| 200 Views
Gaza Terus Menderita, Mereka Butuh Bantuan Kita

Oleh: Aktif Suhartini, S.Pd.I.,
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Gaza terus menderita. Saat ini tinggal tersisa 9,5 persen wilayah yang disebut zona aman bagi warga sipil yang mengungsi. Awalnya, zona aman itu meliputi 230 kilometer persegi atau 63 persen dari total wilayah Gaza, dan sudah termasuk lahan pertanian dan fasilitas komersial, ekonomi, serta layanan yang tersebar di wilayah seluas 120 kilometer persegi. Namun ketika serangan militer Israel berlanjut, ukuran zona aman tersebut menyusut drastis.
Otoritas tersebut menjelaskan bahwa zona tersebut hanya mencakup sekitar 3,5 persen dari area pertanian, layanan dan komersial, yang kemudian mempersempit ruang tempat warga sipil berlindung, sudah otomatis kata otoritas, merinci bagaimana pasukan Israel secara sistematis menghancurkan ‘zona aman’. Berkurangnya zona aman yang terus berlangsung sangat memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza, karena warga sipil memiliki tempat yang lebih kecil untuk melarikan diri dari aksi kekerasan.
Bahkan, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kembali mengabarkan perkembangan terkini di Gaza, Palestina, setelah wilayah itu masih terus menjadi sasaran serangan Israel. Bulan lalu, Kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina UNRWA, Philippe Lazzarini, mengatakan bahwa warga di Gaza terjebak dan tidak punya tempat untuk pergi. Mereka terus diminta berpindah ke lokasi-lokasi pengungsian yang tidak begitu layak.
Tenda-tenda yang menampung pengungsi Palestina memadati pantai dan garis pantai Mediterania di Deir el-Balah di Jalur Gaza tengah. Beberapa orang hanya mampu membawa anak-anak mereka, beberapa orang membawa seluruh hidup mereka dalam satu tas kecil. Mereka akan pergi ke tempat-tempat yang penuh sesak di mana tempat penampungan sudah dipenuhi keluarga. Mereka telah kehilangan segalanya dan membutuhkan segalanya.
Sangat menyedihkan. Sampai kapankah dunia abai pada Gaza? Gaza butuh bantuan kita. Terutama dunia Muslim yang seharusnya satu tubuh dan saling menjaga, melindungi dan membela apabila ada yang dizalimi. Seperti halnya Indonesia yang mayoritas Muslim justru tidak maksimal dalam membantu penanganan perang yang terjadi di Gaza.
Apalagi kalau kita mendengarkan pernyataan netizen julid perihal bantuan yang diberikan Indonesia kepada Palestina. Katanya mereka tidak ikhlas apabila pajak yang mereka bayarkan diberikan untuk dana bantuan ke Palestina. Mengapa tidak diberikan kepada rakyat Papua yang juga masih membutuhkan bantuan dan masih satu wilayah di Indonesia? Tidakkah manusia julid sadari bahwa dana yang diambil dari RAPBN untuk bantuan Papua lebih besar, daripada bantuan yang diberikan kepada Palestina. Dan mengapa terkesan lebih besar, karena banyak bantuan perorangan yang merupakan sumbangan peduli Gaza.
Tidakkah netizen julid sadar bahwa bantuan yang diberikan kepada negara Palestina hanyalah sekedar menjalankan Pembukaan UUD 45 bahwa “Kemerdekaan adalah Hak Segala Bangsa” maka sudah otomatis Indonesia wajib membela dan membantu bangsa Palestina yang ada di Gaza. Sadarlah bahwa penerimaan pajak yang diterima negara Indonesia, juga diperoleh dari rakyat yang memiliki hati nurani dan peduli dengan negara Palestina.
Jika kita lihat, genosida di Gaza adalah perang ideologi, yakni antara ideologi kufur dengan ideologi Islam. Sayangnya ideologi Islam baru diemban oleh individu dan belum diemban oleh negara. Oleh karenanya untuk melawan kekejaman Zionis Yahudi butuh tegaknya negara berideologi Islam, yaitu Kekhilafahan Islam yang akan mendorong adanya jihad fii sabilillah.
Oleh karenanya, kaum Muslim harus senantiasa tidak Lelah mendakwahkan Islam agar kekhilafahan Islam akan tegak nyata di depan mata yang akan memporakporandakan kekejaman serta kezaliman entitas Zionis Yahudi laknatullah.