| 9 Views
Derita Rakyat Palestina adalah Derita Umat Muslim Sedunia

Oleh : Suherti
Aktivis Muslimah
Penderitaan rakyat Palestina akibat kekejaman (genosida) yang dilakukan oleh Zionis Israel telah membuka mata dunia, bahwa saat ini negara-negara Islam telah benar-benar tersekat-sekat oleh nasionalisme. Terbukti negara-negara arab yang terdekat dengan Palestina seakan menutup mata, dan tidak mau mendengar jeritan dan tangisan rakyat Palestina yang membutuhkan pertolongan. Warga Palestina bukan hanya butuh bahan makanan dan obat-obatan, tetapi yang lebih mereka butuhkan adalah bantuan tentara dari kaum muslimin di seluruh dunia, untuk bersama-sama memerangi zionis Israel, membebaskan tanah Palestina dari penjajahan.
Baru-baru ini Presiden Prabowo tengah melakukan kunjungan kerja ke-lima negara di Timur Tengah, meliputi: Uni Emirat Arab, Turki, Mesir, Qatar, dan Yordania. Salah satu misi yang dibawa adalah untuk mendorong penyelesaian konflik antara Palestina dan Israel. Namun, ada yang sangat disayangkan, beliau menekankan bahwa RI berkomitmen untuk mewujudkan penyelesaian konflik tersebut dengan solusi dua negara, dan siap menampung ribuan warga Gaza, Palestina yang menjadi korban kekejaman militer Israel. Seperti yang dilansir dari (beritasatu.com, Rabu, 9/4/2025)
Jika ditelaah lebih mendalam, rencana evakuasi dari Presiden Prabowo mungkin bisa dilihat dari perspektif lain, yaitu tekanan politik Donald Trump dan Amerika dari darurat kemanusiaan atau menjalankan amanat UUD 1945 untuk menghapus penjajahan dari muka bumi.
Sebab, tekanan Donald Trump tersebut sangatlah mungkin karena wilayah teritorial Indonesia bagian selatan telah dikepung oleh kekuatan gabungan AUKUS (Australia, United Kingdom, United States).
Jika keinginan Donald Trump untuk mengosongkan wilayah Palestina tidak dipenuhi oleh Indonesia, mungkin imbasnya kedaulatan Indonesia, terutama bidang ekonomi bisa dipertaruhkan.
Inilah gambaran potret buram sebuah negara yang bergantung pada kekuasaan negara lain, seakan tidak punya power untuk menunjukan kekuasaan dan kewibawaannya, sehingga harus selalu tunduk dan patuh terhadap perintah tuannya. Akibatnya menjadi budak kekuasaan negara lain dan hanya bisa menuruti segala perintahnya, walaupun harus mengorbankan kedaulatan dan persatuan negaranya sendiri.
Saat dunia dikuasai oleh sistem kapitalis, hal-hal semacam itu wajar terjadi. Sebab dalam ideologi kapitalis, yang berkuasa adalah para pemilik modal. Mereka mampu menggerakkan negara-negara yang ada di bawah kendalinya untuk tunduk dan taat kepada perintahnya. Semua itu dilakukan demi melanggengkan kekuasaan dan meraih materi sebanyak-banyaknya. Dalam kapitalis, materi menjadi sumber kebahagiaan di dunia, meskipun harus mengorbankan kepentingan dan kebahagiaan rakyat.
Tentu semua itu berbeda jika Islam yang dijadikan aturan untuk mengatur seluruh lini kehidupan. Islam memandang konflik antara Palestina dan Israel adalah konflik seluruh Umat Muslim di seluruh dunia. Rasulullah saw. Bersabda, “ Umat Islam bagaikan satu tubuh, jika ada anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain akan ikut merasakannya.” (Al-Hadis)
Penderitaan rakyat Palestina adalah derita seluruh umat muslim di dunia sehingga. Umat muslim harus bersatu untuk bersama-sama berjuang membebaskan penjajahan di bumi Palestina. Sebab, hanya dengan Jihad para tentara Israel dapat diusir dari Palestina.
Dengan khilafah, semua hukum-hukum Allah yang ada dalam Al-Qur'an bisa diterapkan dengan sempurna. Seluruh umat muslim di seluruh penjuru dunia berada pada komando yang satu, yaitu sang khalifah. Sehingga akan mampu mengembalikan kewibawaan dan harga diri Umat muslim, jika seluruh aturan Allah telah diterapkan dan dilaksanakan, maka akan terwujud Islam rahmatan lil aalamiin.
Wallahualam bissawab