| 129 Views

Kenaikan Harga Jelang Ramadhan, Mengapa Berulang?

Oleh : Ummu Alvin
Aktivis Muslimah

Badan pusat statistik BPS memberikan peringatan dini terkait potensi kenaikan harga sejumlah komoditas pangan menjelang bulan Ramadan 2025, adapun komoditas pangan yang menjadi perhatian utama adalah telur ayam ras daging ayam ras cabe merah cabe rawit dan minyak goreng. Asalnya sejumlah pangan tersebut diprediksi akan mengalami kelonjakan harga akibat meningkatnya permintaan selama bulan puasa dan menjelang hari raya idul Fitri.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi, beberapa komoditas pangan mengalami kenaikan harga bahkan lebih tinggi dari yang ditetapkan oleh pemerintah. Komoditas harga yang di atas Harga Acuan Pembelian (HAP),juga Harga Eceran Tertinggi (HET), diantaranya Minyakkita, cabe rawit merah, cabe rawit keriting dan beras medium, kata Arief dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan komisi IV DPR RI di Kompleks Parlemen Senayan Selasa (4/2). Sementara itu dari sisi secara umum ketersediaan 12 komoditas pangan strategis diproyeksikan aman dan cukup.

Sementara itu beberapa pedagang diantaranya Syamsiah seorang pedagang di pasar Thamrin juga mengungkapkan bahwa kenaikan harga sudah mulai terjadi sejak dua minggu lalu dan menurutnya kondisi tahun ini jauh lebih parah dibandingkan tahun-tahun sebelumnya (7/2/2025), pedagang lainnya Abi Yusuf mengatakan kenaikan harga telah terjadi sejak 1 bulan yang lalu meskipun begitu ia mengatakan dampaknya terhadap daya beli masyarakat belum terlalu terasa.

Berikut adalah daftar kenaikan harga beberapa bahan pokok:
*Gula pasir pasir merk gulaku Rp 19.000--Rp 20.000/kg
*Gula pasir putih Rp18.000 menjadi Rp19.000/kg
*Gula pasir merah Rp17.000 menjadi Rp18.000/kg
*Gula merah Rp 23.000 menjadi Rp 27.000/kg
*Minyak goreng bimoli 2 liter Rp 40.000 menjadi Rp 43.000
Minyak goreng rose brand 2 liter Rp 38.000 menjadi Rp 40.000
*Minyak tawon 1 liter Rp 18.000 menjadi Rp 20.000
*Minyak kita 1 liter Rp 14.000 menjadi Rp 17.000.
Pedagang berharap pemerintah segera mengambil tindakan untuk menstabilkan harga terutama minyak goreng yang mengalami kenaikan paling tinggi.

Naikkan harga-harga menjelang Ramadan bak musim yang pasti dan tidak mungkin untuk dihindari, hal ini menunjukkan adanya masalah pendistribusian barang sehingga berpotensi terjadi kelangkaan dan membuat kenaikan harga barang, meningkatnya jumlah permintaan menjadi alasan klasik meningkatnya harga bahan makanan pokok yang Ramadan. Kenaikan harga pangan ini seolah sudah menjadi tradisi, dan persoalan ini tidak mungkin dapat diatasi selagi masih berpegang pada sistem perekonomian ala kapitalisme yang menyengsarakan.

Sistem kapitalisme menjadikan perekonomian dikendalikan oleh para kapitalis oligarki yang mencari keuntungan pribadi, penimbunan barang dan rantai distribusi yang panjang juga menjadi masalah dasar dari tingginya harga pangan setiap menjelang hari-hari besar termasuk menjelang Ramadan dan idul Fitri, sayangnya hal ini kurang mendapat perhatian dari penguasa.

Pangan adalah kebutuhan dasar bagi manusia dan pemenuhannya merupakan salah satu tanggung jawab negara yang wajib dilaksanakan. Negara akan membuat kebijakan hanya berdasarkan pandangan Islam bukan pandangan individu ataupun oligarki. Dalam persoalan harga pangan negara Islam mengatur distribusi dengan mekanisme harga dan non harga. Adapun mekanisme harga yaitu memastikan harga yang terjangkau dan stabil di pasar. Negara akan mengawasi dengan ketat agar tidak terjadi kecurangan, kartel, penipuan dan penimbunan barang. Sedangkan mekanisme non harga yaitu negara akan memenuhi seluruh kebutuhan pokok khusus untuk rakyat miskin dan tidak mampu selama mereka mengalami kesulitan bekerja karena sakit atau cacat. Islam tidak akan memberikan celah sedikitpun pada individu apalagi oligarki untuk mengintervensi.

Islam menjadikan ketersediaan pangan dan jaminan distribusi yang merata sebagai tanggung jawab negara. Islam juga akan memastikan tidak ada permainan harga agar masyarakat bisa bikin mendapatkan kebutuhan-kebutuhannya dengan harga yang terjangkau. Sistem ekonomi Islam meniscayakan adanya pengaturan yang dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan rakyat atas pangan dengan harga murah dan mudah untuk diakses.

Wallahu a'lam bishowab.


Share this article via

46 Shares

0 Comment