| 247 Views
Kemenangan Hakiki Yang di Nanti

Oleh : Ibu Komala
Berakhirnya ramadhan kaum muslimin merasakan kebahagiaan idul fitri, sekaligus haru, sedih, karena harus ditinggalkan bulan Ramadhan yang penuh agung ini. Namun sayang, kebahagiaan itu tak sempurna, hati ini menjerit dan menangis melihat kondisi kaum muslim dalam keadaan terpuruk, bahkan mengalami penindasan, kehancuran, yang terjadi di seluruh wilayah Palestina akibat serangan zionis yahudi laknatullah yang memaksa kaum muslim gaza untuk merayakan hari raya Idul fitri dibawah reruntuhan masjid, Alwaie Syawal 1445H
Menunjukan kepada kita bahwa kemenangan yang hakiki belum terwujud di tengah-tengah umat. Kemenangan yang hakiki adalah tegaknya kehidupan islam secara sempurna dalam sebuah institusi kehidupan islam.
Disinilah kaum muslimin harus bersatu apalagi ingin menyelamatkan manusia dari berbagai malapetaka atau ingin membebaskan muslim Palestina, Gaza, Uigiur, dan Rohingya itu akibat penindasan kaum kafir laknatullah, maka seorang mukmin dituntut untuk meluangkan sisa waktu hidup kita dengan pengorbanan dijalan Allah yakni berkorban demi tegaknya agama Allah.
Rasulullah SAW dan para sahabat adalah generasi yang memahami bahwa pengorbanan dijalan Allah adalah perwujudan cinta yang sejati kepada Allah SWT. Sebuah kisah Sahabat Rasulullah SAW Haram bil milham pernah tertusuk tombak dalam peperangan tombak itu lalu dicabut dan darah pun mengucur dari tubuhnya, akan tetapi haram bin milham malah berkata wallahi demi Allah aku beruntung (HR. Muslim dan Ahmad).
Generasi terdahulu telah memberikan teladan kepada kita bagaimana mereka merindukan bahkan mereka menikmati pengorbanan dijalan Allah lebih daripada mereka mencintai diri mereka sendiri, dengan terwujudnya daulah islam di Madinah. Beliau dan para sahabat dengan menguras keringat, air mata, harta, jiwa, bahkan darah kaum muslimin pada masalalu.
Disinilah islam membutuhkan kita sebagai pengemban dakwah yang rela berjuang, berkorban, semakin banyak kita berkorban semakin dekat kita pada kemenangan maka semakin sedikit kita berkorban maka semakin jauh umat islam dari kemenangan. Oleh karena itu pengemban dakwah tidak boleh merasa cukup dalam beramal.
Dakwah jangan di sampingkan juga bukan karena sebuah jama'ah, tetapi dakwah harus dijadikan poros hidup para pengemban dakwah. Demi tegaknya islam jangan sampai terkecoh kehidupan duniawi, dan harus meninggalkan semua hukum yang dibuat manusia dan kembali ke ketaatan kepada Allah SWT.
Maka kaum muslim harus saling bahu membahu, amal ma'ruf nahi munkar dengan penuh keikhlasan. Kita rindu diterapkan islam secara kaffah dan tegaknya kembali syari'at dalam bingkai Daulah Khilafah Islamiyah.
Wallahu alam bi ash shawab