| 44 Views

Potret Kelam Pendidikan Sekuler

Oleh : Meilani Afifah 

Potret Kelam kembali meliputi dunia pendidikan di Indonesia. Aulia Risma Lestari, mahasiswi PPDS Anestesi Undip ditemukan tewas bunuh diri (bundir) di kamar kostnya pada senin 12 Agustus 2024. Aulia seorang dokter muda di RSUD Kardinah Tegal bunuh diri dengan cara menyuntikkan obat bius jenis Roculax. Didapati buku diary menjadi saksi penderitaannya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Aulia nekat bunuh diri diduga karena sudah tak kuat atas bullying yang dialaminya. (Jawapos.com, Sabtu, 17/8/2024).

Kasus kematian Aulia menambah daftar panjang kasus serupa di beberapa kampus di Semarang dan kampus lainnya di Indonesia.

Di Semarang misalnya sudah ada 7 kasus bundir yang terjadi, salah satunya menimpa seorang mahasiswa Udinus inisial EN, asal Kalimantan tewas di kamar kostnya pada Rabu, 11 Oktober 2023. Mahasiswa semester II ini diduga bundir akibat terjerat pinjol. (radarsemarang.id, Kamis, 15/8/2024).

Kasus serupa juga terjadi di Bogor, bahkan sejak 2015 sudah ada lima mahasiswa IPB University yang tewas gantung diri. (Rejabar.republika.co.id, Jumat, 9/8/2024).

Sungguh fakta yang menyesakkan dada, Perguruan Tinggi seharusnya mencetak generasi kuat nan tangguh dalam menghadapi berbagai persoalan hidup dengan bekal ilmunya justru bermental rapuh dan bahkan berada dalam tekanan hidup. 

Rapuhnya pendidikan saat ini disebabkan oleh hasil dari pendidikan sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan, menjadikan materi sebagai tujuan hidup ini telah membunuh potensi besar mahasiswa sebagai makhluk intelektual. Agama sebagai pondasi berpikir justru dihilangkan dan ditebas dan dianggap sebagai ranah pribadi, bahkan ditakut-takuti bagi yang mengikuti kajian Islam kaffah karena dianggap radikal dan ekstrimis. Sedangkan dalam perkuliahan mereka dijenuhkan dengan orientasi materi yang tidak bertepi menjadikan kejiwaan mahasiswa semakin rapuh.

Pendidikan sekularisme membuat mahasiswa semakin jauh dari agamanya, mereka tidak mampu berpikir benar menentukan tujuan hidup dan capaian tertinggi sebagai seorang manusia, kehilangan arah dan lelah dalam menjalani sistem kehidupan yang serba kapitalistik dan hedonistik hari ini.

Diperparah dengan semakin penat dan suramnya kehidupan hari ini dilihat dari segala sisi, baik ekonomi, pergaulan, keluarga dan lainnya. Dengan tekanan hidup yang ada tak pelak mahasiswapun berpikir instan dengan melakukan bundir.

Dalam Islam, Allah menetapkan bahwa orang berilmu adalah orang yang bertakwa. Pendidikan dalam Islam harus mampu mencetak generasi memiliki kepribadian Islam yakni memiliki pola sikap dan pola pikir Islam.

Syaikh Taqiyuddin an Nabhani dalam kitabnya Muqaddimah Dustur pasal 167 mengatakan :"Tujuan pendidikan adalah membentuk kepribadian Islam dan membekalinya dengan ilmu dan pengetahuan yang berhubungan dengan masalah kehidupan. Metode pendidikan dirancang untuk merealisasikan tujuan tersebut. Setiap metode yang berorientasi bukan kepada tujuan tersebut dilarang".

Tujuan pendidikan Islam membuat motivasi dalam mencari ilmu agar menjadi orang yang mulia yakni manusia yang bertakwa, berkepribadian Islam dan berguna untuk urusan kemuliaan Islam dan umat manusia.

Tujuan manusia diciptakan oleh Allah hanya untuk beribadah, pemahaman agama senantiasa dikaitkan dalam seluruh aspek kehidupan sehingga generasi disibukkan dengan aktivitas fastabiqul Khairat dan amal sholeh. 

Pendidikan dan mahasiswa bermutu tinggi, unggul dan berkualitas hanya mampu diterapkan dalam kehidupan Islam dalam naungan khilafah.

Wallahu a'lam bi ashhowab


Share this article via

32 Shares

0 Comment