| 231 Views
Sebatas Hanya Meraih Posisi Sayangnya Tak Punya Fungsi

Oleh : Sumarini
Bicara Soal Posisi dan Fungsi di Sistem Ini tak lagi seiring sejalan, justru saling berseberangan, layaknya mereka para kandidat yang ada di seputaran pemerintahan, partai politik dan siapapun itu yang ada diantara mereka, selalu saja saling tikung, saling paling pintar ngomong dan juga saling bersebrangan dalam rangka Visi dan Misinya. Yang merasa paling dipilih oleh rakyat dengan segala janji panjang kali lebarnya ini yang membuat hati rakyat pun tergoda untuk memilih mereka. Meski pada prakteknya sungguh lari dari kenyataan yang sebenarnya, namun meskipun demikian hal semacam ini disistem saat ini bukanlah sesuatu yang baru, sehingga semuanya tidak akan tampak ada yang salah melainkan suatu kewajaran.
Hingga saat ini ketika presiden terpilih Yang akan menambah jumlah Menteri di kabinet yang akan dilantik pada Oktober mendatang yang jelas bertentangan dengan UU kementrian negara yang selama ini jumlah Menteri dalam satu kabinet paling banyak adalah berjumlah 34 orang, namun dengan dalih demi memudahkan Tugas pemerintah kedepannya nanti lebih strategis sebab akan menyongsong Indonesia Maju 2045. Demikian mereka dalam memudahkan segala urusannya yang demi mewujudkan itu mereka terus menerus merevisi semua UU yang telah mereka buat sendiri, mengganti segala isinya ketika itu tidak sesuai untuk mereka saat ini, sungguh ketika itu buatan manusia dan mereka sendirilah yang mengubahnya demi untuk kepentingan mereka juga.
Posisi saat ini hanya sebatas untuk diraih bukan untuk difungsikan, meski yang sebenarnya ketika kita punya posisi sebagai apapun itu, apakah Sebagai presiden, menteri, Gubernur atau dibagian penegak hukum hingga Guru, dan bahkan yang paling kecil sekalipun yaitu sebagai kepala keluarga dirumah dan juga seorang ibu dan kesemuanya ini tentu punya tanggung jawab dengan posisinya saat ini. Tanpa diberi komando setiap kita yang memegang Amanah sebagai apapun kita saat ini, tentu kita akan menjalankan tugas dan fungsi yang telah diembankan kepada kita.
Dan memang nyata yang sudah terjadi saat ini, bahwa segelintir orang yang mereka punya Posisi namun sayangnya justru lari dari fungsinya. Sebab disistem ini tujuan utama dari menggapai sesuatu itu bukanlah untuk mengemban amanah namun utamanya adalah karena materi dan kepentingan pribadi, posisi dijadikan alat untuk menguasai seluruh aset yang dimiliki oleh negara, dan inilah gambaran nyata yang terjadi pada saat ini.
Menambah jumlah kementrian bukanlah solusi yang tepat, justru ini memperluas kesempatan untuk korupsi. Yang selama ini sudah kita lewati dengan jumlah 34 menteri saja tak kita dapati mereka melaksanakan tugas sebagaimana fungsinya, mereka hanya berebut kekuasaan, bagi bagi kekuasaan tanpa sadar akan tugas sebenarnya mereka itu apa. Tumpang tindih dalam pelaksanaan tugas ini justru yang terjadi. Konon menambah lagi jumlah Menteri dengan seribu alasan ini sungguh tidak masuk akal. Bersama DPR yang Resmi usul Revisi aturan jumlah Menteri di UU kementrian negara maka sudah jelas apa yang menjadi tujuan utama mereka kalau bukan bekerja sama untuk mengambil haknya rakyat, DPR yang dipilih rakyat untuk mewakili aspirasi rakyat namun nyatanya justru musuh dalam selimut. Ya Allah... sungguh mereka tak takut Dosa.
Dari sistem yang penuh dengan kekisruhan mari kita bicara bagaimana ketika Islam yang diterapkan kan, Islam terkait Seorang Kholifah tentu akan melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik, kewajiban nya untuk Amanah adalah merupakan perintah Allah SWT yang langsung mesti dijalankan. Jikapun Seorang Kholifah butuh bantuan maka Beliau akan mengangkat pejabat yang akan membantu melaksanakan tugas secara efektif dan efisien, benar benar melaksanakan tugasnya dengan benar.
Makin lama umat semakin merasakan bagaimana kondisi saat ini bersama sistem ini berikut para pelakunya, sungguh mereka sudah sangat letih, capek bahkan hampir mencapai titik jenuh yang sudah berkepanjangan, prilaku penguasa saat ini hanya bersenang senang diatas penderitaan rakyat, senang dengan acara-acara yang menghabiskan dana besar seperti saat ini namun kebutuhan rakyat nya tidak dipenuhi. Jalan satu-satunya adalah kembali kepada syari'at Allah SWT, kembali kepada Islam yang merupakan solusi dari permasalahan2 yang banyak terjadi hari ini. Hanya Islam yang dapat mengembalikan kehidupan yang dirahmati Oleh Allah SWT, dengan menjalankan aturan yang datangnya dari Allah SWT maka InsyaAllah semuanya akan menjadi baik.
Wallahu A'lam Bishawab