| 57 Views
Rumah Sakit dan Masjid Bantuan Indonesia di Gaza Kembali Jadi Sasaran Bom Israel

CendekiaPos - GAZA – Serangan brutal Israel di Jalur Gaza semakin meluas, mengakibatkan puluhan warga Palestina kembali tewas dan terluka sejak Selasa (1/4/2025) malam. Kali ini, Rumah Sakit Indonesia di Gaza Utara yang tengah diperbaiki, serta sebuah masjid bantuan rakyat Indonesia, menjadi sasaran langsung dari pemboman yang dilakukan militer Israel.
Rumah Sakit Indonesia yang berlokasi di Bait Lahya, Gaza Utara, sejatinya sedang dalam tahap renovasi setelah rusak akibat serangan sebelumnya. Selama gencatan senjata berlangsung, rumah sakit ini mulai memperbaiki fasilitasnya agar bisa kembali melayani warga Palestina yang terluka. Namun kini, Israel justru memerintahkan agar rumah sakit itu segera dikosongkan, tanpa memberikan solusi alternatif bagi pasien dan tenaga medis yang berada di sana.
Pasien dan Staf Rumah Sakit Bingung
Pasien, korban luka, serta tim medis di Rumah Sakit Indonesia kini terjebak dalam situasi yang sangat sulit. Mereka tidak tahu harus pergi ke mana, karena hampir semua fasilitas kesehatan di Gaza Utara dan Kota Gaza telah dihancurkan oleh serangan Israel.
Rumah Sakit Al-Shifa, rumah sakit terbesar di Gaza, kini praktis lumpuh, hanya satu bangsal yang tersisa dengan kapasitas yang sangat terbatas. Sementara Rumah Sakit Arab Al-Ahli, satu-satunya opsi lain, sudah kewalahan menampung korban luka sebelumnya. Situasi ini menyebabkan kepanikan dan keputusasaan bagi warga Gaza yang membutuhkan bantuan medis mendesak.
Masjid Indonesia di Khan Yunis Ikut Dibom
Selain rumah sakit, Israel juga menargetkan masjid bantuan Indonesia yang berada di kawasan Ma'an, sebelah timur Khan Yunis. Masjid tersebut, yang sebelumnya juga pernah dibom dan mengalami kerusakan parah, kembali dihantam serangan udara Israel, semakin memperburuk penderitaan warga yang sedang mengungsi di sekitarnya.
Al Jazeera melaporkan, sedikitnya 23 warga Palestina meninggal dunia akibat berbagai serangan Israel dalam satu hari terakhir, sementara puluhan lainnya terluka. Sejumlah warga juga menjadi korban di Rafah, Khan Yunis, kamp pengungsi Nuseirat, dan Deir al-Balah.
Israel Abaikan Evakuasi, Serang Warga yang Melarikan Diri
Kondisi semakin tragis karena Israel sama sekali tidak memberikan waktu yang cukup bagi warga untuk mengevakuasi diri. Militer Israel bahkan menyerang warga sipil yang sedang mengungsi menuju daerah yang sebelumnya mereka nyatakan sebagai "zona aman". Situasi ini telah menimbulkan kecaman keras dari berbagai pihak internasional.
Sejak operasi militer kembali digencarkan Israel pada 18 Maret lalu, Kementerian Kesehatan Gaza mencatat 1.042 warga Palestina meninggal dunia dan lebih dari 2.500 lainnya terluka. Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Krisis Kemanusiaan Terburuk dalam Sejarah
Sejak agresi Israel dimulai pada 7 Oktober 2023, total korban jiwa dan luka-luka warga Palestina telah mencapai lebih dari 164 ribu orang. Kebanyakan dari korban tersebut adalah perempuan, anak-anak, dan warga sipil yang tidak bersalah. Lebih dari 11 ribu warga Palestina dilaporkan hilang, menambah parah tragedi kemanusiaan ini.
Dunia internasional semakin lantang menyerukan agar agresi ini segera dihentikan, dan meminta Israel untuk menghormati fasilitas kesehatan serta tempat ibadah yang jelas-jelas dilindungi hukum internasional.
Hingga berita ini diturunkan, penderitaan di Gaza masih terus berlanjut, sementara dunia menantikan langkah nyata untuk menghentikan pembantaian yang tiada henti ini.