tujuan itu.

Ketiga, kurang dukungan kesehatan mental. Sangat rentan Gen Z hari ini, ditambah dukungan tidak memadai. Seolah mereka orang-orang yang kuat dan tak perlu bantuan. Padahal didalamnya sangat rapuuh dan butuhn dukungan sekitar.

Keempat, kondisi ekonomi dan politik yang tidak stabil. Lingkungan yang tidak sehat membuat Gen Z semakin tidak sehat. Ekonomi yang sulit, susah untuk memenuhi kebutuhan hidup semakin susah dalam memenuhi kebutuhan hidup. Ditambah lapangan pekerjaan yang tidak memadai sehingga banyak timbulnya pengangguran. 

Tentu ini semua disebabkan oleh sistem Kapitalisme yaitu yang memisahkan agama dari kehidupan. Sehingga hidup mau diatur oleh kemauannya sendiri tanpa agama yang mengatur. Sehingga hanya nafsu yang menjadi standarnya, di sinilah kerusakan itu semakin terjadi.

Melihat kondisi pemuda saat ini yang memprihatinkan, umat Islam harus segera bertindak untuk menyelamatkan mereka dari terus menjadi korban sistem kapitalisme. Para aktivis dakwah Islam perlu berusaha mengembalikan akal dan kesadaran mereka sebagai hamba Allah. Umat Islam harus bersatu membangun visi politik bersama dengan pemuda untuk mewujudkan generasi khayru ummah. Umat juga harus bisa menunjukkan bahwa Islam adalah tawaran dan solusi yang membawa manfaat, bukan beban. Dengan demikian, pemuda dapat berubah menjadi lebih baik, lebih kritis, dan tidak mudah terpengaruh oleh arus penjajahan ideologi kapitalisme.

Rasulullah saw. telah membuktikan keberhasilan metode dakwah yang istikamah dan konsisten dalam membina pemuda di tengah arus jahiliah kemusyrikan. Insyaallah, pada waktunya nanti, Allah akan memberikan pertolongan-Nya kepada kita, sebagaimana dahulu sejumlah pemuda terbaik dipilih untuk berdakwah bersama Rasulullah saw., hingga berhasil mencapai kemenangan dengan berdirinya Negara Madinah. Allahu Akbar.


Share this article via

50 Shares

0 Comment