| 13 Views
Gaza Masih Membara, di Mana Umat Muslim Sedunia?

Oleh : Tyas Ummu Amira
Pemerhati Masalah Global
Kondisi Gaza semakin hari kian mencekam, di moment Idhul Fitri yang seharusnya merayakan kemenangan, tetapi tidak dengan saudara kita di Palestina. Sekadar untuk memakan kue lebaran untuk bertahan esok harinya pun tiada pilihan.
Jika kita melihat fakta terkini, dikutip dari CNBC.com, gelombang serangan udara yang mengakhiri gencatan senjata di Gaza menandai eskalasi besar dalam konflik Israel-Palestina. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa serangan ini "baru permulaan" dan akan terus berlanjut hingga Israel mencapai tujuan perangnya, yakni menghancurkan Hamas dan membebaskan seluruh sandera yang ditahan oleh kelompok militan tersebut.
Negosiasi gencatan senjata lebih lanjut, kata Netanyahu dalam pidato televisi Selasa (18/3/2025) malam, akan berlangsung "di bawah tembakan". Ini adalah pernyataan pertamanya setelah serangan yang menewaskan lebih dari 400 orang dalam satu hari, menjadi hari paling berdarah sejak awal perang pada 2023.(19/3/25)
Ada lagi berita membuat hari ini kian pilu. Presiden Komite Internasional Palang Merah (ICRC), Mirjana Spoljaric, menggambarkan situasi kemanusiaan di Gaza pada Jumat (11/4/2025) sebagai "neraka di bumi". Ia memperingatkan rumah sakit akan kehabisan persediaan dalam waktu dua minggu.
Sedih sekali rasanya jika harus melihat saudara seiman kita merasakan hal yang amat menyakitkan, tetapi apalah daya kondisi umat Islam saat ini seakan diam seribu bahasa, buta dan tuli akan jeritan anak-anak Gaza yang mati terbakar hidup-hidup. Hal ini tentu bukan tanpa sebab, karena itu semua sudah menjadi target musuh-musuh Islam khususnya Amerika dan sekutunya untuk mengambil alih tanah suci kaum muslimin.
Rancangan demi racangan dibuat sangat apik oleh mereka dengan memutar balikkan fakta, menekan semua negeri-negeri muslim dengan berbagai perjanjian internasional dan bisnis, dan terbaru dengan menaikkan tarif impor sejumlah negara. Hal ini untuk menekan negeri muslim agar apatis dan tidak berani mengirimkan tentara militernya untuk menolong saudaranya karena kita telah tersekat dengan tertorial negara (nastionstatae).
Hal ini memperburuk jalinan persaudaraan antar umat Muslim karena tersekat wilayah, untuk mengirimkan sekadar bantuan makanan dan medis pun tidak bisa, karena diblokade oleh zionis Yahudi lakanatullah. Hal ini sungguh membuat saudara kita di Gaza seperti dalam neraka di bumi, lantas apa yang bisa kita lakukan untuk saudara kita di Palestina?
Perihal Palestina ini bukan isu atau peristiwa yang baru. Akan tetapi, ini sudah berpuluh tahun terjadi. Palestina adalah tanah kaum muslim, berstatus tanah kharajiyah yang ditaklukkan pada masa Khalifah Umar bin Khaththab. Alhasil, status Palestina hingga Hari Kiamat adalah tanah kaum muslim.
Yang dimaksudkan “Palestina” bukan Tepi Barat dan Jalur Gaza saja, melainkan semua wilayah, termasuk yang dijajah Zion*s Yahudi. Masalah Palestina bukan sekadar masalah kemanusiaan. Ia adalah masalah Islam dan seluruh kaum muslim. Sebab, tanah Palestina adalah tanah kharajiyah milik kaum muslim di seluruh dunia. Statusnya tetap seperti itu hingga kiamat nanti. Tidak ada seorang pun yang berhak menyerahkan tanah kharajiyah kepada pihak lain, apalagi kepada perampok dan penjajah semacam Yahudi Israel.
Sikap semestinya haruslah sebagaimana ditunjukkan Sultan Abdul Hamid II yang menolak segala bentuk penyerahan Tanah Palestina kepada kaum kafir, meskipun hanya sejengkal. Solusi untuk mengembalikan dan mempertahankan tanah Palestina saat ini hanya dengan beberapa cara yang seharusnya kita lakukan.
Pertama, dengan mengopinikan urgensi adanya institusi Khilafah atau sistem pemerintahan dalam Islam yang menerapkan hukum Islam secara kaffah di semua aspek kehidupan. Sumber hukum Islam berlandaskan Al-Qur'an dan As-sunah. Di mana umat Islam bersatu dalam satu naungan daulah Islam yang bisa menghilangkan batas-batas wilayah negeri satu dengan negeri lain.
Khilafah adalah satu-satunya pelindung umat yang hakiki yang akan melancarkan jihad terhadap siapa saja yang memusuhi Islam dan kaum muslim. Tentu dengan kekuatan jihad pula, Khilafah akan sanggup mengusir Zion*s Yahudi dari Tanah Palestina.
Kedua, yakni dengan jihad sebagaimana diperintahkan dalam QS At-Taubah ayat 14, yang artinya "Perangilah mereka! Niscaya Allah akan mengazab mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu, menghinakan mereka, dan memenangkan kamu atas mereka, serta melegakan hati kaum mukmin".
Ayat ini memerintahkan kaum Muslimin agar memerangi orang musyrik, karena mereka telah melanggar janji dan memerangi Rasul dan kaum Muslimin. Jika mereka melaksanakan perintah itu, pasti Allah akan menyiksa kaum musyrikin dengan kekuatan kaum mukmin. Allah menjadikan mereka hina dan Allah menolong orang-orang mukmin menghilangkan kesedihan mereka yang menderita akibat pengkhianatan pihak musyrikin.
Hal ini seperti yang juga disabdakan nabi Muhammad Saw bahwa, sesama umat Rasulullah saw., tidak pantas kita berdiam diri melihat saudara seimannya hidup menderita. Rasulullah saw. bersabda, “Tidaklah beriman seseorang di antara kalian sehingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri.” (HR Bukhari dari Anas bin Malik, ra.).
Dengan demikian, solusi Khilafah dan Jihad adalah solusi paripurna untuk mengembalikan tanah suci dan kiblat pertama umat muslim. Sudah selayaknya kita bersungguh-sungguh dalam upaya untuk bisa menguatkan opini Islam kaffah dalam bingkai Khilafah ke seluruh pelosok dunia agar Khilafah terealisasikan sesuai bisyarah Rasulullah Saw: "Di tengah-tengah kalian terdapat zaman kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Kemudian akan ada Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian. Ia ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Lalu Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan yang zalim. Ia juga ada dan atas izin Allah akan tetap ada. Kemudian Allah akan mengangkat zaman itu jika Dia berkehendak mengangkatnya. Lalu akan ada kekuasaan diktator yang menyengsarakan. Ia juga ada dan atas izin Alah akan tetap ada. Selanjutnya akan ada kembali Khilafah yang mengikuti minhaj kenabian.” (HR Ahmad, Abu Dawud ath-Thayalisi, dan Al-Bazzar). Dan bergabung kepada kelompok jamaah yang memperjuangkan sistem Islam, yakni Khilafah. Semoga kita salah satunya. Amin.
Wallahu alam bishowab