| 131 Views
Ramadhan Telah Tiba, Palestina Masih Terus Berduka

Oleh : Zahrah
Aktivis Dakwah Kampus
Kaum muslimin seluruh dunia hari ini tengah melakukan ibadah puasa Ramadhan penuh dengan suka cita. Hal yang sama juga dirasakan oleh muslim Palestina. Mereka menyambut Ramadhan dengan penuh kebahagiaan. Namun, kondisi berbeda harus dirasakan muslim Palestina. Mereka menjalankan puasa ramadhan ditengah agresi militer zionis Israel yang telah terjadi hampir lima bulan dan terus memakan korban, mulai dari anak-anak, perempuan dan juga para warga sipil lainnya.
Dilansir dari Databoks, (22/02/2024) berdasarkan data dari United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober 2023—21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel mencapai 29.313 jiwa, dan korban luka 69.333 orang.
ACHA melaporkan Israel hingga saat ini terus melakukan pengeboman di jalur Gaza mulai dari udara, darat dan juga laut. Hal ini mengakibatkan semakin banyaknya jumlah korban berjatuhan dan hampir seluruh infrastruktur di Gaza luluh lantah, bahkan Rumah Sakit dan Masjid tak luput dari hantaman bom Israel.
Miris, untuk kesekian kalinya Muslim Palestina harus menjalani Ramadhan di tenda pengungsian dengan sahur dan berbuka tanpa makanan dan minuman yang cukup. Bahkan para petugas medis yang bekerja siang dan malam merasakan hal yang sama. Berbuka dan sahur tanpa makanan, artinya mereka berpuasa seharian.
Sebelum Ramadhan, untuk menghilangkan rasa lapar yang teramat sangat mereka terpaksa makan rumput, makan makanan yang seharusnya untuk pakan ternak dan minum minuman yang kotor, yang sangat tidak layak untuk dikonsumsi. Bahkan tak jarang mereka menahan lapar dengan mengikatkan batu di perut mereka. Mereka berpuasa sudah lebih dulu sebelum datangnya bulan Ramadhan.
Tapi yang paling menyedihkan adalah kaum Muslimin dengan jumlah yang sangat banyak justru tak mampu untuk menyelamatkan saudara-saudara mereka di Palestina bahkan anehnya justru negeri-negeri muslim melakukan kerja sama dengan zionis Israel. Bergandengan tangan dan bersikap ramah terhadap negeri Barat yang juga mendukung agresi zionis Yahudi terhadap Palestina.
Bom di Palestina terus menggema, tapi dunia diam membisu. Seakan tangisan dan teriakan minta tolong yang disiarkan berbagai media tak membuat mereka tersentuh dan segera mengutus tentara-tentara mereka untuk mengusir Zionis dari tanah Palestina. Justru Mesir semakin mempertinggi tembok di Rafah ketika zionis membombardir daerah Rafah.
PBB yang katanya Polisi dunia justru mereka lah yang mendukung zionis Israel. Mengirimkan bantuan dan persenjataan kepada Zionis. Pemimpin dunia islam juga sama. Mereka hanya mampu mengecam, dan mengutuk tanpa mampu untuk menghentikan kebiadapan Israel terhadap Palestina. Mereka sekedar melakukan diplomasi dan diskusi tanpa mau mengirimkan tentara-tentara mereka untuk mengusir Israel dari bumi Palestina.
Terhadap Zionis Israel memang tidak bisa menggunakan bahasa diplomasi tapi harus denga bahasa jihad. Buktinya mereka selalu mengingkari perjanjian dan berkhianat. Karena itulah watak Yahudi seperi itu dijuluki si kera.
Untuk itu, jika ingin menghentikan serangan zionis Israel terhadap Palestina, mengusir mereka dari tanah yang diberkahi perlu lagkah tegas dan konkret yaitu dengan perang dan jihad. Masalahnya adalah perang dan jihad mustahil dilakukan oleh negeri-negeri muslim hari ini. Buktinya sampai hari ini hal itu tidak pernah dilakukan. Sudah puluhan tahun Palestina berada dalam penderitaan dan tidak ada satupun negeri muslim yang mengirimkan tentara-tentaranya.
Perlu institusi yang kuat dan bebas intervensi dari negara lain dan menyerukan jihad fii Sabilillah. Institusi itu adalah Khilafah. Khilafah akan menyatukan seluruh kaum muslimin dan menghilangkan sekat-sekat nasionalisme yang telah dibentuk oleh Barat terhadap negeri-negeri muslim. Khilafah akan mengirimkan tentara-tentaranya untuk membebaskan Palestina sebagaimana sejarah telah membuktikannya. Bagaimana khilafah telah berhasil membebaskan Palestina dan menciptakan perdamaian tiga agama di bumi Palestina yakni Islam, Nasrani dan Yahudi selama 400 tahun lamanya. Sejak masa Umar bin Khattab hingga sultan Abdul Hamid II Palestina damai tanpa ancaman, bulan Ramadhan dijalani dengan penuh rasa syukur dan bahagia.
Hanya jihad dan khilafah solusi hakiki untuk Palestina dan negeri muslim yang sampai hari ini masih terjajah baik secara fisik maupun pemikiran.
Selama 13 abad lamanya khilafah telah berhasil menciptakan perdamaian keamananan kedamaian di seluruh wilayah kekuasaannya yang meliputi dua per tiga belahan dunia. Hanya khilafah yang mampu menciptakan ramadhan penuh dengan keberkahan dan kebahagiaan di seluruh dunia termasuk di bumi Palestina.
Duka Palestina adalah duka kita semua. Sebab, muslim bersaudara, jika salah satunya merasakan sakit maka yang lainnya juga akan merasakan sakit. Maka momentum Ramadhan perlu dijadikan muhasabah untuk seluruh kaum muslimin. Sudah saatnya kaum muslimin bersatu dalam satu kepemimpinan. Sudah saatnya islam memimpin dunia. Semoga Ramadhan tahun menjadi ramadhan terakhir tanpa khilafah. Dan semoga Ramadhan ini menjadi Ramadhan terakhir Palestina terjajah dan kembali bebas dan hidup dalam kedamaian. Aamiin ya Allah. Wallahu a'lam bi showwab