| 506 Views

Persiapkan juga Mudik Ke Kampung Akherat

Penulis : Yani Suryani 

Pegiat Literasi

Suasana perayaan Idul Fitri 1445 H masih terasa. Suasana mudik dan bailk pun masih  menjadi topik utama di berbagai berita di media. Hampir semua media terutama di televisi memberikan informasi terkait mudik dan balik. Begitu spesialnya momen ini untuk mayoritas penduduk di Indonesia yang merayakan idul fitri melakukan mudik ke kampung halaman. 

Jika melihat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mudik diartikan yang pertama kembalik ke udik atau hulu Sungai, selanjutnya diartikan pula merujuk ke “Pulang kampung” merupakan kata kerja cakepan atau bukan Bahasa baku. 

Sudah menjadi kebiasaan yang lumrah bahwa untuk mudik memerlukan pengorbanan yang luar biasa. Materi sudah jelas terlihat. Karena biasanya pada saat musim  mudik  harga tiket baik darat, laut dan udara biasanya mengalami kenaikan. Perjalanan yang ditempuh biasanya itu memakan waktu yang lebih Panjang disbanding hari-hari biasa. Karena banyaknya volume kendaraan yang mengakibatkan kemacetan, sehingga rata-rata waktu perjalanan akan bertambah. Jika kita hitung, maka operasional kendaraan pun ikut mengalami peningkatan. Perjalanan yang di tempuh biasanya 5 jam pada musim mudik lebaran bisa sampai 7 sampai 10 jam. 

Tujuan mudik sangat bermacam-macam.  Setidaknya dari banyaknya tujuan salah satu tujuan yang sangat mulia  adalah dalam rangka menyambung silaturahmi. Islam menganjurkan untuk umatnya melakukan silaturahmi. Karena dalam silaturahmi itu ada nilai positif yang akan didapat, sebagaimana sabda Rosul  dalam Hadist Riwayat Bukhori yang artinya “ Barangsiapa yang suka diluaskan rezekinya dan dipanjangkan (sisa) umurnya, maka sambunglah (tali) kerabatnya.”

Dalam hadist lain terkait ancaman  bagi pemutus silaturahmi Rosul bersabda, “Tidak ada dosa yang lebih pantas disegerakan balasannya bagi para pelakunya di dunia- bersama dosa yang disimpan untuknya di akherat – daripada perbuatan zalim dan memutus silaturahmi.” (HR Bukhari dan Muslim) 
 
Artinya demi sebuah silaturahmi (baca :mudik) begitu banyak pengorbanan yang harus dikeluarkan, namun semua orang begitu antusias dan bersemangat untuk melakukannya. Dan akhirnya ada satu pertanyaan yang terlintas, Bagaimana dengan persiapan mudik kita ke kampung akherat? Sudah berapa pengorbanan yang kita persiapkan untuk mudik ke akherat tersebut? Apakah kita menjadi hamba yang termasuk telah mempersiapkan diri?

Inilah sebuah fase yang seharusnya menjadi perhatian kita semua. Allah menjelaskan bahwa semua jiwa yang bernyawa akan melewati pintu, dan pintu itu adalah pintu ajal. Dalam surat Al ankabut ayat 57 ayat Allah berfirman “Setiap yang berjiwa pasti alami kematian”. Artinya manusia sebagai salah satu mahkluk yang bernyawa akan menghadapi kematian.  

Bukankah  kelak akan ada pertanggungjawaban atas apa yang kita lakukan di dunia, untuk itu bekal yang harus kita persiapkan dari sekarang. Kematian adalah keniscayaan, marilah kita persiapkan bekal kita untuk mudik ke akherat, jangan sampai kita akan menyesal. Wallahua’lam


Share this article via

81 Shares

0 Comment