| 13 Views

Evakuasi Warga Gaza Bukanlah Solusi

Oleh : Tri Sugiarti

Pembantaian warga Gaza-Palestina oleh Israel belum berhenti. Jumlah korban tewas semakin hari semakin meningkat. Israel terus menyerang ke area yang masih terlihat pergerakan manusia padahal sebelumnya  telah disepakati  genjatan senjata. Namun, sepertinya tak ada kata perjanjian bagi Israel. Dukungan dan pernyataan sikap dari berbagai komunitas di beberapa negeri terus disuarakan.

Presiden Indonesia menyatakan akan membantu warga Gaza yakni siap menampung ribuan warga Gaza, Palestina yang menjadi korban kekejaman militer Israel. Prabowo akan mengirim pesawat untuk menjemput mereka. "Saya lakukan ini karena banyak permintaan terhadap Indonesia untuk lebih aktif berperan mendukung penyelesaian konflik di Gaza," ujar Prabowo di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur menjelang terbang ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab untuk melawat ke sejumlah negara Timur Tengah (Beritasatu.com, 9/4/2025). 

Hanya saja sikap yang dinyatakan Presiden Indonesia tidak sesuai harapan dari keinginan warga Gaza, Persatuan Ulama Internasional, dan umat Islam yang menginginkan agar tentara Israel segera diusir dengan bantuan tentara militer. Penduduk gaza ingin tetap mempertahankan wilayahnya agar tidak dirampas oleh zionis. Ketika Gaza kosong maka akan mudah diduduki oleh zionis Israel. Evakuasi rakyat Gaza jelas makin menjauhkan dari solusi hakiki yakni Zionis yang harus diusir dari tanah Plaestina.

Sikap berbagai pemimpin negeri muslim di dunia termasuk Indonesia tentunya dipengaruhi oleh politik internasional khususnya politik ekonomi negara adidaya yang secara jelas mendukung tindakan zonis atas Palestina. Rencana relokasi penduduk Gaza ini muncul di tengah huru-hara AS mencanangkan kebijakan tarif impor. Bagi negeri yang tergantung pada negara lain kebijakan impor AS ini tentu sangat memberatkan. Maka tidak heran jika muncul opini di publik bahwa Kebijakan evakuasi yang rencanakan Presiden Indonesia bisa jadi merupakan bentuk tekanan AS terhadap Indonesia sebagai langkah negosiasi yang dilakukan Indonesia.

Hal inilah menjadi alasan bahwa negeri Muslim betul-betul harus menjadi negara adidaya yang memimpin dunia. Pesatuan umat muslim yang membuatnya menjadi kuat dan ditakuti oleh negeri penjajah. Persatuan ini hanya akan terlaksana jika sistem pemerintahan khilafah diiterapkan.

Khilafah sebagai negara adidaya akan menerapkan syariat Islam sehingga menjadi rahmat bagi seluruh alam dan membela setiap muslim. Pentingnya penerapan Islam harus terus disuarakan oleh sebuah gerakan ke tengah-tengan umat sehingga umat dapat berjuang untuk menegakkan Khilafah.  Karena hanya jihad dan tegaknya Khilafah solusi hakiki membebaskan Palestina dan negeri-negeri muslim dari cengkeraman penjajah.


Share this article via

5 Shares

0 Comment