| 329 Views
Balita Dianiaya, Netizen Auto Murka

Oleh : Aydina Sadidah
Dunia maya nasional kini tengah digemparkan dengan sebuah video yang beredar perihal seorang asisten rumah tangga (ART) yang menganiaya seorang balita. Balita tersebut merupakan buah hati dari Cici Chania yang merupakan seorang tiktokers Indonesia.
Kabar ini beredar melalui video yang diunggah Cici sendiri melalui akun Instagramnya. Dalam video yang berdurasi lebih dari satu menit, Nampak sang ART tengah keluar rumah bersama balita yang duduk di stroller, sembari sesekali menyuapinya dengan kasar. Tak hanya itu, ia juga memukul punggung balita dengan kencang mencubit, bahkan hingga membantingnya ke stroller. Melihat anaknya diperlakukan kasar seperti itu, jelas sang Ibu merasa sedih dan hancur.
Kelakuan kasar ART ini baru diketahui oleh Cici setelah tetangganya melaporkan kejadian tersebut kepadanya. Selama ini kelakuan kasar ART tersebut tak pernah diketahui oleh Cici.
Cici sendiri pun mengungkapkan dalam potongan tulisannya di Instagram, "... Kalau dirumah dia ga keliatan main tangan, karena ada CCTV dimana-mana, ternyata diluar kelakuannya kayak gini" (@cicichaniaa , Jum'at, 12/07/24)
Proses hukum pun belum bisa dilakukan, sebab setelah video beredar, sang ART melarikan diri dan memblokir koneksi antara dirinya dengan Cici. Untuk saat ini, Cici hanya mampu meminta bantuan dari netizen untuk membantunya menemukan ART yang kabur tersebut.
Cici sebagai ibu dari korban, jelas menuntut keadilan bagi anaknya, begitupun halnya dengan para netizen yang mendengar kabar ini. Maka tak heran jika kabar ini sontak menjadi perbincangan panas diranah nasional.
Memang bila dilihat kembali, memang kesalahan sepenuhnya jatuh kepada sang ART. Namun, jelas hal ini tak luput pula dari kesalahan sang orang tua. Ketidaktahuan inilah yang membuat kasus ini terlambat untuk terungkap.
Adapun penyerahan penjagaan anak kepada seorang ART membuktikan adanya kelalaian orang tua, serta menimbulkan kesan acuh terhadap tugasnya mengurus anak. Padahal tugas orang tua, khususnya seorang ibu adalah mengurus anaknya.
Mengurus anak merupakan tugas utama orang tua, terlebih lagi seorang ibu. Orang tua adalah madrasah pertama seorang anak, tameng pelindung paling pertama sekaligus paling mutakhir, serta pemberi kasih sayang terbanyak. Peran ini tak bisa digantikan atau bahkan dihilangkan begitu saja. Dengan ini, maka jelas bahwa orang tua sangat berperan untuk perkembangan seorang anak.
Memang terkadang ada orang tua yang berkorban untuk bekerja demi menyokong ekonomi keluarganya. Perlu diluruskan kembali, bahwa bekerja merupakan tugas seorang ayah. Maka bagi para ibu bekerja tidaklah menjadi tugas utama, melainkan satu dari beberapa opsi lain yang bisa dipilih setelah kewajibannya terpenuhi.
Apa kewajiban seorang ibu? Nah, kewajiban seorang ibu ialah mengurus dan mendidik anak-anaknya. Maka apabila bekerja melalaikannya dari tugas utama ini, ia harus meninggalkannya.
Adapun untuk sang ART sendiri, ia telah melanggar kewajibannya sebagai seorang pekerja. Seorang pekerja yang menjual jasanya kepada orang lain, memiliki kewajiban untuk bekerja dengan tekun, berdedikasi, dan menjalankan tugasnya dengan amanah.
Kelakuannya yang kasar terhadap balita yang menjadi asuhannya, telah menunjukan kegagalannya sebagai seorang pekerja. Jelas ia akan dimintai pertanggungjawabannya nanti.
Maka begitulah jika kita berpedoman kepada sistem yang salah, yakni sistem Kapitalisme. Sistem ini telah memaksa manusia untuk terus mencari materi demi memuaskan nafsu duniawinya. Sistem ini telah menjadikan materi sebagai orientasi hidupnya dan ikut membawa para penganutnya kepada ketamakan tiada batas.
Maka muncullah fenomena ibu keluar rumah mencari pekerjaan, yang padahal hal itu adalah tugas seorang ayah. Semuanya demi memenuhi kebutuhan dan keinginan dalam hidupnya. Tujuan yang dikejarnya hanyalah materi dan materi. Secara tak langsung merusak tatanan hidup dunia.
Maka masihkah kita berpegangan kepada sistem yang rusak ini? Adakah solusi tuntas untuk masalah ini? Jelas tak ada solusi lain, selain mengganti sistem yang rusak ini dengan sistem baru yang revolusioner, dan satu-satunya sistem yang mampu mewujudkan hal itu hanyalah sistem Islam.
Islam telah memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok para rakyatnya. Sehingga orang-orang miskin tak perlu hidup dalam bayang-bayang kematiannya lagi. Maka tak akan ada yang namanya seorang ibu keluar rumah demi memenuhi kebutuhan hidupnya, sebab Negara telah memenuhinya
Maka marilah kita berjuang bersama, demi bangkitnya kembali sistem Islam dalam bingkai Khilafah. Yang akan menerapkan syariat Islam dalam seluruh ranah kehidupan, serta mewujudkan kesejahteraan yang abadi. Wallahu a'lam bi ash-showwab. []