| 152 Views
Kriminalitas Pemuda Semakin Masif, Adakah Solusi Efektif?

Oleh : Palupi Ummu Humaida
Kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda, termasuk tawuran masih terus terjadi di berbagai daerah di Indonesia, bahkan terus berulang dan makin mengerikan. Belum lama ini, beredar video viral berdurasi sekitar satu menit di media sosial dan grup percakapan, sejak Kamis malam, 19 September 2024. Dalam tayangan video yang diunggah di dua akun media sosial itu terlihat ada dua kelompok pemuda yang diduga sedang terlibat bentrok. Mereka mengendarai sepeda motor. Terlihat aksi saling menyerang, bahkan ada yang menggunakan senjata, mulai dari galah bambu, tiang bendera, hingga sajam berupa celurit panjang. (Tempo.co, 21/9/2024).
Kasus serupa juga terjadi di Kota Semarang. Terbaru, tawuran antargangster menyebabkan mahasiswa Udinus bernama Tirza Nugroho Hermawan (21) meninggal akibat salah sasaran. Salah satu pelaku tawuran itu, Rico Sandova (23) warga Bulu Lor Semarang Utara, mengatakan tawuran itu berawal dari saling tantang di Instagram. Sepekan lalu Polrestabes mengamankan puluhan anggota gangster dari lima kejadian berbeda. Ada 49 anak di bawah umur yang sempat diamankan dalam penindakan pekan lalu. Bahkan, menurut data kejadian tawuran yang ditangani sejak Januari hingga September 2024, yaitu ada 21 kejadian dengan 117 pelaku yang ditangkap.(Detik.com,20/9/2024)
Beberapa kasus tersebut menambah daftar panjang tindak kriminalitas yang dilakukan oleh pemuda. Tawuran kerap terjadi berulang kali. Motif dari kasus tawuran biasanya bermula dari hal sepele, seperti mengolok-olok di media sosial, tidak terima ditegur, dan unjuk kekuatan demi pamor kelompok gangsternya. Dari mulai hal kecil hingga berujung pada kematian. Ini hanya sekelumit fakta tawuran yang sudah cukup membuat kita resah dengan nasib generasi hari ini. Dunia pemuda yang seharusnya menatap masa depan dengan penuh percaya diri dan optimisme tinggi justru di ambang kehancuran lantaran lebih dekat dengan aksi kekerasan, senjata tajam, hingga kematian. Ada apa dengan pemuda kita? Mengapa karakter mereka begitu rapuh dan lemah?
Faktor Penyebab Massifnya Kriminalitas Pemuda
Menurut Penulis beberapa faktor penyebab massifnya kriminalitas pemuda,diantaranya :
Pertama, krisis identitas. Sudah jamak kita ketahui, pemuda seperti kehilangan arah dan jati dirinya sebagai hamba Allah Taala. Sistem sekulerlah yang mengikis identitas tersebut . Pemuda menjelma menjadi pribadi yang sekadar mengikuti tren dan budaya yang berkebalikan dengan ajaran Islam. Kebanyakan pemuda tidak begitu mengenal agamanya sendiri sehingga menganggap kehidupan sekadar hanya untuk having fun, bergaya hidup hedonis liberal, dan cenderung menabrak halal-haram demi meraih kepuasan materi.
Setiap pemuda pasti ingin mengaktualisasi dirinya di tengah masyarakat agar keberadaannya diakui. Eksistensi diri seperti ini jika tidak diarahkan pada pemikiran yang benar jelas akan menghilangkan hakikat identitas dirinya sebagai generasi Islam dan hamba yang wajib taat dan terikat dengan aturan Islam.
Kedua, kontrol diri yang lemah. Pengaruh sistem sekuler sangat berdampak pada keimanan dan ketakwaan para pemuda. Akidah sekuler telah menghilangkan peran pemuda sebagai pelaku perubahan. Mereka justru menjadi pelaku maksiat dan kriminal.
Jiwa mereka tereduksi pemikiran sekuler liberal. Batinnya kering dan kosong dari keimanan dan nilai-nilai Islam. Jadilah mereka generasi yang mudah frustrasi, galau, bingung, emosi labil, cenderung meledak-ledak, merasa insecure, dan nirempati. Saat masalah menghinggapi, solusi sumbu pendek dilakukan, seperti tawuran, pengeroyokan, bunuh diri, bahkan pembunuhan.
