| 104 Views
Meneladani Kepemimpinan Nabi ﷺ

Oleh: Ummu Aqiil
Sebagai mayoritas umat Islam, masuknya bulan Rabiul awal merupakan bulan di mana Nabi Muhammad saw. dilahirkan ke dunia, tepatnya 12 Rabiul Awal Tahun Gajah. Beliau terlahir bukan sebagai manusia biasa namun diberikan keistimewaan oleh Allah Swt.. Muhammad diangkat menjadi seorang Nabi dan Rasul untuk memberikan risalah kepada seluruh manusia di dunia, sekaligus menjadi Nabi terakhir/penutup di dunia. Sebagaimana telah dijelaskan di dalam Al-Qur'an.
Allah Swt. telah berfirman:
مَا كَانَ مُحَمَّدٌ اَبَآ اَحَدٍ مِّنْ رِّجَالِكُمْ وَلٰكِنْ رَّسُوْلَ اللّٰهِ وَخَاتَمَ النَّبِيّٖنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمًا ࣖ
Artinya:
"Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah utusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu".
(QS Al-Ahzab Ayat 40).
Kelahiran Nabi Muhammad saw. disebut sebagai Tahun Gajah disebabkan menjelang kelahiran Nabi, terjadi peristiwa penyerbuan pasukan Raja Abrahah dengan menggunakan gajah untuk menghancurkan Ka'bah. Namun karena kebesaran Allah pasukan Raja Abrahah diserang oleh burung Ababil dengan batu panas. Sebagaimana telah diabadikan dalam Al-Qur'an Surah Al-Fiil yang artinya pasukan gajah.
Bukan itu saja, tatkala Nabi Muhammad saw. lahir api yang disembah kaum Majusi seketika padam. Peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada 12 Rabiul Awal 570 Masehi yang mana api Majusi itu berada di Persia.
Imam Baihaqi juga meriwayatkan tentang robohnya tiang-tiang istana Kaisar, juga beberapa gereja dan biara yang runtuh.
Hal yang mengiringi saat kelahiran Nabi Muhammad saw.
Peristiwa beruntun yang terjadi saat kelahiran Nabi Muhammad seolah menjadi isyarat bahwa apa yang ada pada diri beliau merupakan tanda keagungan pada diri Rasulullah bagi seluruh umat manusia, sekaligus menjadi contoh dan teladan yang baik bagi manusia.
Allah swt. berfirman yang artinya:
“Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, yaitu bagi siapa saja yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari akhir dan ia banyak mengingat Allah". (QS Al-Ahzab: 21)
Banyak kisah teladan Nabi yang kita dapati ketika membaca sirah Nabawiyah. Muhammad saw. bukan saja seorang Nabi, namun juga pemimpin bagi umat manusia yang hidup dalam naungan negara Islam. Sebagai pemimpin Rasulullah saw. selalu memberikan contoh yang baik, dan paripurna dalam hal keadilan bagi manusia. Ketika memutuskan persoalan, beliau selalu menelaah dengan sedetail mungkin. Pihak-pihak yang berseberangan akan didengarkan secara saksama. Dengan begitu, keputusan yang diambil dapat menjadi maslahat bagi semua.
Namun faktanya saat ini, banyak dari umat Islam yang lisannya menyebut kecintaan terhadap Nabi Muhammad saw., namun justru menyingkirkan apa yang dibawa dan dijalankan Nabi selama kepemimpinan beliau. Banyak yang mengaku mencintai Nabi namun menolak sebuah sistem Islam yang pernah dijalankan dan lebih memilih sistem kufur sekuler kapitalisme yang tidak pernah dicontohkan Nabi. Sedangkan sistem yang diadopsi saat ini yaitu sekuler kapitalisme bukan berasal dari Islam.
Sebagai contoh, ketika Nabi Muhammad berdakwah di Makkah, Nabi selalu menyeru masyarakat Makkah meninggalkan kemusyrikan dan kekufuran. Namun yang dihadapi Nabi adalah penganiayaan juga penghinaan dari para pemuka Quraisy yang tidak lain paman Nabi sendiri. Namun beliau tidak putus asa untuk terus berdakwah. Hingga tiba datang perintah untuk berhijrah lalu Rasul memerintahkan siapa saja yang telah masuk Islam untuk segera berhijrah ke Madinah sekaligus membentuk sebuah negara Islam.
Setelah terbentuk institusi negara Islam, maka Nabi menyeru Islam kepada seluruh manusia dengan dakwah dan jihad ke seluruh penjuru dunia. Islam adalah sebuah sistem yang sahih dan praktis untuk diterapkan, sehingga banyak orang-orang masuk ke dalam Islam secara berbondong-bondong. Alhasil, sedikit demi sedikit kekufuran semasa kehidupan jahiliah berubah dengan berhukum kepada hukum yang sahih yaitu syariat Islam.
Perjuangan dakwah Nabi Muhammad saw. merupakan cerminan, maka sudah sepatutnya ketika memperingati hari kelahiran Nabi diisi dengan hal-hal yang tidak sekadar seremonial belaka, seperti yang terjadi selama ini. Mengadakan maulid Nabi tentu saja boleh, apalagi dilakukan untuk membangkitkan semangat dalam berpegang pada Islam. Akan lebih baik pula apabila semangat tersebut sampai titik untuk bergerak melanjutkan perjuangan Rasulullah dalam mengemban dakwah Islam dengan lisan dan jihad.
Mengingat sistem Islam itu telah sirna lewat tangan kafir penjajah. Maka sudah selayaknya umat Islam kembali berupaya menegakkan kembali syariat Islam tersebut.
Setelah runtuhnya daulah Islam, kehidupan manusia sekarang tak lebih dari anak ayam yang kehilangan induknya. Umat Islam bagai buih di lautan, banyak namun tidak berarti. Banyak manusia saling menzalimi, tertindas, terintimidasi, akidah tercabik-cabik dengan dalih toleransi, pluralisme, sinkretisme disebabkan penerapan hukum kufur sekuler yang memang tidak sesuai dengan fitrah manusia dan tidak layak diemban bagi manusia.
Tidak ada role model kepemimpinan ideal di sistem saat ini, maka sudah selayaknya kita mencontoh kepemimpinan Nabi Muhammad saw. sebagai role model terbaik yang berlanjut dalam bentuk sistem Islam yaitu Kepemimpinan Khilafah dalam naungan negara.
Wallahualam bissawab.