| 231 Views
Harga Beras Mahal, Kehidupan Rakyat Kian Tertinggal

Oleh : Umi Fahri
Harga beras akhir-akhir ini semakin melambung tinggi, dan kian menjadi sorotan utama dalam ranah ekonomi global. Dari pasar tradisional hingga ruang kebijakan, menjadi perbincangan tentang alasan di balik kenaikan harga beras dan dampak luasnya. Sebagai bahan makanan pokok bagi manusia terutama masyarakat Indonesia, perubahan ini sangat mempengaruhi stabilitas ekonomi, keamanan pangan, dan kesejahteraan sosial.
Di tengah-tengah ketidakpastian dan kekhawatiran yang meluas, sangat perlu untuk mengadakan analisis menyeluruh tentang penyebab di balik kenaikan harga tersebut, dengan dampak yang meresap ke berbagai lini kehidupan. Semua itu, pasti banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga pangan beras yang dihadapi oleh masyarakat pada umumnya.
Di antaranya, adanya permintaan tinggi yang berpengaruh pada pertumbuhan populasi di banyak negara terutama Asia. Hal ini tentu meningkatkan permintaan beras sebagai sumber makanan pokok. Inilah penyebab kenaikan harga di karenakan ketersediaan beras yang terbatas.
Kemudian, kondisi cuaca buruk sebagai penyebab cuaca ekstrem yang dapat menggangu produksi beras. Banjir, kekeringan, juga bencana alam lainnya dapat menghambat produksi dan mengurangi pasokan, sehingga terjadilah kenaikan.
Spekulasi pasar juga menjadi faktor selanjutnya. Terkadang hal ini dimanfaatkan sebagai fluktuasi harga beras untuk keuntungan pribadi mereka. Praktik semacam ini dapat mengakibatkan harga tidak stabil, dan kenaikan harga yang tidak beralasan.
Sebagian faktor tersebut pastinya berdampak besar bagi kehidupan masyarakat, terutama bagi rakyat miskin yang tidak mampu membeli disebabkan faktor ekonomi. Berbagai dampak yang sangat berpengaruh adalah:
1. Beban Ekonomi bagi Konsumen.
Semua ini menimbulkan beban yang signifikan bagi konsumen, terutama di negara-negara dengan pendapatan rendah dan menengah. Sehingga hal tersebut berakibat tekanan inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.
2. Ketidakstabilan Sosial.
Kenaikan harga pangan beras juga menimbulkan ketidakstabilan sosial, apalagi di negara yang bergantung pada beras sebagai sumber makanan pokok. Protes dan kerusuhan dapat saja terjadi, ketika harga tersebut tidak terjangkau bagi sebagian besar penduduk.
3. Tidak Adanya Keamanan Pangan.
Sudah pasti dengan keadaan ini, dapat mengancam keamanan pangan di negara-negara yang bergantung pada impor beras. Sehingga sangat rentan terhadap fluktuasi harga dan pasokan yang dapat menggangu ketahanan pangan mereka
4. Tekanan Terhadap Petani.
Meskipun kenaikan harga beras dapat menguntungkan bagi petani dalam jangka pendek, akan tetapi mereka juga mengalami tekanan untuk meningkatkan produksi, demi memenuhi permintaan yang meningkat. Hal itu dapat berakibat ekploitasi sumber daya alam, serta meningkatkan resiko ketidakpastian dalam jangka panjang.
Kenaikan harga beras sangat berpengaruh kompleks, dan memiliki dampak yang luas. Dalam mengatasi problem ini, perlu adanya langkah-langkah yang harus dilakukan oleh pemerintah, produsen beras, serta masyarakat secara keseluruhan. Perlu adanya investasi pertanian yang berkelanjutan, diversifikasi sumber pangan, dan kebijakan yang mendukung ketahanan pangan, untuk mengatasi dampak tersebut. Sehingga dapat memastikan ketersediaan makanan yang cukup bagi manusia secara menyeluruh.
Semua itu dapat terwujud dengan menerapkan sistem Islam yang hakiki. Karena sesungguhnya rakyat membutuhkan berlakunya hukum syariat dalam tataran secara global. Hanya sistem Islam yang dapat menjalankan politik ekonomi, dengan memastikan semua kebutuhan dasar masyarakat termasuk pangan yang dapat dipenuhi secara mandiri.
Tentunya lewat politik pertanian yang dimiliki setiap individu, maka dari sini negara juga harus memastikan tidak ada aktivitas ekonomi ataupun perdagangan yang berbasis sektor ekonomi non-riil di dalam negeri.
Jika sistem ekonomi Islam telah diberlakukan secara global, maka secara otomatis praktik-praktik ekonomi spekulatif. Sebagaimana kondisi saat ini yang menguntungkan segelintir perusahaan multinasional, ataupun sebagian pemain-pemain perdagangan spekulan yang tentunya akan tersingkir dengan sendirinya. Karena dalam politik ekonomi Islam, sangat menjamin kebutuhan setiap individu yang tidak hanya untuk kaum muslim saja, melainkan non-muslim yang menjadi warga negara tanpa ada perbedaan.
Sangat jelas bahwasanya permasalahan yang ada saat ini, membutuhkan perubahan yang bersifat sistematis. Sehingga mampu merubah paradigma sistem yang membuat rakyat terpuruk, dan menjadikannya pelayanan kepada rakyat dengan menyeluruh pada setiap kebutuhan mendasar mereka, tanpa terkecuali. Sistem Islam adalah alternatif tunggal pengganti sistem yang ada, untuk penyelenggaraan pemenuhan kebutuhan masyarakat secara totalitas.
Wallahu a'lam bishawab