| 133 Views
Hanya Dengan Jihad dan Khilafah, Solusi Tuntas Kemerdekaan Palestina

Oleh : Miftahid Mustanir
Tinta Mabda
Sobat, kian hari Palestina kian menderita dan tersiksa. Entitas Yahudi laknatullah terus melancarkan berbagai serangan yang membabi-buta. Bukan saja terhadap pejuang Palestina dan Hamas, nyatanya warga sipil, anak-anak, perempuan, tenaga medis, hingga jurnalis juga menjadi sasaran empuk kebiadaban mereka. Bahkan pada tanggal 5 Januari 2025 kemarin, otoritas kesehatan Palestina mengatakan, bahwasanya serangan udara yang diluncurkan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 110 orang dalam dua hari. Militer Israel juga mengancam akan meningkatkan serangan ke jalur Gaza jika Hamas tidak segera membebaskan sandera (Kompas.com, 05/1/2025).
Terbaru, pada 16 Januari 2025, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdul Rahman al Thani, mengumumkan tentang gencatan senjata antara Gaza dan Israel yang akan dilangsungkan pada hari Ahad tanggal 19 Januari 2025. Di sisi lain, Presiden AS, Joe Biden, menyampaikan bahwa ia akan berupaya untuk meningkatkan pengiriman bantuan setelah gencatan senjata (Sindonews, 16/01/2025). Hal ini memunculkan euforia di banyak kalangan. Lantas, haruskah kita benar-benar berbahagia dan turut menghentikan 'serangan' pada Israel? Pantaskah kita sebagai saudara seiman dan seakidah ini, hanya diam membisu dan sekadar mendoakan agar gencatan senjata ini terjadi selamanya?
Israel Berdiri di Atas Dukungan US dan PBB
Sejatinya, Palestina merupakan tanah kharajiyah yang didapatkan oleh kaum muslim dengan jiwa dan tumpahan darah mereka. Negeri Syam termasuk Palestina pertama kali ditaklukkan pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khathab pada tahun 637 H, dengan pasukan jihad kaum muslim yang dikomandoi oleh Khalid bin Walid. Pasukan ini membebaskan Palestina dan menjadikannya bagian dari wilayah daulah khilafah, yang pusat pemerintahannya berada di Madinah pada masa itu (Kompas.com, 12/3/2024).
Sedangkan Israel, mereka adalah sekelompok pengemis yang tidak memiliki tempat tinggal, yanh dengan kebaikan muslim Palestina memungut dan mengasihi mereka dengan memberikan tumpangan. Seiring berjalannya waktu, mereka menjadi rakus dan serakah. Dengan tidak tahu malunya meminta tanah Palestina sebagai tanah milik mereka. Namun karena tidak diberikan, mereka justru merampas tanah Palestina secara paksa, hingga saat ini mereka berhasil menduduki sebagian besar wilayah Palestina (Republika.id, 26/05/2023).
Sobat, perlu kita ketahui bahwa apa yang terjadi antara Israel dan Palestina bukan sekadar peperangan antar negara, melainkan penjajahan dan serangan sepihak yang digencarkan oleh Israel terhadap Palestina. Ini telah berlangsung selama puluhan tahun, yang sekaligus menjadi bukti hipokritnya Barat. Meskipun di satu sisi seluruh negeri mengecam segala bentuk penjajahan dan penindasan, tapi di sisi lain mereka juga andil membiarkan Palestina terjajah melalui legitimasi PBB yang mengakui Israel sebagai “Negara Yahudi” di atas tanah Palestina. Juga dukungan AS melalui berbagai bantuan persenjataan dan militer membuat Israel semakin membusungkan dada (Antaranews.com, 26/7/2020).
Maka, tidak pantas bagi kaum muslim untuk berharap dan meminta bantuan kepada negara Barat dan sekutunya, termasuk PBB. Umat Islam harus sadar bahwa di balik berdirinya negara zionis Israel di atas tanah Palestina merupakan hasil resolusi PBB yang memaksa Palestina untuk membagi wilayahnya dengan Israel. Jadi, meminta pertolongan kepada PBB sama saja dengan bunuh diri dan merupakan kesia-siaan semata, karena mereka tidak akan pernah berpihak kepada Palestina. Maka ketika para penguasa negeri muslim sekarang hanya mampu mengecam dan mengutuk saja tanpa ada aksi nyata, tentu hal itu adalah kewajaran karena membebek dan tunduk pada Barat. Padahal kita semua tahu, bahwa untuk menghadapi kebiadaban zionis tidak cukup dengan bahasa diplomasi atau basa-basi kecaman. Mereka hanya bisa ditaklukkan dan ditundukkan dengan perang.
Mengapa Jihad dan Khilafah?
Setidaknya ada tiga alasan mengapa jihad dan khilafah menjadi solusi tuntas untuk pembebasan Palestina.
