| 267 Views
MinyaKita Naik, Apa Solusi Kita?

Oleh : Ghaida Khairunnida
Indonesia yang notabene nya penghasil kelapa sawit terbesar dalam negeri, ternyata tidak menjadikan indonesia memiliki segudang minyak dengan harga murah. Tetap saja masyarakat harus membeli minyak dengan harga yang mahal, padahal masyarakat indonesia sendiri menjadi pemilik dari bahan baku minyak. mengingat minyak saat ini adalah bahan pokok, yang artinya bahan yang harus ada dikalangan masyarakat dan sudah menjadi kebutuhan umum. Sehingga kenaikan harga minyak yang belum lama ini terjadi menarik pertanyaan besar.
Pengawas yayasan lembaga konsumsi saat dihubungi oleh kantor berita Tempo Sabtu, 20 Juli 2024 lalu berkata, "tidak masuk akal, kita melimpah ruah cpo tapi harga minyak goreng malah naik"
Fakta di lapangan sebelum naiknya harga minyak ini pun, MinyaKita yang tertera di kemasan adalah Rp 14.000, namun sampai kepada masyarakat dengan harga yang tidak sesuai dengan kemasan nya. Apalagi saat ini, harga minyak kemasan telah mencapai Rp 15.700. Pada akhirnya masyarakat akan menerima minyak dengan harga yang lebih tinggi dari harga aslinya.
Padahal stok awal cpo pada Januari 2024 sebesar 3,145 juta ton dari jumlah produksi, adapun konsumsi dalam negeri mencapai 1.942 juta, dan untuk ekspor mencapai 2.802 juta ton (Tempo.com)
Jika kita lihat masalah lonjakan harga naik ini tidak ada kaitan nya pun dengan hasil produksi dalam negeri karena cpo melimpah. Namun ini masalah dengan industrinya, bahkan indonesia sendiri adalah eksportir minyak sawit mentah (cpo)
Dari sini kita dapat melihat salahnya tata kelola sumber daya alam di Indonesia. Masyarakat masih merasakan kesulitan untuk mendapatkan produk-produk yang sebenarnya dimiliki oleh negerinya sendiri. Inilah akibat dari penerapan sistem kapitalisme, sehingga kebutuhan rakyat tidak menjadi hal yang diperhatikan oleh negara. Bahkan negarapun lepas tangan dalam masalah distribusi bahan-bahan sumber daya alam dan dikuasai oleh perusahaan-perusahaan yang dapat memperpanjang rantai distribusi. Maka tak heran bila harga minyak akan semakin mahal ketika diterima oleh masyarakat.
Berbeda dengan sistem Islam, dalam pandangan Islam pemenuhan kebutuhan pokok adalah tanggung jawab negara. Negara akan memudahkan rakyat untuk mendapatkan kebutuhan dengan harga yang terjangkau, karena pengelolaan sumber daya alam dan sistem ekonomi Islam akan selalu diperhatikan serta dikelola langsung oleh negara. Termasuk kelapa sawit ini, sehingga masyarakat bisa mendapatkan minyak dengan harga yang murah.
Karena itu Islam harus menjadi peraturan yang diterapkan secara menyeluruh dalam bidang apapun, tak hanya dalam ibadah mahdoh semata. Islam juga memiliki segudang peraturan yang akan mengatur kita dari bangun tidur sampai bangun kembali, bahkan hingga membangun negara. Saatnya Islam menjadikan negara ini berjaya dan mensejahterakan rakyat.
Seperti bagaimana sejarah telah tercatat 1.200 tahun, Islam berjaya di belahan dunia. ⅔ dunia telah ternaungi oleh sistem Islam yang menjadikan dunia ini memiliki sejarah gemilang dari segi dan bidang apapun. Mulai dari sistem ekonomi hingga pendidikan rakyat. Masa itu akan kembali sesuai dengan risalah Rasulullah Saw. bahwa akan tegak kembali di muka bumi ini Khilafarrasyidah 'ala minhaji nubuwwah. Allahu Akbar! WaLlahu a'lam bi ash-showwab.[]