Adapun faktor eksternal yang menyebabkan pemuda terlibat tawuran ialah lingkungan sosial tempat mereka tumbuh dan berkembang, terdiri dari tiga aspek, yaitu pertama, keluarga adalah tempat pendidikan pertama bagi pemuda sejak usia dini hingga dewasa. Baik buruknya pendidikan akan berpengaruh pada kepribadian anak.
Orang tua mestinya memberi bekal pemahaman Islam kepada anak agar ia terbiasa beramal dan berperilaku sesuai syariat Islam. Orang tua harus menanamkan akidah Islam sejak dini agar terbentuk dalam diri anak keimanan dan ketaatannya kepada Allah Ta’ala.
Kedua, sekolah dan masyarakat. Kehidupan pemuda tidak akan terpisah dari dua lingkungan sosial ini. Sekolah menjadi tempat mereka menuntut ilmu, masyarakat menjadi tempat mereka mengembangkan diri. Siklus pertemanan biasanya muncul dari sekolah dan masyarakat. Teman inilah yang memberi dampak lebih besar terhadap perilaku pemuda. Kasus tawuran pelajar biasanya terjadi karena rivalitas antarsekolah, pengaruh gengsi, dan tekanan teman sebaya.
Ada anggapan di kalangan pemuda, “Nggak ikut tawuran itu pecundang bukan laki sejati. Nggak mau ambil risiko tawuran namanya cemen dan tidak gentlemen.” Anggapan inilah yang mendorong para pemuda melakukan aksi tawuran berkelompok atau terbentuk gangster-gengster sebagai ajang gagah-gagahan dan bertahan diri agar tidak di-bully. Ketiga, negara. Lingkungan baik bagi pemuda tidak akan terwujud jika negara tidak mengambil peran sentralnya, yaitu sebagai penjaga dan pelindung generasi dari pengaruh budaya dan pemikiran asing yang merusak moral generasi.
Peran penting yang dimaksud ialah negara wajib menciptakan suasana takwa pada setiap individu rakyat. Negara menerapkan kurikulum dan sistem pendidikan Islam secara menyeluruh.
Negara berkewajiban melindungi generasi dari paparan ideologi kapitalisme sekuler yang merusak kepribadian mereka. Negara juga wajib menyaring tontonan dan tayangan tidak mendidik yang mengajarkan budaya dan nilai liberal.
Islam Menyelesaikan Kriminalitas Pemuda
Islam adalah agama yang komprehensif memberikan solusi secara sempurna dan menyeluruh dalam setiap problem kehidupan termasuk dalam hal menyelesaikan kriminalitas pemuda. Solusi dalam menyelesaikan kriminalitas pemuda, Penerapan sistem pendidikan Islam harus terlaksana secara tersadar, terstruktur, dan tersistem dengan memadukan tiga peran pokok pembentukan kepribadian generasi, yaitu keluarga, masyarakat, dan negara. Dan tentu peran besar masyarakat dan negara dalam menyelesaikan kriminalitas pemuda ini menjadi penentu utama pula.
Sebab masyarakat dan negara yang Islam secarah kaffah akan menjadikan bagian masyarakat di dalamnya memiliki perasaan pemikiran serta tolak ukur yang berlandaskan Islam akan menjadi miniatur utama dalam membentuk tatanan sosial yang luhur. Terkhusus menumbuhsuburkan ketakwaan dan mendorong produktivitas pemuda.
Dan dengan dukungan sistem yang lain, maka akan lahir generasi hebat, yang mengarahkan potensinya untuk berkarya dalam kebaikan,, mengkaji Islam dan mendakwahkannya serta terlibat dalam perjuangan Islam. Negara Islam akan membangun sistem yang menguatkan fungsi keluarga dengan menerapkan aturan yang menjamin kesejahteraan dan sistem lain yg menguatkan fungsi kontrol Masyarakat. Negara juga menyiapkan kurikulum Pendidikan dalam keluarga, sehingga terwujud keluarga yang harmonis yang senantiasa memberikan lingkungan yang kondusif bagi anak-anak yang tumbuh di dalam keluarga dan memberikan pengaruh positif kepada lingkungan sekitar. InsyaaAllah.
Wallahua’lambisshowab.