Pertama, suatu kemustahilan untuk mengakhiri penjajahan zionis Israel terhadap Palestina dengan jalur politik sekuler. Berbagai perundingan yang dilakukan oleh setiap negara termasuk PBB tidak memberikan keuntungan dan dampak yang baik untuk Palestina. Bahkan tidak berpengaruh sedikit pun terhadap zionis Israel. Badan Hak Asasi Manusia PBB (UNHCR) sejak 2006 sudah mengeluarkan 45 resolusi dalam menentang kaum Yahudi, namun tidak ada satu pun yang digubris. Justru wilayah Palestina semakin dikuasai zionis laknatullah (Kumparan.news, 14/3/2019).
Kedua, Islam telah mengharamkan untuk berdamai dan bersahabat dengan entitas yang memerangi kaum muslim. Membagi dua tanah Palestina kepada zionis Israel adalah bentuk pengkhianatan. Sehingga, apa pun bentuk perdamaiannya, termasuk solusi dua negara yang ditawarkan Barat, adalah keharaman. Allah SWT berfirman,
إِنَّمَا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ قَٰتَلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ وَأَخۡرَجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ وَظَٰهَرُواْ عَلَىٰٓ إِخۡرَاجِكُمۡ أَن تَوَلَّوۡهُمۡۚ وَمَن يَتَوَلَّهُمۡ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلظَّٰلِمُونَ
"Sungguh Allah telah melarang kalian menjadikan sebagai kawan kalian orang-orang yang memerangi kalian karena agama, mengusir kalian dari negeri kalian, dan membantu (orang lain) untuk mengusir kalian. Siapa saja yang menjadikan mereka sebagai kawan, mereka itulah kaum yang dzalim". (TQS Al-Mumtahanah [60]: 9).
Ketiga, syariat Islam telah mewajibkan jihad fii sabilillah atas kaum muslim ketika mereka diperangi oleh musuh. Allah SWT berfirman,
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
"Siapa saja yang menyerang kalian, seranglah ia seimbang dengan serangannya terhadap kalian". (TQS Al-Baqarah [2]: 194).
Oleh karena itu, jihad adalah satu-satunya solusi untuk membungkam agresi zionis Yahudi atas tanah Palestina. Dan itu sebenarnya sangat mudah dilakukan, karena kekuatan militer di negeri-negeri muslim seperti Mesir, Suriah, dan Yordania secara perhitungan jauh di atas kekuatan militer kaum Yahudi.
Kita Untuk Palestina
Sobat, masalah Palestina adalah masalah kaum muslim, masalah kita semua. Maka, tidak boleh ada seorang pun dari kita yang berhak untuk menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah seperti zionis Israel laknatullah. Maka, sikap yang seharusnya kita lakukan terhadap zionis yang telah merampas tanah Palestina yakni diperangi dan diusir. Sebagaimana yang telah Allah SWT perintahkan dalam firman-Nya;
قَاتِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَيْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَۙ
"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menghancurkan mereka dengan (perantaraan) tangan-tangan kalian, menghinakan mereka serta akan menolong kalian atas mereka sekaligus melegakan hati kaum mukmin". (TQS At-Taubah [9]: 14).
Adanya kekuasaan Islam untuk menyerukan jihad adalah suatu keharusan. Karena tidak ada solusi lain bagi pembebasan Palestina selain dengan jihad di bawah komando seorang khalifah. Dengan diangkatnya khalifah sebagai pemimpin tertingga dan satu-satunya dari kekhilafahan Islam, persatuan kaum muslim akan terwujud dan tidak ada lagi negeri-negeri muslim yang tersekat dan terpecah belah karena asas nasionalisme. Akidah Islam menjadi pondasi kekuatan Islam dan umat muslim. Khilafah adalah solusi tunggal untuk pembebasan Palestina dan negeri muslim lainnya yang masih terjajah, juga yang akan menjaga kehormatan, nyawa, dan harta kaum muslim.
Sobat, maka dapat kita simpulkan bahwa Palestina hanya dapat dibebaskan jika Khilafah tegak untuk melindungi tanah yang Allah berkahi tersebut. Tidak akan tercapai kemerdekaan tanah yang Allah berkahi tersebut lewat solusi dua negara, pun bersesi-sesi gencatan senjata sebagaimana yang tengah berlangsung sekarang. Khilafah akan mengusir para kafir penjajah dari dunia Islam. Sebagaimana dulu, Palestina juga pernah dibebaskan dan masuk ke dalam perlindungan kaum muslim pada masa kekhalifahan Umar bin Al-Khaththab ra. Bahkan setelah sempat dikuasai tentara Salib, Palestina kembali ke tangan kaum muslimin melalui jihad fi sabilillah yang dikomando Shalahuddin al Ayyubi. Oleh sebab itulah, urgensitas keberadaan khilafah Islamiyyah adalah wajib dan vital bagi kaum muslim. Sebab ia akan menjadi perisai dan pelindung umat.
Wallahu a'lam.