| 177 Views
Kaum Muslimin Ibarat Satu Tubuh

Oleh : Nurjanah
JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi masyarakat melakukan unjuk rasa di seberang Kedutaan Besar Amerika Serikat. Berdasarkan pantauan Kompas.com sekitar pukul 15.30 WIB, puluhan anak muda telah berkumpul di lokasi sambil membawa isi tuntutan mereka yang ditulis tangan.
Poster-poster bertuliskan “All eyes on Rafah” ditempel di beton pembatas jalan yang sudah dipasangi kawat berduri. Begitu pun dengan foto poster Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dengan mata tertutup. Beberapa koalisi masyarakat yang tergabung dalam unjuk rasa hari ini antara lain, KontraS, Greenpeace, dan YLBHI. (31/05/2024).
Kondisi di Palestina hingga hari ini masih terus bergejolak, belum ada solusi yang menyeluruh untuk mengatasi permasalahan yang sedang dihadapi Palestina terkait kekejaman Israel yang ingin merampas hak atas tanah mereka. Solusi-solusi yang selama ini coba dihadirkan oleh para Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) hanya bersifat sementara bahkan cenderung seperti tambal sulam.
Hal ini terjadi karena mayoritas muslim telah dirantai kekuatannya dengan peraturan global yang batil. Ikatan nation state atau sekat-sekat nasionalisme senantiasa merantai tujuan mulia negara yang bersangkutan, tak terkecuali Indonesia dan seluruh negeri-negeri muslim lainnya. Jadi, ketika negeri ini hendak memberi bantuan, tetap tidak bisa maksimal dan sealakadarnya, bahkan seolah-olah tidak membantu.
Identitas ukhuwah kaum muslim terlepas, tidak hanya di kalangan individu dan masyarakat saja, tetapi juga tataran negara. Oleh karenanya, pemandangan muslim ibarat satu tubuh menjadi pemandangan yang langka bahkan nihil di tengah sistem kapitalisme demokrasi.
Dari An-Nu’man bin Basyir, dia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda:
“Perumpamaan orang-orang yang beriman dalam hal saling mencintai, mengasihi, dan menyayangi di antara mereka adalah ibarat satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).”
(HR Muslim No. 4685).
Inilah seindah-indahnya gambaran keeratan, kedekatan, serta kehangatan muslim satu dengan muslim lain. Ketika bagian tubuh sakit, maka bagian tubuh lainnya sigap, ikut andil menolongnya, menyelesaikan masalah bagian yang lain, dan lain sebagainya.
Indonesia dan Palestina jelas memiliki hubungan yang sangat kuat, selain karena hubungan akidah, keberadaan Masjidil Aqsa pun menjadi salah satu pengikat yang cukup kuat terkait relasi muslim Indonesia di Palestina. Bahkan secara historis, Palestina begitu berjasa terhadap Indonesia karena menjadi salah satu negara yang pertama mengakui kemerdekaan Indonesia.
Untuk itulah sudah saatnya umat bersatu padu menyatukan kekuatan untuk membebaskan Palestina dari kekejaman Zionis Israel. Dan semua itu hanya bisa diwujudkan dengan sebuah sistem yang hanya bersumber dari Sang Khalik Pencipta kehidupan, yakni sistem Islam dalam naungan Khil4f4h.
Wallahu'aalm bishahwwab.