| 86 Views

Harga Cengkeh Anjlok, Petani Mandek

Oleh : Aydina Sadidah

Sejak dulu hingga sekarang harga barang di Indonesia tak pernah konsisten dan selalu berflaktuasi tak menentu, hal ini sering kali membuat masyarakat kebingungan. Terlebih lagi para pedagang, ada kalanya mereka mau tidak mau harus mengikuti harga yang berlaku dan menanggung beban kerugian. Hal seperti inilah yang sedang dialami oleh para petani cengkeh di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Bahkan penurunan harga yang terjadi, hampir mencapai 50% dari harga aslinya. Cengkeh yang sebelumnya dijual dengan harga Rp 100.000,00 perkilogramnya, sekarang menjadi Rp 60.000,00 perkilo. 

Sebenarnya fenomena penurunan harga cengkeh ini tidak hanya terjadi sekali saja, namun pernah terjadi juga pada tahun 2020. Yang mana harga jual cengkeh turun sampai dibawah Rp 50.000,00 serta membuat para petani mengalami kerugian berat.

Seperti yang diungkapkan oleh Usin Sudiawan (67), seorang petani cengkeh kepada media iNews Tasikmalaya, “Sekarang harga cengkeh turun drastis. Ketika harga Rp100 ribu per kilogram masih memberikan keuntungan tipis, sekarang dengan harga hanya Rp60 ribu per kilogram, keuntungan hampir tidak ada,” keluh Usin pada Kamis (8/8/2024).

Usin juga menambahkan keuntungan yang didapatkan dari bertani cengkeh, tidak seberapa dengan biaya yang dikeluarkannya. Pembiayaan yang dimaksud disini berupa upah para pekerja dan perawatan pohon, yang satu pekerja saja bisa diupahi Rp 100.000,00 perharinya. 

Maka tak ayal setelah penurunan harga cengkeh untuk yang sekian kalinya ini, membuat para petani memilih untuk berhenti menjadi petani cengkeh. Bahkan sebagian orang menganggap bahwa usaha ini tak lagi layak sebab harga yang tak menentu ini. 

Kejadian yang kembali terulang ini ternyata tetap masih tak bisa menggoyahkan pemerintah untuk turun tangan langsung menangani kasus ini. Padahal hal ini merupakan tugas mereka untuk membenahi kembali pertanian dan perekonomian nasional. 

Indonesia adalah tanah yang subur, maka sudah seharusnya Indonesia bisa menjadi negara yang maju lewat jalur ini. Namun sayang seribu sayang, banyak lahan kosong yang belum digarap. Hal ini seharusnya menjadi tugas pemerintah untuk turun tangan dan mengoptimalkan potensi lahan yang ada. 

Pun tak dapat dipungkiri, bahwa hal seperti ini tak pernah luput dari permainan pasar. Para tengkulak yang bebas mengendalikan harga pasar, dapat dengan sesuka hati menyabotase harga demi kepentingan  sebagian golongan. Jelas hal ini mereka lakukan tanpa mempertimbangkan nasib para petani-petani kecil. Alhasil mereka yang berkuasa berbahagia diatas setumpuk uang, sedangkan mereka yang miskin mau tidak mau harus ikut permainan dan sukarela menjadi bidak mereka. 

Inilah yang terjadi jika kita diatur oleh sistem Kapitalis yang hanya mementingkan materi diatas segalanya. Berlomba demi mengejar segepok uang yang pada kenyataannya belum pasti memberikan kebahagian yang kita damba. 

Maka terbukti bahwa sistem yang kita terapkan saat ini telah gagal menyejahterakan rakyat. Setelah sekian lama ini diatur oleh sistem ini — dari 1945 sampai sekarang 2024, ternyata sama saja belum membuahkan kesejahteraan bagi rakyat. Masihkah kita mau bergantung kepada sistem yang cacat ini?

Tak ada masalah yang tak memiliki solusi, begitupun dengan sistem rusak ini. Adapun satu-satunya solusi untuk sistem ini, hanyalah Islam. 

Mengapa Islam? Sebab hanya sistem Islamlah yang terbukti mampu menyejahterakan rakyat. Sistem Kapitalis yang telah berdiri selama ini, ternyata terbukti belum bisa membawa sebuah negara mencapai puncak kegemilangannya. Berbeda dengan Islam yang jelas-jelas memiliki banyak sekali sejarah tentang masa kegemilangannya, bahkan berkali-kali mengalaminya. Bahkan apabila sistem Kapitalis suatu saat mencapai masa kegemilangannya, ia masih belum bisa mengalahkan kegemilangan yang dicipta oleh Islam. 

Dalam sistem Islam, pemerintah akan mengawasi berjalannya roda ekonomi di masyarakat. Pemerintah akan berperan sebagai pengontrol kebutuhan pokok pasaran. Apabila ada ketidakstabilan harga, pemerintah akan turun tangan langsung memberantas penyebabnya. Jika penyebabnya berasal dari pelanggaran hukum, maka pemerintah akan menindak tegas dan memberikan sanksi yang menjerakan kepada sang pelaku. 

Pemerintah akan memberi perhatian khusus kepada para produsen seperti para petani dan peternak. Sebab apabila para produsen tidak ada, maka rantai pangan akan terputus dan negara akan kehilangan daya tahan pangannya.

Begitulah bila kita menerapkan sistem Islam. Tak hanya dalam lingkup ibadah saja, namun menyeluruh diseluruh kehidupan sehari-hari. Masyarakat yang ada pastinya akan merasakan sejahtera dibawah naungan Islam. 

Maka tunggu apa lagi? Marilah kita bersama-sama berjuang untuk mengembalikan syariat Islam ke bumi ini, yang akan memberantas kemungkaran dengan cahaya-Nya. Wallahu a'lam bi ash-showwab []


Share this article via

72 Shares

0 Comment