| 99 Views
Ummat Butuh Pemimpin yang Membela Rakyatnya

Oleh : Mba Dian
Aktivis Dakwah
Belum usai dengan harga beras yg melambung tinggi kini tarif listrik dikabarkan akan mengalami kenaikan. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) telah menetapkan tarif listrik untuk 1 Maret 2024. Hal ini disampaikam Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman P Hutajulu. Dia mengatakan, pemerintah punya pertimbangan dalam penetapan tarif listrik Januari-maret 2024.
Pemerintah beralasan, langkah untuk menaikkan tarif listrik itu adalah pilihan terakhir yang bisa diambil mengingat kondisi PLN yang buruk saat ini,catatan keuangan PLN terus mengalami defisit (rugi) akibat beban kenaikan harga BBM, khususnya solar. Pasalnya, hampir 40 persen pembangkit listrik PLN masih bergantung terhadap pasokan solar. Karenanya, wajar jika PLN meminta Pemerintah dan DPR untuk meninjau tarif listrik.
Dampak dari kenaikan listrik. Menurut kalangan dunia usaha, kinerja sejumlah industri dipastikan bakal tertekan akibat kenaikan listrik, akan ada industri yang mengurangi karyawan bahkan gulung tikar jika hal ini trus terjadi. Semakin bertambahlah angka pengangguran di Indonesia, lagi lagi rakyatlah yang menanggung beban dan menjadi korban.
Dari uraian ini sudah jelas bahwa kenaikan listrik terus berlangsung hanya menguntungkan para pemenang saham,dan berorientasi pada kesejahteraan umum PT Persero bukan Rakyat. Semakin besar bagian privat dari saham PLN maka semakin jelas tuntutannya, seperti menaikan harga dan juga laba.
Bagaimana Solusinya dalam Islam?
Tentu saja islam punya solusinya.
Islam merupakan agama yang sempurna dan paripurna. Tidak ada satupun yang tidak diatur oleh Islam. Mulai dari hal yang paling sederhana, makan misalnya, bahkan untuk urusan yang kompleks pun Islam memiliki aturan mainnya. Islam memandang bahwa negara adalah sebuah institusi yang wajib menerapkan syariat secara kaffah. Islam membagi harta menjadi tiga jenis. Pertama adalah harta milik negara. harta ini bersumber dari harta rampasan perang, zakat, fa’i, kharaj, jizyah, usriyah, dan harta yang tidak memiliki ahli waris.
Kedua, harta milik individu. Harta ini merupakan harta milik seseorang yang diperoleh dengan cara sesuai syariat. Ketiga harta milik umum. Harta ini meliputi semua kekayaan alam, dimana manusia tidak bisa terlepas dari kebutuhan akan harta tersebut.
Rosulullah SAW bersabda:
اَلْمُسْلِمُوْنَ شُرَكَاءُ في ثلَاَثٍ فِي الْكَلَإِ وَالْماَءِ وَالنَّار
“Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api". (HR. Abu Dawud dan Ahmad).
Sarana umum ini, menurut Islam, adalah milik umum dan tidak boleh dikuasai oleh pribadi atau swasta.Oleh karena itu, langkah melakukan privatisasi PLN tidak bisa dibenarkan menurut hukum Islam. Sebab, dengan privatisasi itu berarti negara menjual barang/aset yang bukan miliknya. Bumi,air, sungai, lautan, tambang-tambang, hutan, jalan-jalan, dan segala sarana dan prasarana umum, termasuk yang dikelola PLN adalah milik umum kaum Muslim. PLN sebagai alat negara hanya pemegang amanah untuk mengelola harta milik umum.
Dalam perkara ini, Islam jelas memiliki tata aturan mengenai cara mengelola sumber daya alam. Sumber Daya Alam yang terkategori milkiyah amah (harta milik umum). Pengelolaan sumber energi ini dilakukan oleh negara. kemudian hasil akhirnya akan diberikan pada rakyat. Sehingga rakyat akan mendapat kebutuhan energy dengan cuma-cuma. Kalaupun kemudian layanan hajat publik ini berbayar, harganya pun hanya akan senilai dengan biaya produksi saja. Berangkat dari pemaparan ini, dapat dipahami Kapitalisme memandang semua aspek dengan tolak ukur materi dan asas manfaat. Jadi, apa saja yang dapat menguntungkan akan diambil. Sekecil apapun itu.
Sedangkan Islam tidak demikian. Aturanya diterapkan demi kemaslahatan umat. Terpenting dari itu semua adalah semata ingin mencapai ridho Allah. Sehingga terwujud baldatun thoyyibatun warobbun ghofuur.
Islam memberikan prinsip pengelolaan bagi Pemerintah, yakni: memberikan kemudahan bukan mempersulit masyarakat.
Rasulullah saw. Bersabda, tatkala beliau berpesan kepada dua orang gebernur baru yang akan memerintah di Yaman:
حَدَّثَنَا آدَمُ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ أَبِي التَّيَّاحِ قَالَ سَمِعْتُ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسِّرُوا وَلَا تُعَسِّرُوا وَسَكِّنُوا وَلَا تُنَفِّرُوا
“Mudahkanlah mereka dan janganlah kalian persulit buatlah mereka tenang dan jangan buat mereka lari.”(HR al-Bukhari dan Muslim)
Wallahu' alam