| 260 Views
Nilai Kehidupan yang Hakiki

Oleh : Maman El Hakiem
Dalam perjalanan hidup, manusia sering kali terjebak dalam ambisi dan keinginan untuk memiliki sesuatu secara abadi. Namun, dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang kita miliki di dunia ini hanyalah titipan dari Allah Swt. yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali oleh-Nya. Kesadaran ini membawa kita kepada pemahaman tentang nilai kehidupan yang hakiki.
Kehidupan sebagai Amanah
Allah Swt. menciptakan manusia dan memberikan berbagai nikmat, mulai dari kesehatan, keluarga, harta, hingga kehidupan itu sendiri. Namun, semua ini bukanlah milik mutlak kita. Sebagai hamba-Nya, kita hanya diberi kesempatan untuk menjaga, mengelola, dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan ajaran-Nya.
Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 286 menyatakan:
"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala dari kebajikan yang dikerjakannya dan mendapat siksa dari kejahatan yang diperbuatnya..."_(QS. Al-Baqarah: 286)
Ayat ini mengingatkan bahwa apa pun yang diberikan kepada kita adalah amanah yang harus dijalani dengan penuh tanggung jawab.
Melepaskan Kebergantungan Duniawi
Salah satu ujian terbesar dalam hidup adalah kecenderungan manusia untuk mencintai dunia secara berlebihan. Ketika seseorang merasa memiliki sesuatu secara mutlak, ia akan takut kehilangan dan cenderung berbuat apa saja demi mempertahankan kepemilikan tersebut. Padahal, segala yang ada pada kita bersifat fana dan bisa diambil kapan saja oleh Sang Pemilik sejati, yakni Allah Swt.
Rasulullah Saw. bersabda:
"Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan seorang musafir atau seorang yang sekadar menyeberang jalan." (HR. Bukhari)
Hadis ini mengajarkan bahwa kita tidak boleh terlalu terikat dengan kehidupan dunia. Kita harus senantiasa siap melepaskan segala sesuatu yang memang bukan milik kita sepenuhnya.
Mensyukuri dan Mengelola dengan Bijak
Karena semua yang kita miliki hanyalah titipan, maka cara terbaik untuk menjalani kehidupan adalah dengan bersyukur dan menggunakannya untuk kebaikan. Rasa syukur akan membuat kita lebih ikhlas dan tidak sombong atas segala nikmat yang diberikan. Selain itu, kita juga akan lebih sadar untuk berbagi dengan sesama, karena pada hakikatnya harta, ilmu, dan segala nikmat lainnya adalah sarana untuk berbuat baik di dunia ini.
Allah Swt. berfirman:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS. Ibrahim: 7)
Ayat ini menunjukkan bahwa dengan bersyukur, kita akan mendapatkan lebih banyak berkah dalam hidup.
Ikhlas Saat Kehilangan
Setiap manusia pasti akan mengalami kehilangan, baik itu kehilangan harta, jabatan, orang yang dicintai, atau bahkan nyawa sendiri. Sikap yang harus dimiliki ketika menghadapi kehilangan adalah ikhlas. Ikhlas berarti menerima dengan lapang dada bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah Swt. dan bahwa semua yang hilang akan digantikan dengan sesuatu yang lebih baik di sisi-Nya.
Firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 155-156:
"Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, 'Sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali.'" (QS. Al-Baqarah: 155-156)
Ayat ini mengajarkan bahwa kehilangan bukanlah akhir dari segalanya, melainkan bagian dari ujian yang harus dijalani dengan kesabaran dan keimanan.
Kesimpulan
Nilai kehidupan yang hakiki adalah menyadari bahwa segala sesuatu yang kita miliki hanyalah titipan dari Allah Swt. Dengan kesadaran ini, kita akan menjalani hidup dengan penuh syukur, mengelola amanah dengan bijak, tidak terikat pada dunia, dan ikhlas dalam menghadapi kehilangan. Sebab, pada akhirnya, semua akan kembali kepada-Nya, dan hanya amal kebaikan yang akan menjadi bekal abadi bagi kita di akhirat.
Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa bersyukur, bersabar, dan selalu mengingat bahwa segala yang kita miliki adalah milik Allah Swt. yang suatu saat akan diambil kembali oleh-Nya. Aamiin.
Wallahu'alam bish Shawwab.