| 183 Views

Kisah Pilu Remaja Akibat Sekularisme

Oleh : Sri lestari 
Muslimah Peduli Umat

Astagfirullahaladzim kisah memilukan nasib yang dialami seorang remaja perempuan di Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep, dia dicabuli oleh kepala sekolahnya berinisial J (41) yang juga seorang PNS. Sangat mirisnya, pencabulan ini sangat disetujui dan diketahui oleh ibu kandungnya yang berinisial E seorang PNS juga.   

Kasus ini terungkap saat ayah korban mendapatkan informasi bahwa anaknya diantarkan oleh ibunya ke rumah kepala sekolahnya di sana korban dicabuli oleh kepala sekolahnya. 

Ibu korban yang menyetujui pencabulan itu dengan alasan untuk ritual penyucian diri dan tak jelas ritual apa yang dijelaskannya. 

Korban dicabuli berulang kali, pencabulan itu bukan hanya sekali saja dan korban juga pernah diperkosa dan dicabuli di salah satu hotel.

Dengan kasus tersebut, berdasarkan hasil komunikasi korban mengalami trauma psikis yang harusnya ini orang tua melindungi anaknya tapi malah menjerumuskan anaknya ke dalam seks bebas dan menjual anaknya hanya demi harta.

Secara fitrah, seharusnya seorang ibu bisa menjaga dan melindungi anaknya dari kejahatan apa pun, kasih sayang yang telah hilang dari dirinya kepada anaknya sendiri dengan mengantarkan anak kepada seks bebas oleh pelaku ibu kandungnya sendiri dan si anak kena imbasnya dari hal itu.
Mengapa ini bisa terjadi?

Karena iman yang lemah, yang telah merusak akal dan nalar manusia. Keimanan yang lemah akan mendorong seseorang berbuat keji dan tindakan asusila, jika iman itu rusak maka hawa nafsulah yang berkuasa, akal dan naluri keibuan akan hilang sirna.

Demi menutupi aksi perselingkuhan, ia rela anaknya menjadi korban  perbuatan asusila, sudah selingkuh anak diserahkan untuk dinodai oleh lelaki hidung belang,    keluarga pun hancur dan malu. 

"Jika kau ingin merusak sebuah keluarga, maka rusaklah dahulu ibunya". Dari petikan tersebut ada hikmahnya dan ada benarnya juga, hanya demi uang sang ibu tega menjual anaknya kepada lelaki bejat. 

Penerapan sistem sekuler kapitalisme berdampak kepada sosial masyarakat. 
Seorang ibu yang tega menjual anaknya kepada selingkuhan ibunya itulah bukti nyata sekuler sudah sangat parah dan sangat rusak.
Sistem sekuler kapitalisme memisahkan agama dari kehidupan, hanya mementingkan materi dan telah menjauhkan dari ketaatan kepada Allah Swt., yang tujuan hidupnya untuk materi dan pemuas hawa nafsu saja. 

Dari sistem ini, menjamin kebebasan berperilaku yang mendorong berbuat sesuka hati tanpa diatur oleh agama, manusia diberi kebebasan berperilaku dan berekspresi sesuai dengan keinginan mereka tanpa memikirkan halal dan haram, lahirlah perilaku bebas tanpa batas yang banyak dicontohkan di zaman sekarang yaitu zina, pacaran dan berinteraksi dengan lawan jenis yang tidak ada aturan.

Pendidikan berbasis sekularisme tidak akan membawa kebaikan, dengan kasus ini oknum pegawai negara PNS notabane yang harusnya mendidik dan menjaga malah berbuat asusila, ibu dan kepsek yang telah menjadi tersangka ini produk dari pendidikan sekularisme, mereka yang dibekali pendidikan agama tega berbuat maksiat. Karena pendidikan agama saat ini hanya sebatas pelengkap bukan menjadikan landasan dan pedoman dalam hidup.

Kapitalisme tolok ukur kebahagiannya dinilai dengan kesenangan duniawi saja, mereka hanya dididik untuk meraih duniawi dan tidak pada agama. 

Zina yang sekarang marak di mana-mana, karena sistem sanksi bagi pelaku asusila yang diberlakukan hari ini tidak memberikan efek jera kepada mereka, yang ada makin meningkat maksiat di mana-mana.

Bagaimana Islam memosisikan peran ibu? 

Dalam Islam, ibu sangat penting perannya karena ibu adalah madrasah pertama bagi anak, ibu memiliki peran mulia dan utama. 

Seorang ibu wajib mendidik anaknya dari kecil dengan akidah Islam yang kuat kepada anaknya membiasakan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya, agar anak terbentuk ketakwaannya.

Dalam pergaulan, anak juga dibentuk larangan untuk pacaran, berzina dan berkhalwat dengan lawan jenis. 

Menyaring informasi dan mencegah agar si anak tidak menonton porno, tidak mengumbar maksiat ataupun tontonan yang merusak akidah mereka.

Dengan penerapan syariat Islam secara kafah akan membentuk keluarga dan lingkungan dengan suasana iman yang kokoh dan kuat. Dan mereka paham kalau dari kecil ditanamkan akidah Islam yang kuat mereka akan paham mana itu halal mana itu yang haram, mereka akan terbentuk ketakwaannya  kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya.

Wallahualam bissawab.


Share this article via

38 Shares

0 Comment