| 27 Views

Gaza Menyambut Ramadan Masih Dalam Penjajahan

Oleh : Ummu Alvin
Aktivis Muslimah

Kondisi Gaza pasca gencatan senjata masih tidak baik-baik saja, bulan Ramadan yang senantiasa dinantikan umat Islam disambut dengan kesedihan yang masih menyelimuti hati para penduduknya, kegembiraan yang mereka rasakan masih berselimut duka karena rasa kehilangan atas banyaknya anggota keluarga yang menjadi korban dari genosida yang dilakukan oleh zionis. Penghianatan juga masih terus terjadi, di tengah perjanjian gencatan senjata yang disepakati oleh kedua belah pihak, masih juga dikhianati oleh zionis laknatullah alaik.

Sementara itu, kekhawatiran juga merasuki jiwa para penduduk Gaza, hal itu dikarenakan ambisi dari Presiden AS, Donald Trump yang ingin mencaplok gajah dan merelokasi warga Palestina ke negara lain yang berjumlah sekitar 2,4 juta orang secara permanen. Rencana jahat Donald Trump telah memicu para pemimpin negara-negara Arab untuk melakukan pertemuan di Arab Saudi membahas terkait perlawanan terhadap rencana presiden AS ini. Pertemuan yang diadakan pada hari Jumat (21/2), telah dihadiri oleh 7 pemimpin dari negara Arab yaitu Arab Saudi, Mesir,Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Kuwait dan Bahrain. Menurut pakar kebijakan luar negeri Arab Saudi, Umer Karim, pertemuan tersebut adalah pertemuan paling penting dalam beberapa dekade terakhir bagi dunia Arab dan masalah Palestina.

Tidak ada yang mampu dilakukan oleh pemimpin-pemimpin Arab selain hanya beretorika, mengutuk dan mengecam saja tapi tidak satupun membuahkan hasil yang nyata, pertemuan demi pertemuan yang mereka lakukan hanya sekedar pencitraan, karena sesungguhnya pemimpin-pemimpin kaum muslim memberikan loyalitas dan kepercayaan yang penuh pada Amerika Serikat dan lembaga-lembaga internasional yang mereka dirikan. Para pemimpin kaum muslim itu lupa  bahwa Amerika Serikat yang telah merancang kelahiran negara zionis Yahudi Israel untuk menciptakan petaka di jantung dunia Islam.

Derita yang dialami rakyat Gaza adalah secuil potret derita yang dialami banyak umat Islam di dunia ini, indahnya Ramadan dan nikmatnya ibadah di bulan Ramadan tidak mereka temukan karena ancaman kematian selalu membayangi,lalu di manakah pemimpin-pemimpin kaum muslimin yang memiliki pasukan terbaik, tidakkah terketuk hati mereka melihat kenestapaan yang dialami saudaranya, puaskah mereka dengan hanya memberikan kecaman dan beretorika saja tanpa ada aksi yang nyata? Tidak ingatkah mereka bahwa nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam pernah  bersabda, "Seorang muslim itu saudara bagi muslim yang lain, dia tidak boleh menghianati, mendustai dan menelantarkan saudaranya (HR at Tirmidzi).

Semua ini terjadi karena umat Islam tidak memiliki pelindung atau junnah, sementara itu sikap para penguasa negeri muslim cenderung diam dan malah menjadi pelindung zionis. Sudah seharusnya umat Islam sadar betapa pentingnya sebuah kepemimpinan islam demi untuk melawan dan mengusir orang-orang kafir dari tanah Palestina. Dan menyadari ketiadaan junnah kaum muslim berarti membiarkan umat muslim di Gaza tetap hidup dalam kesengsaraan padahal mereka adalah saudara seiman kita.

Umat Islam terpecah-pecah atas dasar nasionalisme setelah runtuhnya Khilafah Utsmaniyah, hilangnya junnah yang selalu melindungi kaum muslim telah mengakibatkan umat Islam lemah, padahal jumlahnya sangatlah banyak namun bagaikan buih di lautan, umat islam hidup dalam ketertindasan yang dijadikan santapan oleh negara kafir Barat. Tidak hanya di Palestina, umat Islam yang hidup Suriah , Uighur, Irak, Afghanistan dan muslim Rohingnya, juga hidup dalam penderitaan. Semua ini karena ketiadaan Khilafah, sang raa'in dan junnah bagi rakyatnya. Umat Islam pun Kehilangan kewibawaannya begitu pula para pemimpinnya.

Hal ini tidak akan terjadi jika ada Khilafah, karena dengan Khilafah umat Islam akan menjadi khairu ummah yakni umat yang terbaik, dengan penerapan syariat Islam secara kaffah maka seluruh negeri kaum muslim akan hidup sejahtera, tidak lagi dengan ketakutan akan embargo dan sanksi ekonomi dari AS, karena Daulah Khilafah akan mengelola sumber daya alam yang sesuai dengan syariat Islam nanti ndak membiarkannya dikuasai oleh asing serta tidak pula menyerahkan pengelolaannya kepada kaum kafir. Khilafah akan mengelola sumber daya alam dan memanfaatkan hasilnya sepenuhnya demi untuk memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya, seperti untuk menyediakan pendidikan dan kesehatan gratis serta pelayanan lainnya yang menjadi kebutuhan rakyatnya.

Sudah saatnya umat Islam bersatu dan membebaskan pemikirannya dari semua pemikiran asing yang telah merasuk selama ini, penjajahan dan penindasan di Palestina sudah cukup dan tidak bisa dibiarkan lagi, penderitaan yang dialami keluarga Yasir ini terulang kembali itu semua karena ketiadaan kepemimpinan islam, umat Islam butuh disadarkan untuk kembali kepada aturan Islam, untuk kembali kepada syariat Islam, karena hanya syariat Islam yang akan memberikan kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.

Saatnya kaum muslim bersatu yang bangkit untuk mengembalikan kejayaan Islam, kemuliaan Islam yaitu dengan mengembalikan Khilafah 'ala Minhaj an Nubuwwah, Karena itu adalah mahkota kewajiban bagi seluruh umat Islam, karena tidak mungkin datang pertolongan dan kemenangan tanpa menjalankan kewajiban yang harus ditempuh oleh umat Islam. Kebutuhan umat Islam akan Khilafah adalah mutlak adanya. Khilafah akan melindungi kaum muslim dari berbagai ancaman termasuk membebaskan rakyat Palestina dari penjajahan dan juga seluruh umat muslim lainnya. Semoga ini menjadi Ramadan terakhir tanpa Khilafah.

Wallahu a'lam bish showwab.


Share this article via

18 Shares

0 Comment