| 91 Views

Pembantaian Muslimin terus Terjadi, Mengapa Dunia Hanya Bisa 'Diam' Saja?

Oleh: Ummu Aqiil 

Tak henti-hentinya duka menyelimuti warga Gaza akibat kebengisan Yahudi Israel. Banyak sudah korban jiwa dalam peristiwa agresi yang dilakukan pasukan Israel.

Agresi pasukan Israel ke Jalur Gaza Palestina, telah berlangsung selama hampir lima bulan dan terus memakan korban.

Menurut data yang dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA), selama 7 Oktober 2023-21 Februari 2024, warga Jalur Gaza yang tewas akibat serangan Israel mencapai 29.313 jiwa, dan korban luka 69.333 orang.

OCHA melaporkan Israel terus melakukan pengeboman di jalur Gaza dari udara, darat, dan laut, yang mengakibatkan banyaknya korban sipil, serta pengungsian juga kehancuran infrastruktur.

Pertempuran darat antara pasukan Israel dan kelompok bersenjata Hamas Palestina juga masih berlangsung, khususnya di selatan kota Gaza dan Al Mawasi di barat laut Khan Younis, dimana puluhan ribu pengungsi berada.

Ditengah kecamuk konflik ini, Dewan Keamanan PBB masih berupaya membuat resolusi untuk mendesak gencatan senjata, 
sebagaimana dilansir dari databoks.com.

Sementara dari Antara news.com, pasukan Israel dengan tanpa perikemanusiaan melepaskan tembakan ke arah kerumunan yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di kota Gaza selatan, sehingga menyebabkan beberapa warga Palestina tewas dan terluka.

Menurut saksi mata, ratusan warga Palestina sedang menunggu untuk mendapatkan bantuan dekat Dowar al-Nablusi, di bagian selatan Kota Gaza, ketika mereka ditembaki oleh Israel.

Namun kabarnya, Kementerian Kesehatan Palestina belum memberikan data resmi terkait jumlah korban jiwa akibat serangan tersebut.

Dilansir dari Republika.co.id, serangan-serangan Israel di jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan 29.878 warga Palestina, kata Kementerian Kesehatan Gaza pada Selasa, ketika agresi Israel memasuki hari ke -144.

Kementerian Kesehatan Gaza juga mengatakan bahwasanya 70.215 warga Palestina lainnya menderita luka-luka dalam periode yang sama.

Dalam 24 jam terakhir, militer Israel melakukan 11 aksi pembantaian di jalur Gaza sehingga menyebabkan 96 orang gugur dan 172 lainnya luka-luka.

Penggempuran Israel atas jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang diyakini telah menyebabkan hampir 1.200 warga Israel tewas.

Menurut PBB sendiri, 85 persen warga Gaza telah mengungsi akibat agresi Israel dan seluruh warga Palestina di sana menderita kerawanan pangan.

Keprihatinan pun dinyatakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) atas dugaan pengeboman oleh Israel terhadap tenda-tenda yang menaungi warga sipil di Rafah, jalur Gaza selatan yang menyebabkan korban jiwa, seperti dikutip dari antaranews.com.

Amerika Serikat pada Sabtu mengatakan pihaknya telah mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza lewat udara untuk pertama kalinya dengan menerjunkan lebih dari 30.000 makanan menggunakan pesawat militer.

Setidaknya peristiwa yang terjadi di Gaza tidak akan pernah surut selama umat Islam masih bernaung dalam sistem kufur sekuler kapitalisme yang memang telah nyata menggantikan sistem Islam yang pernah diterapkan dimuka bumi selama kurang lebih 13 abad lamanya.

Keberadaan sistem sekuler kapitalisme telah mengokohkan keberadaan zionis Israel yang telah lama menduduki Palestina sejak masuknya kafir barat, salah satunya adalah inggris yang telah mencengkeram daulah Islam saat itu. Terlebih dengan direalisasikannya "Deklarasi Balfour" pada  2 November 1917 untuk mendukung pendirian "rumah nasional" bagi orang-orang Yahudi di Palestina. Yang di kemudian hari memunculkan penjajahan terhadap tanah Palestina.

Walaupun Deklarasi Balfour dinilai kontroversial karena bertujuan mendukung Zionis dalam mendirikan negara Yahudi di Palestina, namun faktanya Yahudi telah berhasil menduduki Palestina hingga saat ini.

Perjanjian Balfour juga telah dipandang sebagai salah satu yang mempercepat peristiwa Nakba, yaitu pembersihan etnis Palestina pada tahun 1948 dan penjajahan yang dilakukan oleh Zionis Israel. Kelompok bersenjata Zionis saat itu yang dilatih oleh Inggris, secara paksa mengusir lebih dari 750.000 warga Palestina dari negeri mereka.

Bukan hanya di perjanjian Balfour, Inggris juga berjanji kepada Perancis, dalam perjanjian terpisah yang dikenal dengan perjanjian Sykes-Picot tahun 1916, yang berisi tentang sebagian besar wilayah Palestina akan berada di bawah administrasi internasional, sedangkan wilayah lainnya akan dibagi antara dua kekuatan kolonial setelah perang.

Mirisnya, deklarasi tersebut mengartikan Palestina akan berada dibawah pendudukan Inggris dan orang-orang Arab Palestina yang tinggal disana tidak akan memperoleh kemerdekaan, dan faktanya itu dihadapi oleh Palestina hingga saat ini.

Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan setelah Perang Dunia II yang bertujuan untuk mencegah terjadinya konflik yang serupa nyatanya tidak membawa pengaruh apapun terhadap pembantaian yang dilakukan berulang-ulang oleh Zionis Israel terhadap warga Gaza di Palestina.

Hal tersebut menunjukkan bahwa adanya sebuah lembaga yang bernama PBB hanya diperuntukkan bagi bangsa yang Barat berpihak padanya. Namun itu dikecualikan terhadap negeri-negeri Muslim, khususnya Palestina yang diintimidasi Zionis Israel sekian lama.

Peristiwa yang menimpa saudara kita sesama Muslim di Palestina seharusnya menjadikan umat Islam seluruhnya bersatu dengan berjuang dalam penegakan kembali sistem Islam, agar bangsa yang jelas memerangi Islam dan kaum Muslim dapat segera diberikan pelajaran agar tidak berani lagi untuk melecehkan Islam dan kaum Muslim. Karena adanya pemimpin dalam Islam, umat Islam juga berada dalam lindungannya sebagaimana dalam hadits Rasullullah:

Imam Bukhari dan Muslim telah meriwayatkan hadis dari jalur Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw. bersabda,

إِنَّمَا الإِمَامُ جُنَّةٌ يُقَاتَلُ مِنْ وَرَائِهِ وَيُتَّقَى بِهِ فَإِنْ أَمَرَ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَعَدْلٌ كَانَ لَهُ بِذَلِكَ أَجْرٌ ، وَإِنْ يَأْمُرُ بِغَيْرِهِ كَانَ عَلَيْهِ مِنْهُ [رواه البخاري ومسلم]

“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).

Wallahu A'lam Bish Shawab.


Share this article via

50 Shares

0 Comment