| 17 Views

One Piece Adalah Cermin Ketidakadilan di Negeri Kapitalis

Oleh : Mila Ummu Azzam

Mendekati Hari Ulang Tahun Negara Indonesia ke 80, pengibaran bendera anime One Piece menjadi kontroversi yang panas di tengah publik. Aksi pengibaran bendera yang berasal dari anime One Piece yang dilakukan oleh banyak orang merupakan bentuk kekecewaan mendalam yang di alami masyarakat terhadap ketidakadilan yang terjadi selama ini. Apa yang dirasakan rakyat sehingga mengibarkan bendera anime One Piece menjelang HUT RI ini bukanlah bentuk pembangkangan, melainkan bentuk kecintaan kepada negeri yang tak rela negerinya dijajah oleh oligarki hingga rakyat menderita.

Hal ini mengundang respon negatif dari pemerintah yang menganggap pengibaran bendera selain bendera merah putih dapat memicu kekhawatiran akan potensi gerakan yang bersifat kontra-pemerintah. Firman Soebagyo anggota DPR dari Fraksi Partai Golkar,  menyatakan penolakannya terhadap aksi pengibaran bendera One Piece. Ia menegaskan bahwa penggunaan bendera One Piece yang menjadi simbol bajak laut dalam konteks publik bisa mengarah pada bentuk provokasi yang mengikis nilai-nilai kebangsaan dan bisa masuk kategori tindakan makar.

Hal senada juga disampaikan Wakil Ketua DPR, Sufmi Dasco Ahmad. Pemasangan bendera tengkorak bajak laut itu sebagai upaya memecah belah bangsa. Menurut dia, fenomena ini bergerak secara sistematis. Ia menegaskan bahwa dirinya mendapat masukan dari lembaga-lembaga intelijen mengenai kemungkinan adanya upaya sistematis di balik kemunculan simbol-simbol tersebut.

Padahal rakyat hanya menganggap kisah anime One piece mencerminkan kondisi negara Indonesia saat ini, di mana rakyat semakin sengsara dan tertindas akibat ulah segelintir pejabat yang menetapkan kebijakan sesuka hati, tidak peduli bagaimana rakyatnya hidup, sementara mereka para pejabat hidup mewah dan menikmati kekuasaan. Merdeka hanya sebuah kata yang menghiasi HUT RI, tapi  nyatanya rakyat masih dijajah dan belum merasakan kemerdekaan sejati dalam kehidupan mereka karena kebijakan yang condong ke elit.

Ekspresi kekecewaan ini muncul karena jenuhnya rakyat atas sikap pemerintah. Rakyat merindukan dan berharap hidup penuh dengan kesejahteraan dan kemaslahatan. Berharap pemerintah memihak rakyat, mengurus dan melindungi dari penjajahan negeri ini. Tapi sebaliknya, rakyat malah merasakan abainya negara dalam memenuhi hak-hak mereka, bahkan sampai merampas harta milik rakyat. Bukan hanya tak memberikan hasil sumber daya alam, lebih dari itu, rakyat juga dibebani dengan pungutan pajak dengan berbagai macam jenisnya. Miris, negeri dengan kekayaan alam yang melimpah tapi termasuk negara paling miskin di dunia. 

Akar masalah negeri ini sejatinya adalah sistem sekuler kapitalisme. Sistem yang melahirkan kesenjangan sosial yang tajam, dimana kekayaan harta hanya berputar di kalangan elite saja. Bagaimana tidak, kebebasan kepemilikan memungkinkan individu atau kelompok dengan modal besar menguasai sumber daya alam dan ekonomi, sehingga kesejahteraan hanya dirasakan oleh segelintir orang saja. Tidak akan ada keadilan dalam sistem ini, sistem buatan manusia yang diciptakan karena mengikuti hawa nafsu.

Ketika bendera anime One Piece yang hanya cerita animasi menjadi ungkapan kekecewaan rakyat, ini merupakan tanda  kesadaran umat akan rusaknya sistem kehidupan. Namun, kesadaran yang menginginkan perubahan bukan berdasarkan Islam bukanlah perubahan hakiki. Perubahan hakiki yaitu dengan mengganti sistem sekuler kapitalisme menjadi sistem Islam. Sistem yang pernah berjalan dengan kepemimpinan Rasulallah Saw. Rakyatnya bersatu di bawah simbol bendera Al liwa' dan Ar rayyah melawan kezaliman.

Islam diturunkan bukan hanya berupa ajaran spiritual, tapi juga sistem hidup yang mengatur seluruh kehidupan manusia. Islam tidak mengizinkan manusia untuk menetapkan hukum, karena yang berhak menetapkan hukum hanya Allah Swt. Dan manusia harus menjalankannya sesuai dengan syariat Islam. Sehingga tidak ada manusia yang merasa lebih berkuasa karena semua manusia sama dan manusia dapat terbebas dari penghambaan kepada sesama manusia.

Terbukti, sistem Islam pernah berjaya lebih kurang 14 abad dan menjadikan umat Islam sebagai umat terbaik, yang menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan. Pemimpin dalam sistem Islam selalu menerapkan hukum Islam secara menyeluruh dan menjadi pengurus dan pelindung rakyat dan berdiri di garda terdepan, tidak akan membiarkan rakyat menderita. Jika umat menginginkan perubahan, hendaklah mengganti sistem sekuler kapitalisme yang rusak ini dengan sistem Islam yang berasal dari Allah Swt.

Wallahu'alam bishawab.


Share this article via

9 Shares

0 Comment