| 84 Views

Saatnya Gen Z Memilih!

Oleh : Rita Razis
Aktivis Muslimah

Pilkada 2024 sebentar lagi. Masih banyak masyarakat yang menggantungkan harapannya di setiap pelaksanaan pemilu. Meski sudah berkali-kali kecewa dan berganti pemimpin sedangkan kondisi rakyat masih sama saja. Akan tetapi rakyat selalu berharap ada perubahan. Begitu pula, para politikus melihat peluang dan populasi masyarakat yang akan menjadi pendukungnya.

Seperti Kadiv Sosialisai, Pendidikan Pemilih dan Partisipasu Masyarakat KPU Jawa Tengah Akmaliyah, mengajak pemilih pemula dan muda untuk mempergunakan hak pilihnya dalam Pilkada serentak yang akan dilaksanakan 27 November 2024. Sehingga KPU Provinsi Jateng menggelar Goes To Campus, yang terselenggara di Auditoriun Graha Widyatama Prof. Rubiyango Misman Unsoed.  Sejumlah acara digelar untuk menarik perhatian mahasiswa sebab jumlah mereka mencapai 52 persen. Pada pemilu 14 Februari 2024 tingkat partipasi mencapai 82 persen sehingga Pilkada tahun 2024, KPU menargetkan partisipasi pemilih muda dan pemula mencapai 77,5 persen (rri.co.id, 9 November 2024).

Ini lah permainan politik, akan dimulai dikalangan gen Z sebagai pemain muda dan pemula. Meski pun pemainnya baru akan tetapi cara yang mereka pakai masih cara lama untuk mendapatkan suara. Seperti janji atau tawaran-tawaran yang menarik untuk masyarakat terutama gen Z. Dimanan gen Z sangat dekat kehidupan dengan kemudahan, kenyamanan dan kemewahan. Tidak hanya itu kehidupan gen Z juga berada di dalam medial sosial. Artinya mereka lebih sering berinteraksi di dunia maya dari pada dunia nyata. Maka kesempatan dan peluang ini bisa dijadikan umpan para politikus untuk mendapatkan suara dan partisipasi dari kalangan gen Z. Lebih-lebih gen Z yang hanya melihat luarnya saja tanpa mengetahui calon pemimpin yang akan dipilih.

Hal ini, tentu akan mendatangkan kekecewaan dan kerugian bagi masyarakat terutama gen Z. Sebab ketidak tahuan mereka, telah berhasil dimanfaatkan oleh calon pemimpin yang tidak bertanggung jawab. Selain itu, bukan kemajuan dan kesejahteraan rakyat yang menjadi prioritas para calon pemimpin akan tetapi hanya untuk mendapatkan suara dan menjalankan kepentingan yang ada. Sedangkan janji manis dan tawaran menarik hanya sebagai umpan yang tidak akan terealisasi.

Miris, menggantungkan harapan dan kepercayaan kepada calon pemimpin di dalam sistem demokrasi. Sistem yang membuat pemimpin abai dengan kewajiban dan tanggungjawabnya. Sistem yang mengahalalkan segala cara untuk mendapatkan kemenangan. Serta sistem yang membuat tidak ada lawan atau kawan yang abadi akan tetapi hanya ada kepentingan bersama. Sedangkan nasib rakyat hanya manis dan sejahtera ketika akan pemilu saja, setelah itu rakyat bukanlah siapa-siapa.

Kemudian cinta negara dan tanah air (nasionalisme) hanya dijadikan senjata untuk mengambil hati masyarakat. Inilah bukti ketika peraturan manusia yang diterapkan hanya akan membawa kekecewaan. Serta penerapan sistem kapitalis sekuler membuat para pemimpin tidak memiliki rasa takut dan ketaatan kepada Sangpencipta atas perkataan dan perbuatan yang mereka lakukan. Sistem ini juga menjadikan masyarakat hanya sebagai alat untuk mencapai kepentingan. Sehingga tidak akan pernah ada pemimpin yang adil dan taat jika sistem ini masih diterapkan.

Berbeda jika sistem Islam yang diterapkan. Sistem yang berasal dan dibuat oleh Sangpencipta untuk hambaNya. Sehingga ketika sistem ini diterapkan tidak akan ada kekecewaan dan ketidak adilan. Sebab semua pemimpin akan menjalankan kewajiban dan tanggungjawabnya dengan maksimal. Mereka bekerja hanya ingin mendapat ridho Allah Swt bukan untuk mendapatkan uang atau jabatan.

Oleh sebab itu, saat para gen Z paham apa dan bagaimana sistem Islam mengatur kehidupan manusia agar tidak mudah terbuai dengan janji manis dalam pesta demokrasi. Sebab generasi mudalah penerus dan tombak peradapan. Ketika gen Z paham mana sistem yang sohih dan batil, maka perubahan itu akan dimulai. Sebaliknya jika gen Z hanya mengekor saja tanpa tahu tujuan dan akibatnya maka bisa hancur peradaban saat ini.

Wallahu a'alam bissowab.


Share this article via

76 Shares

0 Comment