| 21 Views

Derita Anak-anak Gaza, Cukupkah Hanya Doa

Oleh : Asma Sulistiawati
Pegiat Literasi

Perang telah menjadikan Jalur Gaza sebagai wilayah yang tidak aman bagi anak-anak. Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan bahwa lebih dari 39.000 anak di Gaza telah kehilangan satu atau kedua orang tua mereka akibat serangan terus-menerus oleh Israel sejak 7 Oktober 2023.

Menurut Biro Statistik Palestina, seperti yang dilaporkan oleh Al Mayadeen, Jalur Gaza saat ini menghadapi krisis yatim piatu terbesar dalam sejarah modern. Dalam pernyataan yang dikeluarkan menjelang Hari Anak Palestina, biro tersebut menegaskan bahwa 39. 384 anak telah menjadi yatim piatu selama 534 hari serangan udara.

Dari jumlah tersebut, sekitar 17. 000 anak telah kehilangan kedua orang tua mereka dan kini "menghadapi kehidupan tanpa dukungan atau perawatan. " Sementara itu, kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, melaporkan bahwa setidaknya 100 anak Palestina setiap hari telah terbunuh atau terluka di Jalur Gaza sejak Israel melanggar gencatan senjata pada 18 Maret 2025, mengutip UNICEF pada hari Jumat. (Liputan6. com, 06/04/2025)

Serangan berulang yang dilakukan oleh zionis Israel terhadap warga Gaza menegaskan kepada dunia betapa pentingnya menghentikan kejahatan perang ini segera. Ini adalah perang genosida yang telah menghancurkan satu generasi.

Hal yang paling penting untuk kita ketahui adalah bahwa para zionis dengan angkuh memamerkan serangan pembunuhan yang mereka lakukan melalui siaran langsung. Ini menunjukkan bahwa tidak ada rasa takut di hati mereka, karena mereka didukung oleh kekuatan besar yang menjadi dalang di balik semua ini.

Zionis semakin menunjukkan tindakan sadis sebagai hasil dari sistem kapitalis.

Kita tidak dapat menampik bahwa negara-negara superpower adalah pemasok senjata, pencipta kekacauan, dan perisai yang melindungi mereka agar bisa terus melancarkan tindakan pembunuhan paling sadis di era modern ini. Konsep kemanusiaan hanyalah sebuah omong kosong yang diucapkan oleh para pemimpin dalam sistem kapitalis. Ini hanya kedok untuk menutupi kebusukan para kapitalis sehingga terlihat seolah-olah mereka peduli dan berpartisipasi dalam perdamaian dan kemanusiaan, padahal sesungguhnya ingatan itu adalah racun yang mematikan.

Bagaimana mungkin hal ini terjadi, dalam konteks kemanusiaan dan perdamaian, negara-negara tetangga Gaza tidak berani mengambil tindakan balasan atas pembunuhan sesama umat Islam? Seolah-olah mereka sepakat bahwa perdamaian harus diberikan kepada Zionis agar mereka berhenti menyerang. Ini menunjukkan bahwa para penguasa Muslim telah dibutakan mata dan dihardenkan hati mereka, sehingga mereka bisa secara sadar dan langsung menyaksikan tindakan kekejaman yang dilakukan oleh Zionis-Israel di negeri yang mulia ini.

Sistem kapitalis telah melumpuhkan kemanusiaan, menghapuskan perdamaian, dan menjadikannya arena bagi manusia berhati busuk yang tanpa ampun membunuh dengan cara-cara yang sadis. Sistem ini telah menjadi mesin penghancur generasi terbaik umat manusia di bumi. Anak-anak Gaza telah dijadikan yatim piatu secara sistematis, sehingga mereka tidak memiliki pilihan lain kecuali kematian. Seolah-olah mereka tidak layak untuk hidup dan bersama keluarga mereka. Semoga Allah SWT segera membalas tindakan kejam Zionis-Israel yang tanpa henti.

Muslim Harus Bersatu untuk Membebaskan Gaza

Gaza yang terjebak dalam api peperangan telah memanggil jiwa-jiwa para kesatria yang beriman untuk membantu mereka. Namun, tampaknya harapan tersebut belum sepenuhnya terpenuhi. Apakah kita merasa aman dalam ibadah kita jika kita tidak peduli terhadap sesama Muslim? Karakteristik kaum Muslim haruslah:

Pertama, umat Muslim harus saling mencintai.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya di sekitar 'Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya. Di atasnya terdapat orang-orang yang mengenakan pakaian dari cahaya dengan wajah yang bersinar. Mereka bukanlah para nabi dan syuhada. Mereka dicemburui oleh para nabi dan syuhada. " Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka, ya Rasulullah? " Beliau menjawab, "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena Allah, berkumpul kerana Allah, dan saling mengunjungi karena Allah. " (Diriwayatkan oleh An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubra).

Kedua, persatuan umat Muslim adalah sumber kekuatan.
"Perumpamaan orang-orang beriman dalam saling mencintai dan peduli satu sama lain, bagaikan sebuah tubuh. Jika satu bagian tubuh merasakan sakit, maka seluruh tubuh merasakannya. " (Diriwayatkan oleh Muslim).

Ketiga, membantu sesama Muslim adalah suatu kewajiban.
"Siapa yang membela kehormatan saudaranya, maka segala-galanya akan menjadi penghalang baginya dari api neraka. " (HR Tirmidhi).

Masih banyak hadis lainnya yang tidak dapat membebaskan kita dari dosa atas penderitaan yang terjadi di Gaza. Masa depan Gaza ada di tangan mereka sendiri, yaitu dengan menerapkan sistem Islam secara komprehensif, berupa kepemimpinan politik Islam atau adanya negara khilafah yang menerapkan hukum Islam dengan sempurna.

Keempat, umat Muslim hidup dalam negara yang menerapkan sistem Islam secara utuh.
Keberadaan negara ini akan menjadi pelindung dan sistem penopang terbaik dalam melahirkan peradaban serta generasi cemerlang di masa depan. Mereka akan terlindungi dan hidup dalam kedamaian serta kebahagiaan saat menjalani kehidupan. Kini saatnya bagi umat Muslim untuk memperjuangkan keberadaan khilafah, karena negara akan memimpin semua pasukan jihad dalam berjuang, di mana syuhada adalah impian tertinggi setiap Muslim.

Negara khilafah akan menjadi lawan yang seimbang bagi negara-negara kafir yang bersembunyi di balik Zionis Israel, yang menindas umat Muslim. Hal ini juga akan menjadi mimpi buruk bagi musuh-musuh Allah SWT. Mari kita bersama-sama menuju kemenangan sejati Islam.

Wallahu'alam


Share this article via

11 Shares

0 Comment