| 193 Views
Kasus Pemuda Mabuk Kecubung: Siapa yang Salah?

Oleh : Iin Nuryati
Mahasiswi
Kecubung atau yang memiliki bahasa ilmiah datura metel adalah jenis tanaman liar yang termasuk ke dalam suku solanaceae yang masih genus (serkerabat) dengan datura. Ciri-ciri kecubung ialah memiliki terompet yang besar, berbunga warna putih atau ungu, tetapi hibridanya berbunga aneka warna. Kecubung ada yang berasal dari Asia Tenggara, tetapi ada juga yang berasal dari Benua Amerika. Meskipun kecubung terlihat menarik dari penampilannya, namun kecubung sangat berbahaya apabila dikonsumsi.
Kecubung memiliki kandungan senyawa kimia beracun seperti alkaloid tropane, scopolamine, atropin, dan hiosiami. Efek samping yang terjadi ketika dikonsumsi ialah munculnya halusinasi dan delirium, gangguan sistem saraf, gangguan penglihatan seperti kabur, dan sensitif terhadap cahaya, menyebabkan mulut kering, kesulitan menelan, dan mengurangi produksi air liur. Serta dapat mengalami gangguan mental seperti kebingungan dan tidak teratur.
Efek samping yang paling parah dari kecubung menurut Zullies ialah dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah tinggi, bahkan seseorang bisa mengalami gangguan irama jantung yang berisiko fatal. Selain itu, dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan gagal napas. Pada dosis yang tinggi, konsumsi kecubung bisa berakibat fatal hingga kematian.
Berkaitan dengan kecubung pada hari kamis (12/7/2024) viral di media sosial puluhan pemuda yang berjumlah sekitar 44 orang mabuk kecubung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kecubung yang dikonsumsi juga dicampur dengan alkohol dan obat-obatan lain. Dari jumlah 44 orang menjalani pemeriksaan intensif di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Sambang Lihum. Dua orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia. Mereka masuk ke rumah sakit pada Jumat (5/7/2024). Sembilan orang menjalani rawat jalan, sementara lainnya rawat inap. Semua orang mengalami halusinasi hebat, sehingga Dokter memberikan obat penenang.
Kasus puluhan pemuda mabuk kecubung dapat ditinjau dari segi rusaknya generasi dalam menghadapi sulitnya kehidupan dengan cara mabuk kecubung untuk menyelesaikan masalah, serta mengindikasikan lemahnya mental. Faktor utama rusaknya generasi masa kini karena kegagalan nyata dari sistem pendidikan sekuler dalam menghasilkan generasi-generasi yang berakhlakul karimah, bukan generasi yang berperilaku liberal. Sangat berbanding terbalik dengan peradaban Islam.
Dalam peradaban Islam pendidikan terjamin kualitasnya, sehingga mampu mencetak kepribadian Islam, memiliki mental yang kuat, dan produktif. Serta memiliki keimanan yang kuat dalam setiap diri individu yang selanjutnya menuntun mereka kepada penggunaan berbagai bahan alami secara bijak sesuai dengan ajaran syariat Islam.