| 30 Views

Mengakhiri Penguasaan Terhadap Gaza

Oleh : Alfiah, S.Si

Palestina tidak sedang baik-baik saja. Gaza masih terpenjara. Gencatan senjata permanen yang pernah dijanjikan Amerika Serikat di akhir masa kepemimpinan Biden, hanya bualan belaka. Donald Trump yang naik tahta setelah kepemimpinan Biden, dengan arogannya mendeklarasikan akan mengusir warga Gaza dan menghancurkan apa yang masih tersisa. Sementara para pemimpin muslim masih dalam posisinya yang lemah dan tunduk terhadap Israel dan Amerika Serikat. Padahal negeri-negeri muslim tak kekukarang tentara dan logistik senjata untuk menghadapi perampas tanah bumi anbiya.

Para pemimpin negeri muslim merasa sudah cukup usaha dengan hanya di meja perundingan dan pengiriman bantuan. Padahal seluruh dunia tahu, bahwa setiap perundingan senantiasa dikhianati oleh kaum babi dan kera. Seluruh dunia juga tahu bahwa banyak bantuan yang tidak bisa masuk perbatasan hingga berkontainer-kontainer bantuan membusuk dan terbuang. Belum lagi kaum babi dan kera dengan pongahnya membakar gudang logistik bantuan untuk Gaza. Mau apalagi yang bisa diharapkan dari kaum yang tidak memahami bahasa selain bahasa perang?

Trump telah terbukti menipu Mesir dan Yordania dalam pidato atau pernyataan sebelumnya bahwa mereka akan membangun kembali Gaza. Mesir membuat proposal membangun kembali Gaza dan ditolak oleh Trump. Omongan Trump yang beruba-ubah sejak awal telah menunjukkan bahwa dia konsisten pada satu hal yaitu mengambil alih Gaza dan memberikannya kepada Zionis Yahudi.

Di sisi lain, pengkhianatan pemimpin negara-negara Arab dan pemimpin negeri muslim terdekat seperti Mesir dan Yordania telah dibuka dengan mata telanjang. Mereka telah berada di pihak Trump, karenanya Trump sangat percaya diri dengan setiap ucapannya. Bahkan dalam tweetnya, Trump mengancam para mujahiddin Gaza dengan kedudukannya sebagai presiden Amerika Serikat.

Solusi tuntas atas persoalan Palestina hanyalah Jihad dan Khilafah.

Sesungguhnya awal pendudukan dan perampasan tanah Palestina oleh zionis Yahudi ketika mereka mendapatkan legitimasi kemerdekaan dari PBB pada tahun 1948. Saat itu kaum muslim tidak lagi punya perisai/junnah dimana Khalifah berdiri gagah memerangi para perintang dakwah. Tak akan ada yang berani merampas sejengkal tanah kaum muslim saat Khalifah ada. 

Kita merindukan ketegasan pemimpin seperti Khalifah Abdul Hamid, tatkala Theodore Herzl meminta bagian tanah Palestina dengan imbalan uang yang sangat besar, pada tahun 1896 M. Saat itu Khalifah Abdul Hamid mengeluarkan pernyataan yang diabadikan dalam sejarah dengan tinta emas, "Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (Palestina) karena ia bukan milikku. Tanah itu adalah hak umat. Umat ini telah berjihad demi kepentingan tanah ini dengan darah mereka. Yahudi silahkan menyimpan harta mereka. Jika Khilafah Islam dimusnahkan pada suatu hari, mereka boleh mengambil tanpa membayar harganya. Akan tetapi, sementara aku hidup, aku lebih rela menusuk tubuhku daripada melihat Tanah Palestina dikhianati dan dipisahkan dari Khilafah Islam. Perpisahan adalah sesuatu yang tidak akan terjadi. Aku tidak akan memulai pemisahan tubuh kami selama kami masih hidup!"

Disinilah relevansi dan pentingnya Khilafah. Khilafah adalah institusi pemersatu umat Islam di seluruh dunia. Dengan dorongan jihad fi Sabilillah, negeri-negeri kaum muslim di bawah komando Khalifah akan mengerahkan tentaranya untuk mengusir kaum babi dan kera dari tanah Palestina. Bersatunya tentara-tentara dari berbagai negeri kaum muslim akan membuat gentar zionis Yahudi dan sekutunya.

Tanpa Khilafah, Palestina akan tetap terjajah dan umat Islam akan tetap tercerai-berai, tersekat atas nama nation state (negara bangsa). Akibatnya, umat Islam sulit untuk bersatu padu mengusir zionis. Apalagi, para penguasa di negeri muslim saat ini menang enggan mengirimkan tentaranya untuk membantu bangsa Palestina, kecuali hanya berani mengutuk dan mengancam serta mengirimkan bantuan semata.

Selama zionis Yahudi masih berada di tanah Palestina, selama itu pula penderitaan kaum muslim akan terus terjadi. Oleh karena itu, tidak ada solusi yang bisa menuntaskan masalah Palestina selain dengan pengerahan tentara dari negeri-negeri kaum muslim hingga zionis Yahudi keluar dari tanah Palestina. Dengan kata lain solusinya adalah Jihad dan Khilafah.

Wallahu a'lam bi ash shawab.


Share this article via

17 Shares

0 Comment