| 30 Views
Israel Siap Rebut Lebih Banyak Wilayah, Hamas Akan Terus Melawan

CendekiaPos - GAZA – Ketegangan di Jalur Gaza kembali memanas setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan keinginan untuk memperluas “zona keamanan” di wilayah tersebut. Dalam keterangan resminya, Katz menegaskan bahwa militer Israel akan “menghancurkan dan membersihkan” area Gaza dari apa yang ia sebut sebagai “teroris dan infrastruktur teroris,” yang berdampak pada gelombang evakuasi besar-besaran warga Palestina.
Serangan yang Menelan Korban Jiwa
Berbagai laporan dari rumah sakit setempat menyebutkan sedikitnya 15 warga Palestina tewas akibat serangan udara dan penembakan Israel pada Selasa malam. Korban termasuk 12 jenazah yang ditemukan di bawah reruntuhan rumah di Khan Younis, beberapa di antaranya adalah anak-anak. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa serangan darat Israel berskala besar hanya tinggal menunggu waktu.
Ancaman Lebih Luas di Gaza
Sejak awal pekan, militer Israel telah memerintahkan sekitar 140.000 warga di Rafah untuk meninggalkan rumah mereka. Perintah evakuasi baru juga dikeluarkan untuk sejumlah wilayah di Gaza Utara. Selain itu, sebuah peta dari pihak Israel menunjukkan perluasan zona penyangga di sepanjang perbatasan Gaza–Israel dan Gaza–Mesir, serta pembentukan “Koridor Netzarim” yang membelah Gaza di antara Kota Gaza (utara) dan wilayah selatan.
Perselisihan Gencatan Senjata
Israel kembali menggencarkan operasi militernya di Gaza pada 18 Maret lalu, menuding Hamas menolak perpanjangan gencatan senjata yang diusulkan Amerika Serikat. Hamas sendiri mengklaim bahwa Israel terlebih dahulu melanggar kesepakatan yang telah disepakati pada Januari.
Kekhawatiran Keluarga Sandera
Forum Sandera dan Keluarga Hilang di Israel menyatakan “ngeri saat bangun tidur” mengetahui rencana Israel untuk memperluas operasi. Mereka menuntut pemerintah segera memprioritaskan pembebasan seluruh sandera yang masih ditahan di Gaza. Pada saat yang sama, Katz mendorong warga Gaza untuk “menyingkirkan Hamas,” tetapi tanpa menjelaskan cara konkret melakukannya.
Kondisi Kemanusiaan Semakin Merosot
Sejak 2 Maret, Israel menolak mengizinkan bantuan masuk ke Jalur Gaza—blokade terlama sejak perang dimulai. Akibatnya, pasokan makanan, air, dan obat-obatan menipis, memicu krisis kemanusiaan yang kian parah. Bulan lalu, PBB terpaksa mengurangi operasinya di Gaza setelah delapan petugas medis Palestina, enam responden Pertahanan Sipil, dan seorang staf PBB tewas terkena serangan di Gaza Selatan.
Latar Belakang Konflik
Operasi militer Israel kali ini merupakan respons atas serangan lintas batas Hamas pada 7 Oktober 2023. Dalam serangan tersebut, sekitar 1.200 orang tewas dan 251 orang disandera. Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, lebih dari 50.399 orang di wilayah itu telah tewas sejak perang berkecamuk, dengan jumlah korban terus bertambah di tengah eskalasi terbaru.
Harapan dan Tantangan
Hingga kini, seruan internasional untuk gencatan senjata dan jalur evakuasi aman semakin lantang terdengar. Namun, dengan eskalasi yang terus meningkat, masa depan Gaza masih diliputi ketidakpastian. Warga sipil kini dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan dengan risiko keselamatan di tengah situasi mencekam, atau pergi meninggalkan rumah yang mereka cintai.
Sementara dunia menanti solusi damai, ribuan warga Gaza terjebak dalam bayang-bayang konflik yang seakan tak berujung. Apakah masih ada celah untuk diplomasi? Atau apakah pertumpahan darah akan kembali menorehkan luka panjang di tanah yang telah lama didera krisis ini?