| 348 Views

Penistaan Agama, Subur dalam Sistem Sekuler

Oleh : Sri Wahyuni

Penistaan agama kembali terjadi. Hal ini jelas menumbuhsuburkan virus sekularisme atau pemisahan agama dari kehidupan. Akibatnya, peran agama semakin dianggap remeh. Paham yang sudah jelas keliru ini berhasil memisahkan aturan agama dalam kehidupan bernegara. Mirisnya, hal ini terus menerus terjadi di kalangan masyarakat. Ya, kitab suci mulai tak dihormati dan hanya dianggap sebatas sebuah barang yg tidak ada nilainya.

Seperti baru-baru ini untuk ke-sekian kalinya umat Islam di Indonesia diresahkan oleh tingkah laku oknum yang dinilai telah menistakan agama. Diketahui ternyata oknum ini merupakan seorang pejabat Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Kabarnya, ia telah melakukan penistaan agama dengan menginjak kitab suci Al-Quran. 

Dilansir dari TRIBUNNEWS.COM, - Beredar video seorang pria menginjak Al-Quran saat bersumpah di hadapan istrinya. Pria yang mengenakan sarung tersebut membantah berselingkuh dan melakukan sumpah dengan Al-Quran agar istrinya percaya (Tribunnews.com, 18/05/2024).

Kitab suci Al-Quran yang merupakan pedoman hidup manusia, tanpa ragu dijadikan sebagai bahan hinaan dengan menginjak-injaknya, hanya karna untuk bersumpah dan membuktikan dirinya tidak berselingkuh. Miris!
Sungguh kesalahan yang sangat fatal. Penistaan semacam ini dilakukan seakan Al-Qur'an tidak lagi memiliki kesakralan. 

Parahnya, Kejadian ini membuktikan paham Sekularis telah tumbuh subur di masyarakat yang mayoritasnya beragama Islam. Akibat dari ulah penerapan sistem yang rusak saat ini,  kini penegak hukum pun seperti abai dan terkesan tak  mempedulikan kasus penistaan semacam ini. Sehingga, wajar saja penistaan agama begitu mudah terjadi. 

Sistem kapitalisme telah membuat sekat antara agama dengan pemerintahan dengan ide Sekulernya. Padahal hukum tata negara pemerintahan seharusnya memiliki keterkaitan dengan agama, karna pada dasarnya agama adalah standar dalam melakukan suatu perbuatan. 

Dengan berprinsip pada aturan yang sudah Allah tetapkan, maka selarasnya semua aspek kehidupan dari lini terkecil sampai  yang paling kompleks seperti kehidupan bernegara akan menciptakan sebuah kesejahteraan sebab semua problematika kehidupan telah terdapat solusinya pada Al-Quran. 

 Sayangnya, kesejahteraan hidup itu hanya dapat kita temukan di sistem Islam dan mustahil kita temukan di sistem yang mendewakan nafsu manusia belaka ini. Alasannya, tak lain dan tak bukan adalah karena belum bangkitnya pemikiran Islam dan kesadaran akan penerapan Syariat Islam sebagai standar kehidupan masyarakat.

Oleh karna itulah, agama Islam dapat disebut agama yang komprehensif sebab aturannya sangat sempurna dan mencakup banyak hal. Islam memiliki semua aturan yang ada pada kehidupan manusia serta semua solusi dari permasalahan hidup manusia. Karena sesungguhnya hanya Allah lah yang lebih mengetahui bagaimana ciptaannnya. Maka dari itu, aturan yang dibuat pun disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan manusianya. Hal ini tentu saja hanya kita temukan dalam naungan sistem Islam yang peraturan, perasaan, dan perbuatan masyarakatnya sama, yaitu Islam.

Demikian itu, maka kasus penistaan agama pun tidak akan pernah terjadi di dalam masyarakat yang dinaungi oleh negara Islam. Kalaupun itu terjadi maka pelakunya akan dikenakan sanksi yang tegas, hukum yang menjerakan, dan mengakibatkan orang lain tidak akan pernah berani menistakan agama lagi. Siapapun itu, entah itu sekelas pejabat atau orang biasa,  Islam tidak akan pandang bulu bagi mereka yang menjelekan agama Islam maka akan langsung mengusut kasus tersebut sampai tuntas. Alangkah indahnya saat keresahan seperti ini tidak lagi terjadi hanya dengan satu solusi yaitu bangkitnya pemikiran Islam dimasyarakat. 

_Wallahualam bishawab_


Share this article via

120 Shares

0 Comment