| 225 Views
Kapitalisme Gagal Menjamin Kesehatan Mental Rakyat

Oleh : Ina Ariani
Aktivis Muslimah Pekanbaru
Akhir-akhir ini kasus bunuh diri semakin marak, tentunya ini menambah panjang daftar problematika umat. Mungkin ini baru sebagian berita, bagaimana di daerah lain, yang mereka hidup jauh dari masyarakat pada umumnya. Kenapa kasus serupa sering terjadi, masalah apa yang mendorong mereka berlaku nekat sampai tega mengakhiri hidupnya. Apakah karena stres, sakit hati, atau memang gangguan jiwa yang membuat mereka demikian.
Diduga daerah Bali menjadi peringkat pertama angka suicide rate (bunuh diri) disepanjang tahun 2023 mencapai 3.07 % dari jumlah penduduk yang ada. Yang menjadi peringkat ke duanya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencapai 1,58% dari jumlah penduduk. (CnnIndonesia.com)
Mengenai fenomena ini Polres Karimun dan tokoh agama mengadakan rapat koordinasi dan instansi terkait dalam rangka menangani kasus bunuh diri akhir-akhir ini, (Ulasan.co, Jumat 5 Juli 2024).
Maraknya kasus bundir menunjukkan lemahnya mental Masyarakat. Secara fakta kehidupan sangat berat dalam sistem kapitalisme karena beragam persoalan, dalam berbagai bidang. Negara berlepas tanggungjawab dalam urusan kepentingan hajat hidup rakyat.
Umat dibiarkan mengurusi masalah hidup yang bertumpuk-tumpuk. Dari tingginya biaya hidup rumah tangga, kesehatan, pendidikan dll. Sementara penghasilan rakyat dibawah rata-rata.
Pemerintah lebih berpihak pada pemilik modal, yang menjalankan bisnisnya berupa pinjol, dengan bunga berpariasi tergantung besar kecilnya pinjol tersebut. Sementara masyarakat yang jauh dari Islam lalu berpikiran instan dan pinjol menjadi solusi prakris. Ibarat masuk ke sarang macan.
Rakyat tidak lagi mempertimbangkam riba yang ada dalam pinjol. Masyarakat tidak sadar bahwa pemerintahan saat ini bukan lagi sebagai pelindung. Pinjol hanya semakin menambah permasalahan baru, bukan menyelesaikan permasalahan. Akhirnya untuk keluar dari berbagai permasalahan hidup akhir-akhir ini banyak masyarakat pilih bunuh diri. Na'udzubillahi min dzalik
Fenomena ini juga menunjukkan gagalnya sistem Pendidikan dalam mencetak individu yang bermental kuat, selalu bersyukur dan bersabar dalam menjalani kehidupan. Selain itu, juga menunjukkan gagalnya Negara dalam mengurus rakyat dan menjaga kesehatan mental rakyat.
Kelemahan mental dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah pandangan hidup berdasar sekulerisme kapitalisme. Memisahkan aturan agama dengan kehidupan. Halal haram tidak lagi menjadi landasan dalam perbuatan.
Islam menjadikan negara sebagai rain yang akan mengurus rakyat dan memberikan kehidupan terbaik melalui terwujudnya sistem kesehatan masyarakat yang terbaik.
Rasulullah saw., bersabda; "Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [Hr. Bukhari dan Muslim]
Penerapan syariat Islam kaffah oleh negara akan menjamin terwujudnya kesejahteraan dan ketentraman, juga terpenuhinya jaminan untuk menjaga setiap rakyat memiliki jiwa dan raga yang sehat dan kuat.
Wallahua'lam bishawab***