| 12 Views
Generasi Krisis Pendidikan, Akan Dibawa Kemana Masa Depan Negara?

Oleh : Fahna Al-Hafidzah
Saat ini banyak remaja yang terpaksa harus mengubur cita-citanya hanya karena tidak bisa meneruskan sekolah. Banyak dari mereka berhenti sekolah demi memenuhi tuntutan ekonomi. Hal ini diungkapkan oleh Pembina poros Sahabat Nusantara (POSNU) Kota Banjar, Muhlison. Ia mengatakan tingginya anak usia 16-18 tahun di kota Banjar yang tidak dapat bersekolah, mencapai 32,2%. Selain itu angka partisipasi sekolah (APS) pada tahun 2024 mengalami penurunan signifikan sebesar 3,8%, yakni dari 71,78% ditahun 2023 menjadi 67,98% ditahun 2024.
"Logikanya, semakin tinggi APS, berarti semakin banyak anak yang bersekolah. Jika APS hanya 68,98%, berarti 32% anak tidak bersekolah," jelas Muhlison dalam keterangannya, Kamis (13/02)2025).
Muhlison juga menilai, bahwa tingginya angka anak yang tidak bersekolah ini merupakan perkara serius bagi masa depan generasi emas kota Banjar. Menurutnya, hal ini sangat mengancam potensi kesejahteraan dan wajah peradaban. Ia pun menilai, pemerintah kota (Pemkot) Banjar telah gagal mengelola pendidikan dan mewujudkan program wajib belajar 12 tahun.
"Ini angka yang fantastis. Artinya dari 100 anak, 32 diantaranya tidak bersekolah. Ini sangat berbahaya bagi masa depan generasi emas. Wajar jika rapor pendidikan tahun ini jeblok. Kondisi ini tidak boleh diabaikan," tegas Muhlison. Ia juga mengatakan bahwa pendidikan sangat penting untuk masa depan bangsa. Ia juga meminta Pemkot segera mencari solusi dari akar persoalan ini. Kadisdik layak dievaluasi karena dampaknya sangat serius bagi masa depan kota Banjar. Karena angka 32 dari 100 anak bukanlah main-main" (Jabarekspres,)
Ini baru hasil data di kota Banjar, bagaimana dengan data seluruh anak remaja di Indonesia? Sangat disayangkan bukan, anak remaja yang seharusnya bersekolah tinggi untuk masa depan, kita menjadi generasi penerus bangsa. Namun nyatanya hari ini, generasi muda justru tidak mendapatkan layanan pendidikan yang layak.
Sungguh sangat memprihatikan, dari tahun ke tahun masalah pendidikan tak kunjung teratasi. Lagi-lagi faktor penyebab utamanya adalah ekonomi. Bayangkan apabila masalah ini masih tak dapat diatasi, pastinya akan timbul permasalahan lain sebagai cabang dari masalah ini. Seperti meningkatnya kenakalan remaja, penganggaran, dan tentunya kemiskinan dan kriminalitas, akan bertebaran.
Kegagalan negara dalam menyelesaikan masalah pendidikan ini, sejatinya tak luput dari kesalahan sistem yang bathil, yakni sistem kapitalis-sekuler. Hanya orang yang berduit saja yang bisa bersekolah, sementara meekayang krisis ekonomi malah dibiarkan tidak bisa bersekolah. Padahal pendidikan itu merupakan hak seluruh manusia.
Adapun dalam sistem Islam, negara tidak akan membiarkan pelajar putus sekolah. Negara akan hadir untuk memastikan dan menjamin seluruh pelajaran untuk bisa bersekolah. Negara lah yang akan menjamin terpenuhinya kebutuhan pendidikan seluruh rakyatnya. Negara akan menyediakan pendidikan gratis, menjamin kesejahteraan sumber daya pendidik, dan tentunya akan mempersiapkan fasilitas sekolah dengan maksimal. Negara Islam menyadari betul bahwa pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar untuk semua kalangan dan wajib dipenuhi oleh negara.
Sekarang terbukti, bahwa sistem saat ini tidak dapat menyelesaikan permasalahan. Maka jelas, hanya sistem Islam lah satu-satunya yang mampu memberikan kesejahteraan untuk seluruh rakyatnya.
WalLahu a'lam bi ash-showwab.