| 292 Views

Kelaparan Akut, Buah Sistem Kapitalisme

Oleh : Disya

Bahan pangan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia dalam mempertahankan hidupnya. Sayangnya, saat ini terjadi kelaparan akut di berbagai wilayah. 

Organisasi Pangan Dunia atau FAO yang berada di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengungkapkan masih banyaknya kelaparan akut di 59 negara atau wilayah, dengan jumlah 1 dari 5 orang di negara itu mengalami kelaparan akibat permasalahan pangan akut.

Berdasarkan laporan Global Report on Food Crises 2024, tercatat sebanyak 282 juta orang di 59 negara mengalami tingkat kelaparan akut yang tinggi pada 2023. Jumlah orang kelaparan pada 2023 itu meningkat sebanyak 24 juta orang dari tahun sebelumnya. Kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya cakupan laporan tentang konteks krisis pangan serta penurunan tajam dalam ketahanan pangan, terutama di Jalur Gaza dan Sudan. kata António Guterres, Sekretaris Jenderal PBB, di website FAO.org sebagaimana dikutip Sabtu (4/5/2024) 

Kelaparan yang melanda di berbagai belahan dunia, sejatinya bukan hanya permasalahan seperti konflik, guncangan ekonomi, dan cuaca ekstrem semata. Sebab, guncangan ekonomi dan cuaca ekstrem hanyalah dampak dari penerapan sistem kapitalisme yang merusak kehidupan.

Sistem yang menghalalkan sumber daya alam dikuasai swasta maupun asing membuat negara tidak mampu menyejahterakan rakyatnya. Ini karena negara tidak punya kendali atas pengelolaan SDA sehingga tidak mampu menciptakan lapangan kerja yang memadai

Sistem kapitalisme hanya akan melahirkan pemimpin  yang sebatas regulator dan fasilitator, tetapi minim tanggung jawab pada pemenuhan kebutuhan rakyat. Akibatnya, penyelesaian masalah ini tidak serius dan berlarut-larut, tidak menyelesaikan sampai keakar masalahnya. Sistem ekonomi kapitalistik liberal makin memiskinkan rakyat dan memperkaya para oligarki.

Sistem Islam akan menghadirkan penguasa  yang hadir sepenuhnya untuk melayani, melindungi, dan mengurus rakyat. Dalam Islam, sumber daya alam yang dimiliki wajib dikelola oleh negara dan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat, seperti menyediakan lapangan pekerjaan yang luas, terjangkaunya harga-harga kebutuhan pokok, termasuk menyediakan fasilitas umum, fasilitas kesehatan, dan pendidikan secara gratis.

Alhasil, tidak terjadi kesenjangan yang bisa menyebabkan kelaparan. Sebab, fungsi negara dalam Islam adalah melayani umat.

Sebagaimana Rasulullah Saw Bersabda:

"Imam (khalifah) yang menjadi pemimpin manusia, adalah (laksana) penggembala. Dan hanya dialah yang bertanggungjawab terhadap (urusan) rakyatnya."
(HR. Bukhari). 

Setiap pemimpin dalam Islam akan bertanggung jawab penuh dalam pengurusan rakyatnya, karena mereka memahami bahwasanya kepemimpinanya saat didunia akan dipertanggung jawabkan diakhirat kelak. 

Oleh karena itu, sudah saatnya mencampakkan sistem kapitalisme dan beralih pada penerapan sistem Islam secara menyeluruh (kafah) agar kesejahteraan masyarakat terjamin dan kelaparan akut tidak terjadi.

Wallahu'alam bishshwwab.


Share this article via

73 Shares

0 Comment