| 63 Views

Kecanduan Game Online Menyasar Seluruh Kalangan

Oleh: Rhany (Pemerhati Remaja Andoolo Sulawesi Tenggara)

Bila semua hal dianggap suatu permainan, maka siap-siap saja menjalani hidup tidak lebih dalam lingkaran sebuah game atau permainan. Kutipan di samping merupakan pepatah yang kadang terucap oleh sebagian orang. 

Kita menyaksikan sebagian pemuda hari ini terpapar game online dalam bentuk gadget adalah hal lumrah dilakukan dan sudah hal wajib, bahkan menghabiskan waktu seharian dan waktupun menjadi terbuang sia-sia.

Jika hanya selingan melewati kebosanan dalam batas yang wajar, tidak masalah. Tetapi menghabiskan dunia di dalam permainan game adalah dzalim, apalagi sampai pada tingkat kecanduan, tentu akan berimbas pada perilaku seseorang.

Dikutip oleh CNBCIndonesia (12/1/2024), masyarakat Indonesia sudah mengalami kecanduan ponsel. Masih berdasarkan data State of Moile 2024, pada 2023, masyarakat Indonesia menjadi pengguna yang paling lama menghabiskan waktu dengan perangkat bergerak, seperti ponsel dan tablet, yaitu 6,05 jam/hari. Indonesia menduduki peringkat pertama di dunia, diikuti Thailand (5,64 jam/hari) dan Argentina (5,33 jam/hari). Bahkan, pada 2022, masyarakat Indonesia bisa menghabiskan 6,14 jam/hari. Indonesia juga menempati urutan ke-5 perihal unduhan aplikasi, yaitu 7,65 miliar kali melakukan unduh aplikasi.

Data di atas menunjukkan Indonesia menjadi salah satu konsumen elektronik terbesar bahkan sampai pada tingkat kecanduan, sebagian hidupnya dihabiskan oleh alat yang bernama gadget. 

Walhasil aktivitas utama dan kewajibannya menjadi lalai akibat alat ini. Bayangkan target yang harusnya tercapai yang sudah direncanakan menjadi gagal dan sayangnya berlindung dibalik kata sibuk. Padahal sejam pun mungkin bisa terselesaikan jika fokus pada jadwal atau kegiatan yang sudah ditetapkan.

Kaum yang menjadi sasaran utama tentu anak-anak, remaja bahkan para orang tua turut terjerat. Anak-anak yang sedari dini dibiasakan memegang gadget menurut penelitian akan berimbas pada otak dan sulit menerima pelajaran di sekolah, dalam artian perkembangan otaknya menjadi menurun. Padahal anak-anak ranahnya bermain dalam dunia nyata dengan teman-temannya, dan ke depannya mudah bersosialisasi dengan orang lain.

Bayangkan jika dibiasakan aktivitasnya hanya game online saja, bagaimana mau berkomunikasi dengan orang lain? Padahal manusia adalah makhluk sosial, dan akan berimbas melahirkan pemuda yang anti sosial, tidak peduli terhadap lingkungan sekitar. Ngeri kan? 

Tidak hanya itu, jika sudah taraf kecanduan tinggi berbagai cara akan dilakukan demi memenuhi hasratnya bermain game tanpa berpikir panjang, misal mencuri uang, membully teman dengan memeras uangnya, dan berbagai cara yang ekstrim dilakukan. Efeknya pun sangat beragam salah satu yang dikeluhkan para orang tua, sampai anak pun susah diatur dan tidak patuh. Inilah salah satu penyebab maraknya kriminal di kalangan pemuda hari ini.

Aktivitas fisiknya pun berkurang dan akibatnya gampang sakit-sakitan sebab dengan banyak bergerak akan melatih otot-ototnya dan itu tidak didapatkan dengan banyak bermain game. Bagaimana mau berkembang jika orang tua menjadi alat utama penghancur masa depan anak. 

Orang tua abai dan sibuk terhadap kerjaan sendiri hingga lupa dan lalai, solusinya paling ampuh menurut orang tua dikasih gadget saja sebagai alat penenang utama anak. Sungguh pola asuh seperti ini, ketidak tahuan orang tua dalam mendidik anak.

Bukan hanya anak-anak maupun remaja, tapi orang tuapun turut andil. Tidak jarang orang tua tidak peduli dan jarang berkomunikasi dengan anak sampai pada tingkat tidak mau tahu urusan anak-anak nya di luar, akibatnya sampai terjerumus pada pergaulan bebas di luar sana yang mencekam. Bukannya menjadi tauladan dan panutan di rumah, ini malah sebaliknya.

Hukum bermain game adalah mubah, tapi bisa menjadi haram manakala di dalamnya mengandung berbagai hal yang bisa melalaikan kewajiban utama. Apalagi sekarang marak permainan game online yang bercokol dengan perjudian. Gambar yang tak senonoh alias  gambar porno dan mayoritas pengguna adalah kaum lelaki. 

Dari berbagai fakta di atas, harusnya membuka lebar mata kita semua keadaan negeri ini sedang tidak baik-baik saja. Perlu solusi tuntas yang mampu menuntaskan akar masalah di atas, bukan hanya solusi masalah tutup masalah saja atau solusi tambal sulam. 

Sistem Islam akan menerapkan mana konten yang boleh dan tidak boleh diedarkan termasuk game yang mengandung hal-hal negatif. Hukum syariat ditegakkan untuk membuat efek jera agar meminimalisir kejahatan yang terjadi, tentu bukan hanya sekedar aturan. Aturan yang bersumber dari sang Maha pencipta adalah aturan terbaik yang harus dijalankan dan dilaksanakan bagi seluruh elemen individu, masyarakat dan negara.  Wallahu a'lam bishowab


Share this article via

70 Shares

0 Comment