| 91 Views
Hutan Rusak Rakyat Sengsara, Dimana Peran Negara?

Oleh : Rita Razis
Hutan menjadi salah satu kekayaan alam yang banyak manfaat dan kandungannya. Hutan juga memiliki peran untuk menjaga keseimbangan alam termasuk menyumbang kandungan oksigen untuk bernafas manusia. Hutan dengan keindahannya sering dilirik para wisatawan untuk menjelajahinya. Tapi sayangnya, sekarang banyak hutan yang dialih fungsikan. Sehingga telah rusak peran dan keindahannya.
Sepeti di negeri tercinta sudah banyak hutan yang rusak dan dialih fungsikan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan Sistem Terintegrasi Neraca Lingkungan dan Ekonomi Indonesia 2018-2022, luas hutan berkurang karena berbagai faktor, yaitu peristiwa alam, penebangan hutan, dan reklasifikasi area hutan. Tetapi BPS tidak merinci faktor mana yang paling dominan dalam pengurangan luas hutan Indonesia (katadata.co.id, 24 Januari 2024).
Sedangkan Catatan Akhir Tahun Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) region Sumatera menunjukkan Riau mengalami deforestasi hutan hingga 20.698 hektare sepanjang 2023. Direktur Eksekutif Walhi Riau Boy Jerry Even Sembiring menyebut angka tersebut lebih luas dari rata-rata per tahun selama lima tahun terakhir. Boy juga mengungkapkan kurang lebih ada 57 persen daratan Riau telah dikuasai investasi. Dari total tersebut, pemerintah memberikan izin kepada 273 perusahaan kelapa sawit, 55 Hutan Tanaman Industri (HTI), 2 Hak Pengusahaan Hutan (HPH), dan 19 pertambangan. Sedangkan capaian perhutanan sosial dan Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) hingga September 2023 hanya mencapai 219.882,64 ha. Rinciannya, perhutanan sosial 160.944,34 ha dan TORA 58.878,30 ha (cnnindonesia.com, 12 Januari 2024).
Sungguh memprihatinkan, deforestasi di Indonesia berjalan secara masif dan pasti. Hutan yang memiliki peran besar untuk kelangsungan makhluk hidup sekarang berubah menjadi sasaran empuk untuk kepentingan segelintir manusia. Akibatnya pemandangan hutan gundul dan rusak menjadi hal yang biasa karena tidak ada yang mempertanggungjawabkannya. Tak hanya itu, kerusakan hutan juga mengakibatkan bencana alam yang merugikan dan membahayakan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak tahu harus menyalahkan dan berbuat apa. Mereka hanya bisa menerima apapun yang terjadi.
Kerusakan yang terus meluas dan mengancam kelestarian alam seakan tidak menghentikan para investor dan pengusaha untuk menjaga keseimbangan alam. Mereka abai dengan nasib alam dan makhluk hidup lainnya. Mereka terus saja melakukan deforestasi agar sesuai harapan dan kepentingannya. Tak ada yang bisa dan berani menghentikan mereka, karena merekalah yang berkuasa. Pemerintah pun juga tidak punya taring untuk menghentikannya. Kebijakan pemerintah malah pro, dimana mereka diberi lahan dan kesempatan untuk mengelola tanpa memperhitungkan kerugian dan kerusakan alam yang terjadi.
Sikap ini tentu mengecewakan dan merugikan rakyat. Inilah keburukan sistem kapitalis membuat uang adalah segalanya. Ketika uang yang bicara maka segala urusan dan kepentingan akan berjalan sesuai dengan rencana. Serta watak sistem ini membuat orang semakin tamak dan ingin menguasai segalanya tanpa mempedulikan kerusakan yang terjadi. Sistem yang abai dengan kelestarian dan kesejahteraan rakyat. Rakyat akan selalu hidup susah dan sulit jika mempertahankan sistem sekarang. Hidup sejahtera hanyalah angan-angan belaka. Yang kaya akan semakin kaya, yang miskin akan semakin sengsara.
Bagaimana cara menghentikannya dan mensejahterakan rakyat?
Tentu selalu ada harapan dan solusi dari Sang Pencipta. Dia yang memberikan hidup lengkap dengan aturannya. Dimana dalam sistem Islam sudah jelas diatur dan dibagi mana kepemilikan individu, negara dan umat. Sehingga tidak akan terjadi monopoli kekayaan alam. Kepemilikan umat tidak boleh dimiliki secara individu maupun negara yaitu api, air dan pandang rumput. Negara hanya boleh mengelolanya agar bisa dimanfaatkan dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Selain itu, dalam sistem Islam juga mengatur bagaimana mengelola alam dan melestarikannya. Sehingga tidak akan terjadi kerusakan alam. Termasuk dalam pengelolaan hutan akan dimaksimalkan fungsinya. Dalam sistem Islam juga akan membentuk individu yang taat dan sadar akan hubungannya dengan Allah Swt. Mereka juga paham betul jika setiap perkataan dan perbuatan akan dipertanggungjawabkan. Sehingga sistem ini membentuk pribadi yang bertakwa.
Jadi, hanya dengan menerapkan sistem Islam alam dan isinya akan terjaga kelestariannya. Negara berkewajiban mengelola agar dapat dipergunakan dengan semestinya untuk memenuhi kebutuhan rakyatnya. Sehingga rakyat akan lebih mudah untuk memenuhi kebutuhan dan hidup sejahtera.