| 37 Views
# kaburAjaDulu, Bukti Diterapkannya Sistem Yang Rusak

Oleh : Ummu Haziq
Muslimah ngaji
Viral fenomena Tagar #KaburAjaDulu, akhir-akhir ini tren di sejumlah media sosial termasuk X (twitter), warganet pun berbondong bondong menyerukannya. (CNN Indonesia, 7 Februari 2025
Tagar tersebut digunakan sebagai ungkapan rasa kecewa dan kecemasan generasi muda terhadap isu sosial hingga politik yang terjadi di negeri ini.
Tren kabur aja dulu muncul dari frustrasi kaum muda terhadap berbagai masalah yang terus berlanjut di Indonesia. Mereka menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang layak, tingginya biaya pendidikan, ketimpangan pembangunan, dan minimnya kesempatan untuk menyuarakan aspirasi.
Tagar #KaburAjaDulu dipakai sebagai ungkapan keinginan untuk "pergi" atau "melarikan diri" ke tempat yang menawarkan lebih banyak peluang dan kehidupan lebih baik. Ironisnya, ini bukan tentang benar-benar meninggalkan negara atau pindah ke kota besar, tetapi lebih ke bentuk protes karena mereka merasa tanah air tidak memenuhi kebutuhan mereka. Sadarkah mereka bahwa ketidakidealan hidup saat ini, bukan semata ketidakmampuan penguasa mengelola negara, tapi juga akibat penerapan kapitalisme sekuler yang memang tak berpihak pada rakyat?
Mayoritas penggunanya adalah anak muda berusia 19–29 tahun, yang mencapai 50,81% dari total percakapan. Fenomena ini lahir dari rasa kekecewaan terhadap kondisi ekonomi dan kualitas hidup di Indonesia. Sulitnya mencari pekerjaan, rendahnya upah, dan ketimpangan sosial menjadi pemicu utama (Suara.com, 12-02-2025)
Tak sedikit cuitan yang ditulis oleh warga X (Twitter) menggambarkan pengalaman hidup dan bekerja di luar negeri, seperti di Malaysia, Singapura, Jepang, Dubai, dan negara lainnya. Hal ini bukan sekadar tren, tetapi juga mencerminkan keinginan untuk hidup lebih baik dengan bekerja di luar negeri.
Tagar #KaburAjaDulu ramai diperbincangkan bukan tanpa sebab. Ini mencerminkan potret nyata pergeseran warga negara Indonesia ke luar negeri. Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari fenomena Brain Drain, yang menjadi isu krusial dalam konteks globalisasi dan liberalisasi ekonomi yang semakin menguat serta memperlebar kesenjangan antara negara maju dan berkembang.
Oleh sebab itu, masalah #KaburAjaDulu memerlukan solusi, karena berkaitan dengan tanggung jawab negara dalam mengurusi rakyatnya dan menentukan masa depan umat
Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari fenomen brain drain yang menjadi isu krusial dalam konteks globalisasi atau liberalisasi ekonomi yang semakin menguat, memperlebar kesenjangan antara negar maju dan negara berkembang, menciptakan ketidakadilan dalam akses terhadap sumber daya dan kesempatan. Hal ini menunjukkan kegagalan negara kapitalis dalam menjamin kesejahteraan rakyat. Akar masalah dari semua ini adalah karena kapitalisme dijadikan sebagai asas dalam mengatur negara. Orientasi kapitalisme hanya menjadikan negara berperan sebagai regulator dan fasilitator bagi para pemodal, melupakan perhatiannyan pada kesejahteraan rakyat.
Viralnya tagar#KaburAjaDulu tidak bisa dilepaskan dari pengaruh digitalisasi terutama sosmed yang memberikan gambaran kehidupan negara lain yang lebih menjanjikan. Fakta rendahnya kualitas pendidikan dalam negeri bertemu dengan banyaknya tawaran beasiswa ke luar negeri di negara maju semakin memberikan peluang untuk "kabur". Ditambah lagi sulitnya mendapatkan pekerjaan di dalam negeri bertemu dengan banyaknya tawaran kerja ke luar negeri, baik sebagai pekerja terampil maupun kasar dengan iming-iming gaji yang tinggi semakin menguatkan tagar #kaburAjaDulu".
Berbeda dengan negara dalam Islam, Islam mewajibkan negara mengurusi urusan rakyat, Islam mewajibkan Negara melalui penguasanya untuk menjamin kesejahteraan setiap individu. Melalui sistem politiknya Islam mewajibkan negera untuk memenuhi pendidikan bagi rakyat secara menyeluruh mulai tingkat dasar hingga perguruan tinggi pada semua rakyat baik kaya maupun miskin, gratis tanpa memungut biaya sepeserpun dari rakyat.
Negara dalam Islam akan menjadikan aqidah sebagai asas pendidikan, sehingga mampu membentuk generasi yang bersakhsiyah islamiyah yakni memiliki pola pikir dan pola sikap Islam dengan sendirinya akan membentuk generasi yang mampu menghadapi problematika kehidupan dunia saat ini. Ilmu pengetahuan yang diperolehnya akan digunakan untuk memajukan dunia, dengan tujuan untuk memperoleh ridha Allah SWT.
Di samping itu negara akan menyediakan lapangan pekerjaan seluas luasnya bagi para laki-laki yang sudah baligh, memberikan pelatihan pelatihan kerja serta memberikan modal untuk usaha sehingga generasi muda mampu menyalurkan ilmunya dengan begitu akan memperoleh pendapatan yang mampu mensejahterakannya.
Dengan mekanisme seperti ini generasi muda tidak akan ingin kabur ke luar negeri. Hal ini hanya bisa terwujud dalam negara yang serius mengurusi urusan rakyat yaitu negara khilafah 'ala minhajinnubuwah
Allahu a'lam bishshawab.