| 118 Views

Pembantaian Muslimin Terus Terjadi, Mengapa Dunia Hanya DIAM SAJA?

Oleh: Cita Rida 

Aktivis Dakwah

Agresi pasukan Israel ke Jalur Gaza, Palestina, telah berlangsung selama hampir lima bulan dan terus memakan korban. Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober 2023—21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel mencapai 29.313 jiwa, dan korban luka 69.333 orang. OCHA melaporkan Israel terus melakukan pengeboman di Jalur Gaza baik lewat udara, darat, dan laut, mengakibatkan semakin banyak korban sipil, pengungsian, dan kehancuran infrastruktur.

Pertempuran darat antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Hamas Palestina juga masih berlangsung, khususnya di selatan Kota Gaza dan Al Mawasi di barat laut Khan Younis, di mana puluhan ribu pengungsi berada. Di tengah kecamuk konflik ini, Dewan Keamanan PBB masih berupaya membuat resolusi untuk mendesak gencatan senjata. (databoks.katadata.co.id, 22/02/2023)

Setelah sedemikian mengerikan kekejaman yang ditampakkan oleh “Negara Yahudi” tersebut, nyatanya tidak ada penguasa muslim yang melakukan aksi nyata. Lebih mirisnya lagi, negara tetangga yang berbatasan langsung dengan Palestina, diam seperti tidak melihat dan mendengar apa-apa. Bahkan negara Mesir dilaporkan sedang membangun tembok perbatasan di dekat Jalur Gaza untuk mencegah pengungsi dari Gaza masuk menuju Mesir. Begitu juga dengan negara-negara Arab dan negara muslim lainnya. Sebagian hanya mengecam sembari terus menjalin kerjasama dengan negara-negara penjajah pendukung “Negara Yahudi” tersebut.

 

FAKTOR PENYEBAB

Lalu pertanyaannya, mengapa setelah demikian terang kebiadaban, kekejaman, dan ketidakmanusiawian yang dilakukan oleh penjajah zionis tersebut, penguasa di negeri-negeri muslim hanya diam, bergeming tidak melakukan apa-apa?

Sebenarnya ada banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Pertama, karena Zionis didukung oleh negara-negara besar seperti Amerika, Inggris, dan negara Eropa lainnya. Tidak sedikit negara barat bahkan beberapa negara timur yang masih berdiri bersama Zionis. Mereka mendadak lupa bahwa yang memulai konflik Israel-Palestina ini adalah institusi Zionis ketika pada 1948 Inggris mengeluarkan Deklarasi Balfour yang membuat kaum Yahudi bermigrasi secara besar-besaran ke kawasan Palestina dan menjarah tanah serta mendirikan negara ilegal di sana. Tentu saja dibidani oleh Inggris, lalu dirawat oleh Amerika.

Kedua, seluruh kaum muslim di seluruh dunia dibutakan oleh paham nasionalisme dan nation-state (negara bangsa). Pasca Perang Dunia II, semua negara di dunia dikerat-kerat berbentuk negara bangsa. Termasuk negeri-negeri muslim yang awalnya bersatu dalam sebuah negara bernama Khilafah. Setelah Khilafah diruntuhkan oleh antek barat pada 1924, semua negeri muslim yang awalnya berada dalam naungan satu negara yaitu negara Khilafah akhirnya dikerat-kerat menjadi negara-negara kecil. Dan ditanamkan mitos nasionalisme, batasan khayali yang sengaja disebarkan oleh barat kepada dunia Islam untuk memecah belah mereka. Pada akhirnya kaum muslim di seluruh dunia hanya memikirkan nasib bangsanya sendiri. Persoalan Palestina hanya dianggap sebagai permasalahan negara lain dan bukan urusan bangsanya sendiri.

Ketiga, penguasa-penguasa yang bertahta di negeri-negeri muslim sesungguhnya adalah antek barat. Mereka berkuasa atau naik tahta tentu atas restu para negara penjajah atau minimal diizinkan tuannya (barat). Dalam permasalahan Palestina, jika ada yang berani turun tangan dan ikut campur tentu akan dilibas habis oleh negara-negara barat dengan dalih bahwa negara tersebut sudah ikut campur dengan urusan dalam negeri negara lain.

SOLUSI PERMASALAHAN PALESTINA: KHILAFAH DAN JIHAD

Jika melihat hanya pada fakta yang ada, kita seolah tidak memiliki harapan apapun. Kaum muslim Palestina seolah memang dilahirkan untuk menderita di tangan penjajah Zionis. Sebagian ada yang masih percaya kepada PBB atau berharap pada Mahkamah Internasional. Padahal setelah ditetapkan bersalah pun, Zionis laknatullah tetap melancarkan agendanya melakukan genosida terhadap rakyat Palestina.

Lalu, apa yang harusnya dilakukan kaum muslim? Setidaknya ada beberapa langkah taktis dan konkret yang bisa diambil oleh kaum muslim.

Pertama, tidak lagi berharap pada PBB maupun Mahkamah Internasional. Karena keduanya adalah kepanjangan tangan dari negara-negara barat. Pun misalnya jika sudah disetujui oleh PBB untuk memberikan sanksi kepada Zionis, barat dengan mudah membatalkannya dengan hak vetonya. Dan juga keputusan dari Mahkamah Internasional tidak membuat zionis gentar apalagi takut.

Kedua, tidak berharap pada two-state solution. Solusi dua negara adalah solusi yang absurd yang ditawarkan oleh dunia barat dan sekulerisme. Bagaimana mungkin kita membagi rumah kita dengan perampok yang merampas harta kita? Selain sangat tidak masuk akal, solusi ini sebenarnya juga ditolak oleh negara Yahudi Zionis sendiri.

Ketiga, persatuan kaum muslim dalam satu institusi atau satu negara. Persatuan kaum muslim tanpa institusi penyatu yang hakiki akan membuat negara-negara muslim tidak bisa bersatu seutuhnya. Kita bisa lihat apa yang bisa dilakukan oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Hanya kecaman demi kecaman yang bisa dilayangkan oleh organisasi mandul itu. Sedang jika menginginkan persatuan yang nyata, kita mestilah berada dibawah satu instusi. Satu negara. Satu daulah. Ya, itulah negara Khilafah.

Negara yang menerapkan syariat Islam secara menyeluruh (kaffah), serta mendakwahkan Islam ke seluruh dunia. Dan juga tentu saja negara ini ada untuk melindungi nyawa, darah, kehormatan, serta harta kaum muslim dari para penjajah yang rakus.

Tanah Palestina adalah tanah kaum muslim yang mesti dijaga oleh Khilafah. Dan kaum muslim Palestina adalah bagian dari kaum muslim keseluruhan yang mesti dijaga kehormatan, harta, darah, dan bahkan nyawanya. Khilafah akan menyerukan jihad untuk membela Palestina dan membebaskannya dari penjajahan. Terlebih lagi, penjajah Zionis tersebut dilindungi oleh negara adidaya, maka yang bisa menghadapinya juga haruslah negara yang setara, yakni khilafah yang akan menaungi seluruh negeri kaum muslim. Wallahu a’lam bish-showab.


Share this article via

65 Shares

0 Comment