| 42 Views
Generasi Makin Sadis, Buah Sistem Kapitalis

Oleh : Mirna
Aktivis Dakwah
Maraknya kasus kasus remaja yang di luar nalar,dengan segala bentuk kerusakan nya telah menambah daftar panjang dan bukti bahwa negeri ini sedang tidak baik-baik saja,khusus nya persoalan generasi .
Di berbagai media sosial dan lingkungan masyarakat sekitar tidak jarang kita menemukan berbagai berita yang mengerikan terkait dengan permasalahan remaja, mulai dari pergaulan bebas , judi online mengkonsumsi barang barang haram, dan tindakan kriminal.
Dan yang lebih mengerikan lagi mereka tega membunuh orang tua nya sendiri nauzubillah.
Mengingat bahwa pemuda adalah generasi penerus bagi suatu bangsa,lantas apa jadinya suatu negri apabila mental para generasi yang ada di dalamnya bermental lemah mudah rapuh,lebay dan sadis.sungguh rusak nya moral yang terjadi pada para pemuda saat ini sangat membuat kita miris.
Inilah buah atau dampak dari sistem yang di lahirkan manusia yang terbatas sehebat apapun mereka membuat aturan maka tidak akan pernah bisa untuk menandingi sistem yang berasal dari Allah SWT yaitu Islam.
Lihat saja perbandingan para pemuda di era Islam khususnya dijaman Rasulullah Saw . Dimana para sahabat di tempa dengan faham faham Islam dan didik dengan aturan aturan islam,hingga akhirnya mereka menjadi orang yang memang benar-benar kuat dan terbentuk menjadi orang yang berkepribadian Islam yang kokoh .
Pada masa kejayaan islam pun kita di kenalkan pula dengan sebuah nama yang di sebut sebagai sultan Muhammad Al Fatih sang penakluk konstantinopel.dan yang menariknya ialah beliau masih berusia 21 tahun saat penaklukan tersebut.
Bahkan mereka rela mengorbankan jiwa raga mereka demi menolong agama Allah SWT.
Memang begitulah sesungguhnya para generasi muda dibentuk, sebab lemahnya generasi akan berdampak buruk bagi suatu negri.lemah yang di maksud disini bukan hanya masalah akademik melainkan kelemahan dalam masalah akidah dan pemahaman agama.
Sebab tanpa adanya hal tersebut maka dapat dipastikan bahwa mereka akan cenderung melakukan berbagi kerusakan.
Akan tetapi untuk membentuk pemuda yang berkepribadian kuat,kokoh dan tangguh hanya akan di dapatkan dengan pendidikan yang berbasis Islam saja. sedangkan di sistem kapitalis saat ini untuk mendapatkan pendidikan islam yang dapat memproduksi alumni yang syarat dengan kepribadian tersebut mustahil di dapatkan.
Kecuali hanya segelintir orang orang yang sadar.
Sebab tujuan pendidikan di di dalam sistem kapitalis hanyalah asas manfaat bagi nya dan untuk meraih keuntungan materi belaka . Semakin tinggi pendidikan yang di peroleh maka semakin besar peluang dalam meraih keuntungan materi sebesar besarnya tidak lagi perduli apakah perbuatan nya tersebut bertentangan dengan aturan syariat.
Bahkan ada pula sebagian orang tua yang tidak mau untuk memasuk kan anaknya di pondok pondok pesantren, dengan alasan sulit mendapatkan ijazah sehingga akan sulit pula nantinya memperoleh pekerjaan, begitulah buah sistem kapitalis yang setiap tingkah laku dan tolak ukurnya adalah meraih sebanyak banyaknya manfaat untuk kesenjangan dunia semata dan untuk dirinya sendiri.
Berbeda hal nya dengan Islam di mana tujuan suatu pendidikan tidak lain semata-mata untuk beribadah kepada Allah SWT. Karena memang Allah SWT telah memerintahkan hambanya untuk menuntut ilmu dan Menjadikan nya sebagai bekal menjalani kehidupan dunia dan akhiratnya.
Selain itu ilmu yang di dapati nya tidak hanya berguna bagi dirinya melainkan bisa bermanfaat untuk seluruh umat . Sebab mereka faham akan tanggung jawabnya sebagai seorang muslim yang harus melakukan amar makruf nahi mungkar .oleh karena itu dengan faham aturan islam, ilmu tidak hanya berada di dalam isi kepalanya melainkan akan terealisasi dalam kehidupan nya sehingga akan tersebar pula di tengah masyarakat.
Namun hal demikian hanya akan di peroleh ketika Sistem islam lah yang diterapkan di dalam sebuah negara, sebaiknya ketika sistem buatan manusia atau yang di sebut sistem kapitalis yang menjadi asas bagi sebuah negara maka akan banyak tercipta generasi generasi yang bermental sadis.
Wallahu a'lam bissawab.