| 29 Views
Menghadapi Fenomena "Ayo Keluar Negeri" Indonesia Bakal Kehilangan SDM

Oleh : Susi Ummu Musa
Dilansir Muslimah News, # KaburAjaDulu trending di sejumlah media sosial, terutama x dalam kurun waktu terakhir. Tagar ini digunakan netizen beserta ajakan pindah ke negara lain, baik melalui beasiswa pendidikan, magang, lowongan pekerjaan, maupun hal lainnya.
Analisis Drone Imprit menunjukkan bahwa kebanyakan netizen yang mencuitkan #KaburAjaaDulu merupakan generasi muda. Mayoritas mereka berusia 19-20 tahun ( 50,81%/). Sedangkan yang berusia dibawah 18 tahun mencapai 38,10%.
Ini terjadi bukan tanpa sebab melainkan ada banyak hal yang sangat berpengaruh dengan apresiasi dan tunjangan yang diterima, rendahnya gaji dan apresiasi dari pemerintah membuat sejumlah anak muda yang telah lulus dengan nilai baik serta memiliki prestasi namun tidak mendapatkan tempat dinegrinya sendiri.
Sulitnya lapangan pekerjaan di Indonesia dibarengi dengan banyaknya tawaran bekerja diluar negeri dengan upah tinggi membuat generasi muda ini ramai ramai pergi keluar negeri.
Fenomena ini sebenarnya adalah bentuk rasa kecewa dan marahnya masyarakat terhadap pemerintah karena tidak mampu mewujudkan kesejahteraan dan jaminan bagi masyarakat.
Jika dilihat dari tahun ketahun ada banyak mahasiswa atau pelajar yang terkatung katung nasibnya setelah lulus kuliah atau sekolah karena tidak tau mau kemana.
Sekalipun seseorang itu memiliki kecerdasan dan bakat yang luar biasa dinegri sendiri hanya menjadi batu tidak dilirik.
Kalaupun bisa bekerja disuatu instansi hanya mendapatkan upah yang rendah sekali nilainya.
Maka mereka orang orang yang terdidik/cerdas itu memilih keluar negri.
Fenomena ayo keluar negri ini menjadi hal yang krusial dan kemungkinan akan membahayakan negri ini, karena apa? SDM yang berkualitas akan sulit dicari karena mereka memilih untuk tinggal dinegara maju atau Luar Negeri karena hidup mereka lebih terjamin.
Kondisi ini sangat erat kaitannya dengan sistem ekonomi kapitalis yang hari ini diterapkan, korporasi yang memainkan para penguasa untuk mengendalikan segala kebijakan yang ada dinegri Indonesia ini, korupsi yang tinggi, kebutuhan hidup mahal, pajak yang makin mencekik rakyat dan sebagainya semakin membuat masyarakat Indonesia tertekan.
Padahal jika negri ini dikelola dengan baik masyarakat Indonesia tidak akan mengalami nasib seperti ini, Indonesia adalah negara yang kaya akan SDA setiap pulau pulau yang ada di negri ini memiliki kandungan yang luar biasa banyaknya namun sayang pemerintah menyerahkan kepada asing sang pemilik modal,
Dan kita pribumi hanya mendapatkan debunya saja.
Dikutip dari Muslimah News menunjukkan bahwa 1% orang terkaya kini menguasai 45% kekayaan global. Sedangkan 44% populasi dunia hidup dengan kurang dari US$6,85(Rp112.031) per hari, dan tingkat kemiskinan global hampir tidak mengalami perubahan sejak 1990.
Kekayaan negara berkembang diangkut ke negara maju dengan modus investasi sehingga negara maju makin kaya dan negara berkembang akhirnya terpaksa mengadu nasib kenegara maju.
Gambaran buruk sistem ini jelas terpampang nyata dan tidak adil karena kesengajaan Ekonomi yang sangat jauh berbeda diantara masyarakat,
Jika sistem terus dibiarkan maka kehidupan masyarakat akan terus mengalami kesulitan.
Wallahu a' lam bisawab