| 36 Views
Menjadikan Momentum Nuzulul Quran Bukan Sekedar Perayaan

Oleh : Elvana Oktavia
Nuzulul Quran merupakan peristiwa turunnya wahyu Allah Subhanahu wa Taala yang pertama melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Momentum ini begitu penting bagi seluruh Kaum Muslim sebab Al-Quran merupakan pedoman hidup bagi umat manusia. Indonesia sebagai salah satu negara dengan penduduk mayoritas Muslim, tentu masih banyak ditemui di antara mereka yang sangat antusias memperingati di setiap tahunnya dalam bentuk pergelaran acara.
Kementerian Agama menggelar 350 ribu khataman Al-Qur'an pada 16 Ramadhan 1446 Hijriah. Kanwil Kemenag Sulawesi Selatan ikut serta dalam peringatan Nuzul Quran ini. Program bertajuk Indonesia Khataman Al-Qur'an di Sulsel dipusatkan di Aula Kantor Wilayah Kemenag Sulsel Makassar. Program ini diharapkan mampu menguatkan semangat keislaman dan persahabatan serta mengajak umat muslim untuk mencintai, memahami, dan meneladani Al-Qur'an. (Metrotvnews.com, 16/03/2025)
Sementara itu di Jawa Barat, atas arahan Bupati Bogor, Rudy Susmanto, Wakil Bupati Kabupaten, Jaro Ade lakukan juga memperingatkan acara Nuzulul Qur'an yang diselenggarakan di Masjid Agung Nurul Faizin, Cibinong, pada Minggu (14/3/25). Sedangkan Bupati Bandung, Dadang memperingati Nuzulul Qur'an dengan mengadakan Lomba Cerdas Cermat Pemahaman Al-Qur'an. Yaitu dengan mengundang sejumlah ormas untuk beradu cepat dan kepintaran dalam menjawab berbagai pertanyaan seputar isi kandungan Al Quran pada hari Minggu (16/3/2025). Adapun ormas yang diundang seperti Pemuda Pancasila, GMBI, BBC dan FKPPI.
Kenyataan Saat Ini
Kemeriahan peringatan Nuzulul Quran yang diadakan diberbagai wilayah merupakan kegiatan yang positif. Kegiatan ini dapat menumbuhkan kecintaan Umat Muslim lainnya agar semakin mengenal dan cinta dengan Al-Quran. Namun sayang, pergelaran acara tersebut hanya sebatas kemeriahan acara. Sedangkan pada faktanya dalam kehidupan sehari-hari, Al Quran tidak dijadikan sumber hukum bagi manusia, terutama bagi Umat Muslim sendiri. Aturan kehidupan dengan sistem demokrasi-kapitalisme lah yang masih diterapkan saat ini.
Sumber hukum demokrasi kapitalisme tersebut dari akal manusia yang sifatnya lemah dan berpotensi menimbulkan pertentangan dan permasalahan. Kedaulatan berada di tangan rakyat manusia yang justru penentu hukumnya tidak lepas dari pengaruh hawa nafsu dan kepentingan pribadi, bukan oleh kebenaran yang Hakiki. Sistem ekonomi, pendidikan, sosial serta sanksi masih bersifat sekuler dan jauh dari penerapan agama. Alhasil, keimanan akan dikesampingkan demi memberikan ruang keserakahan individu yang bisa merusak. Inilah yang menjadi sebab keadaan manusia belum membawa perubahan yang lebih baik, bahkan semakin terpuruk. Kebijakan-kebijakan yang merugikan rakyat, seperti kenaikan pajak, privatisasi sumber daya alam dan layanan publik, serta pengurangan subsidi. Di kancah dunia, penderitaan dan penjajahan yang terjadi di Palestina belum juga berakhir. Begitu pula nasib kaum muslimin di negeri-negeri lainnya yang masih mengalami diskriminasi.
Butuh Diterapkan
Peristiwa Nuzulul Quran Al Quran merupakan pedoman hidup bagi manusia untuk menjalani kehidupan dan memberikan penjelasan atas segala sesuatu. Tidak ada kelemahan dalam Al Quran sedikitpun, karena bersumber dari Zat Yang Maha Menciptakan seluruh alam, yakni Allah swt. Justru Al Quran mampu menerangi akal untuk mengetahui mana yang baik dan yang buruk.
"......Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim." (QS. An-Nahl : 89)
Sebagai konsekuensi keimanan, wajib hukumnya menjadikan Al Quran sebagai sumber hukum yang mengatur segala aspek kehidupan serta sebagai solusi bagi setiap permasalaan. Baik dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, maupun bernegara. Sehingga kehadirannya tidak cukup hanya sekedar di baca saja, tapi menuntut untuk diterapkan. Jadi apalah artinya mengimani Al-Qur’an sebagai petunjuk kehidupan, tetapi dalam keseharian petunjuk Al-Qur’an itu dicampakkan.
“Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (Al-Qur’an) maka bagi dia kehidupan yang sempit dan pada hari kiamat nanti Kami akan membangkitkan dia dalam keadaan buta.” (QS Thaha : 124).
Seruan dalam Al Quran meliputi segala perintah dan larangan-Nya. Sehingga harus dilaksanakan secara menyeluruh. Syariah Islam tersebut tidak dapat terwujud dengan sempurna tanpa adanya kekuasaan Islam, yakni dengan Khilafah ala Minhajin Nubuwah. Nabi Muhammad saw pernah mencontohkannya dengan menegakkan hukum-hukum berdasarkan Al Quran. Jadi, Al Quran bukan hanya sekedar bacaan, tetapi petunjuk hidup yang menyentuh setiap aspek kehidupan. Karena di dalamnya terkandung pedoman yang sempurna untuk mencapai keberkahan hidup.