| 156 Views
Polemik Program Makan Bergizi Gratis (MBG)

Oleh : Dinna Chalimah
Ciparay Kab. Bandung
Jumlah korban keracunan diduga akibat mengkonsumsi makan bergizi gratis (MBG) di Kota Bogor bertambah jadi 210 orang berdasarkan perkembangan kasus hingga 9 Mei 2025. "Total perkembangan kasus dugaan keracunan makanan dari tanggal 7-9 Mei 2025, secara kumulatif total korban yang tercatat sebanyak 210 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Sri Nowo Retno dalam keterangan tertulis, Minggu (11/5). (cnnindonesia.com)
Seharusnya menjadi perhatian pemerintah untuk memperbaiki tatanan negeri ini, apabila biaya kehidupan murah maka anak-anak tidak akan kekurangan gizi, tidak akan ada lansia hidup dibawah kolong jembatan sebatang kara.
Di beberapa daerah justru mereka merasa dirugikan sebab hampir RP. 1 milyar yayasan pengelola MBG belum membayar katering selama 2 bulan. Dampaknya, pengoperasian dapur MBG sekitar wilayah Kalibata untuk sementara waktu dihentikan (kompas.id, 15/04/2025). Ada juga yang mengeluarkan biaya dari kantong pribadi untuk menalangi biaya produksi demi memperoleh bahan-bahan guna menyiapkan menu MBG (tempo.com, 21/04/2025).
Sebenarnya kebijakan yang dibuat oleh pemerintah ini tidak ada keuntungan sama sekali bagi rakyat. Justru rakyat dipaksa, diperas untuk menggaji para penguasa lewat pajak. Namun balas budi penguasa justru tidak ada. Penguasa hanya menuntut hak kepada rakyat sedangkan kewajiban mereka terhadap rakyat tidak dilaksanakan.
Upaya pemerintah dalam menangani problem generasi lewat program MBG tidak tepat, jika tujuannya adalah memperbaiki gizi dan meningkatkan kualitas kecerdasan generasi. Seharusnya kebijakan yang dibuat ini adalah memenuhi kebutuhan sandang rakyat secara keseluruhan. Bukan mengadakan program dengan dana besar-besaran yang ujung-ujungnya juga di korupsi.
Di dalam sistem IsIam, penguasa atau disebut khalifah akan mengupayakan kesejahteraan secara merata baik kaya maupun miskin, baik muslim maupun non-muslim. Semua berhak mendapatkan kesejahteraan.
Kas baitul mall atau APBN negara dihasilkan bukan dari uang masyarakat, tapi dari pengelolaan sumber daya alam, tambang emas, perak, batu bara, mineral, nikel dan kekayaan yang lain menjadi hak umum dan ini tidak boleh di kelola oleh segelintir individu seperti halnya di sistem kapitalisme yang menyebabkan ketimpangan sosial makin tinggi.
“Kaum muslimin berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api” (HR. Abu Daud dan Ahmad)
Bercita-citakan generasi yang cerdas dan sehat tidak akan pernah bisa terwujud dalam sistem kapitalisme. Jargon menuju Indonesia emas berubah menjadi menuju Indonesia cemas.
Kebijakan apa yang harus dibanggakan dalam sistem kapitalisme ? Keuntungan apa yang didapatkan oleh rakyat dari penguasa ? Sementara terbukti kedzaliman dimana-mana yang penguasa lakukan ! program MNG ini yang berjalan bukan pro rakyat tapi justru pro para tikus-tikus berjas dan berdasi memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Generasi unggul, berkualitas dan juga sehat hanya akan ada dalam sistem yang sempurna (IsIam). Islam tidak hanya sebagai agama ritual saja yang mengatur ibadah tapi juga mengatur dibidang sosial, politik, pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya.
Paripurnanya Islam karena aturannya berasal dari Allah SWT bukan dari hasil pikiran manusia yang lemah terbatas dan serba kekurangan, Allah yang paling Maha Mengetahui kebaikan untuk hamba-Nya. Syariat Islam memiliki konsep Maqashid Syariah yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.
Sudah saatnya mewujudkan kembali generasi unggul, cerdas dan sehat dengan sistem Islam. Sistem Islam akan menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas dalam segi Sains dan Teknologi, tapi yang lebih utama mencetak generasi yang beriman dan bertakwa, sehingga kecerdasan yang mereka miliki tidak hanya untuk kepentingan pribadinya saja, akan tetapi membawa kebermanfaatan dan keberkahan bagi umat.
Wallahu a'lam bish shawwab